Dokter Hantu yang Mempesona

Pak Tua Putih Menggoyangkan Pantatnya



Pak Tua Putih Menggoyangkan Pantatnya

0Di sisi lain, Feng Jiu pergi ke penginapan dan berteriak.     

"Pelayan! Bawakan aku hidangan terbaik dan sebotol anggur!"     

"Baiklah. Kami akan segera membawanya!" Pelayan menjawabnya dengan suara yang nyaring. Pelayan itu kemudian datang dengan membawa teko dan tersenyum lebar.     

"Tuan, silahkan minum teh dulu. Makanan dan anggurnya akan segera disiapkan."     

Feng Jiu duduk di samping jendela lantai pertama. Namun ketika dia menengok ke luar jendela dengan santai, dia melihat kuda gemuk itu menengok ke kiri dan kanan di sepanjang jalan. Itu membuat Feng Jiu merasa sangat takut sehingga dia menggeser tempat duduknya ke belakang.     

Ketika kuda gemuk itu sudah lewat, Feng Jiu menghela nafas lega sambil bergumam.     

"Kenapa dia mengikutiku tanpa henti?"     

Feng Jiu mengambil cangkir tehnya dan meniup teh yang masih panas. Ketika dia menghirup aroma teh, dia tiba-tiba mendengar keributan dari luar.     

'Ngiiihhh!'     

Dia baru saja menoleh dan langsung berteriak. "Ahhh!" Cangkir teh itu jatuh ke atas meja sampai tumpah.     

Feng Jiu tidak tahu kapan Pak Tua Putih mendekati jendela. Dia melihat kuda gemuk itu menjulurkan kepala ke arahnya dan mendengus. Mulut kuda itu terbuka. Sepertinya dia sedang tersenyum. Sedangkan ekornya berayun-ayun. Ia seolah-olah berkata 'Lihat, aku bertemu denganmu lagi.'     

"Seperti hantu yang mengikuti aku kemanapun aku pergi!"     

Feng Jiu menatap kuda gemuk itu dengan tatapan kosong. Dia melihat kuda gemuk itu mengangkat kedua kaki depannya di atas jendela. Dia menolak pergi. Kuda itu terus menatap Feng Jiu sehingga kerumunan orang yang ada di sana tertawa terbahak-bahak.     

"Kuda siapa itu? Gemuk sekali!"     

"Kuda itu punya tanduk! Kelihatannya itu bukan kuda biasa."     

"Lihat kuda itu! Dia bahkan tahu bagaimana caranya menempel di jendela!"     

Saat mendengar ejekan dari kerumunan orang itu, pemilik toko segera keluar. "Kuda siapa ini? Apakah kamu tidak bisa membiarkan aku bekerja dengan tenang? Bawa pergi! Bawa pergi!"     

Setelah itu, pemilik toko berbicara seperti hendak meminta maaf kepada Feng Jiu.     

"Tuan, saya minta maaf. Saya tidak tahu kuda siapa yang datang mengganggu tamu kami di sini. Begini saja. Apakah anda ingin duduk di lantai dua?"     

"Tidak usah. Aku duduk di sini saja."     

Feng Jiu melambaikan tangannya dengan acuh tak acuh. Kemudian, dia melihat pemuda yang dia temui sebelumnya keluar dari kerumunan orang sambil berlari. Pemuda itu berteriak dan nafasnya terengah-engah.     

"Ini kudaku! Ini kudaku!"     

Pemuda itu berlari sambil terengah-engah dan segera memegang tali kendali. Dia pun memarahi kudanya. "Kamu membuatku marah! Pak Tua Putih! Aku... Aku pasti akan menjualmu!"     

"Aku yang akan membelinya!" Feng Jiu berteriak sambil memainkan cangkir di atas meja. Dia menatap pemuda dan kudanya yang sedang berdiri di luar.     

"Hah? Ap... Apa?" Pemuda itu tertegun sejenak.     

Feng Jiu tersenyum dan berkata.     

"Aku bilang bahwa aku akan membelinya. Berapa harga kuda itu? Bukankah kamu bilang kalau kamu ingin menjualnya? Kamu bisa menjualnya kepadaku."     

"Ini... Ini..."     

Pemuda itu menggaruk kepalanya kemudian berbicara dengan malu-malu.     

"Aku sebenarnya hanya ingin mengancamnya saja... Aku tidak berniat menjualnya."     

"Kudamu jelas sangat menyukaiku. Lihat, dia sudah mengejarku sejauh ini. Kamu tidak bisa menjinakkannya dengan baik. Bukankah kamu lebih baik menjualnya kepadaku?" Feng Jiu bertanya sambil melihat kuda gemuk yang sedang menempelkan tubuhnya pada jendela. Kedua alis Feng Jiu terangkat. Sudut bibirnya melengkung dan memperlihatkan senyuman licik.     

"Pak Tua Putih, apakah kamu setuju? Kamu mau ikut denganku, kan?"     

'Ngiiihhhh!"     

Pak Tua Putih mengangkat kepalanya dan meringkik keras. Kemudian, dia mengangkat kedua kaki belakangnya dan menendang pemuda itu.     

Ketika melihatnya, Bai Xiao segera melompat untuk menyingkir dari jalan. Wajahnya terlihat merah, entah dia merasa malu atau marah. Dia lalu menampar pantat kuda itu dan kembali memarahinya.     

"Pak Tua Putih! Dasar kuda cabul! Dia adalah pria, bukan wanita! Apa yang membuatmu bersemangat seperti ini?!"     

Feng Jiu hanya bisa tertawa terbahak-bahak ketika melihat mereka.     

"Huh... Awalnya aku tidak begitu menyukainya. Tapi sekarang, aku semakin menyukainya. Apa yang bisa aku lakukan?"     

Ketika Pak Tua Putih mendengar perkataan Feng Jiu, pantatnya mulai berayun ke kiri dan kanan. Kegembiraan terlihat jelas di wajahnya ketika ia meringkuk dan ingin kembali menjilat Feng Jiu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.