Dokter Hantu yang Mempesona

Bertukar Hadiah



Bertukar Hadiah

0Bai Xiao menutup matanya dengan kedua tangannya sambil memalingkan wajah. Dia tidak bisa melihatnya lagi kemudian bergumam. "Sungguh memalukan..."     

Itu adalah kudanya sendiri. Tapi kuda itu malah menggoyangkan pantatnya dan berusaha keras menenangkan hati pemuda berpakaian merah yang ada di hadapannya.     

Kudanya sendiri malah menolak tuannya menaiki punggungnya. Kuda itu bahkan menendangnya demi mengejar pemuda berpakaian merah di sepanjang jalan.     

Bai Xiao sudah memberitahu kuda itu bahwa pemuda berpakaian merah adalah laki-laki. Tapi ia masih saja mendekatinya. Sejak kapan Pak Tua Putih bernafsu pada pria dan wanita?     

"Hahaha, kuda ini menarik juga. Dia sepertinya memahami bahasa manusia."     

"Benar, meskipun kuda itu cukup gemuk, tapi ia lumayan lucu."     

"Jika pemuda berpakaian merah itu tidak bilang apa-apa, aku akan mengira bahwa kuda itu adalah miliknya! Lihat, kuda itu mendekatinya dengan penuh semangat. Dilihat dari penampilannya, apakah kuda itu berusaha mencium pemuda berpakaian merah itu? Hahaha!"     

Ketika candaan mereka terdengar, semua orang di dalam dan luar penginapan tertawa terbahak-bahak. Bagaimanapun juga, pemandangan itu jarang terlihat.     

Saat itu juga, Bai Xiao masuk dan menghampiri meja Feng Jiu. Dia duduk di sana lalu berkata.     

"Pak Tua Putih bukan barang. Kita bisa melupakan pembicaraan tentang rencanaku untuk menjualnya. Tapi karena Pak Tua Putih sangat menyukaimu, maka aku bisa memberikannya kepadamu sebagai hadiah."     

Feng Jiu mengangkat alisnya setelah mendengar hal itu. "Kamu ingin memberikannya kepadaku?"     

"Mm." Bai Xiao mengangguk. Kemudian, dia lanjut berkata.     

"Aku sudah merawat Pak Tua Putih selama beberapa tahun. Kuda itu selalu makan dan tidur sepanjang hari. Kali ini, aku membawanya keluar karena aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Karena aku lihat kuda itu sangat menyukaimu, maka aku akan memberikannya kepadamu."     

"Kalau begitu, terima kasih." Feng Jiu tertawa ceria. Dia membalikkan dua cangkir dengan tegak lalu menuangkan anggur merah. Dia pun berkata. "Mari kita bersulang."     

Bai Xiao mengangkat salah satu cangkir. Dia baru meneguk minumannya sedikit sebelum kembali meletakkannya. "Aku tidak terbiasa minum alkohol."     

"Kalau begitu makan saja," ucap Feng Jiu sambil tersenyum. Dia berseru, "Pelayan! Tolong bawakan dua porsi makanan dan satu porsi sup!"     

"Baik. Akan segera datang!" Pelayan menjawabnya dan segera membuat pesanan.     

"Siapa namamu?" Bai Xiao bertanya sambil menatap Feng Jiu.     

Feng Jiu tersenyum dan menjawab. "Namaku Feng Jiu."     

"Aku Bai Xiao. Seperti yang sudah aku beritahu padamu sebelumnya." Dia berbicara sambil tersenyum. Setelah terdiam sejenak, dia lalu berkata. "Pak Tua Putih sebenarnya sangat mudah dipelihara. Kamu hanya perlu menyiapkan sepuluh kati[1][1] ikan kecil atau udang untuk makanannya. Itu saja."     

'Uhuk! Uhuk!'     

Setelah mendengar hal itu, Feng Jiu tersedak anggur merah dan mulai memukul-mukul dadanya. Dia kemudian bertanya dengan wajah terkejut.     

"Apa kamu bilang? Kamu tidak memberi makan rumput untuknya?"     

Bai Xiao mengangguk. Raut wajahnya terlihat serius saat berkata. "Mm. Pak Tua Putih bukan kuda biasa. Ia adalah Kuda Naga dan termasuk jenis Binatang Roh. Ia hanya bisa makan daging."     

"Memberi makan ikan dan udang? Makanannya bahkan jauh lebih baik dibandingkan dengan makanan manusia! Wajar saja kalau tubuhnya gemuk."     

Feng Jiu melirik Pak Tua Putih yang ada di jendela dan sedang mendengarkan pembicaraan mereka. Feng Jiu mulai berpikir apakah dia sedang mencari masalah.     

Setelah makan, Feng Jiu membayar makanan dan keluar. Dia kemudian berkata kepada Bai Xiao. "Aku masih punya urusan lain. Aku pergi lebih dulu. Jika kita akan bertemu lagi nanti, aku akan membelikanmu makanan enak yang lainnya."     

"Baiklah, jaga dirimu selama dalam perjalanan." Bai Xiao mengepalkan kedua tangan di depan sebagai tanda perpisahan. Dia menatap Pak Tua Putih yang bahkan tidak meliriknya sama sekali. Dia hanya menggelengkan kepala. Dia pun berkata kepada Feng Jiu.     

"Mulai sekarang, aku akan mengandalkanmu untuk menjaga Pak Tua Putih dengan baik."     

"Hehehe. Tenang saja. Aku akan melatihnya dengan baik," ucap Feng Jiu. Senyuman licik terlihat di bibirnya. Dia kemudian melirik Pak Tua Putih yang sedang mengibaskan ekornya.     

Setelah mengucapkan selamat tinggal, Feng Jiu naik ke atas punggung kuda itu dan mengendarainya menuju luar gerbang kota. Namun, mereka baru berjalan sebentar dan Pak Tua Putih sudah mulai membuat masalah…     

[1] kati: satuan berat kuno yang setara dengan  ​6 1⁄4 ons yang ditimbang dan diukur menggunakan alat kati atau katian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.