Dokter Hantu yang Mempesona

Mengejar di Sepanjang Jalan



Mengejar di Sepanjang Jalan

0Ketika Feng Jiu melompat ke samping untuk menghindarinya, kuda itu terus mengikuti Feng Jiu dan merentangkan wajahnya yang panjang sambil menjulurkan lidahnya. Pemuda di sampingnya kaget. Kemudian, dia menarik tali kendali kuda itu sambil berteriak.     

"Pak Tua Putih! Dia laki-laki!"     

Setelah itu, dia menoleh pada Feng Jiu dan meminta maaf.     

"Pak Tua Putih agak mesum... Sepertinya dia mengira bahwa Tuan adalah seorang gadis karena wajah Anda sangat tampan..."     

Sudut bibir Feng Jiu berkedut saat melihat kuda gemuk yang masih berusaha mendekatinya. Dia pun bertanya pada pemuda itu. "Kuda jenis apa ini? Kenapa ada tanduk di kepalanya?"     

"Ini adalah kuda jenis Binatang Roh. Karena bentuknya seperti kuda dan punya tanduk naga, maka ia disebut dengan Kuda Naga. Kuda Roh lainnya dapat berlari dengan sangat cepat. Tapi karena Pak Tua Putih terlalu banyak makan dan sangat malas… Tubuhnya menjadi sangat gemuk."     

Pemuda itu menatap Kuda Naga itu. Dia terlihat tidak berdaya. Lalu dia kembali berbicara.     

"Aku sebenarnya tidak ingin membawanya keluar. Tapi keluargaku mengatakan bahwa mereka ingin menyembelihnya. Aku tidak ingin membiarkan mereka melakukannya sehingga aku membawanya keluar. Tapi... kami baru sampai setengah jalan ketika dia mulai bertingkah."     

'Ngiiihhh! Ngiihhh!'     

Pak Tua Putih meringkik. Ekornya bergoyang-goyang saat dia berusaha mendekati Feng jiu.     

Feng Jiu tergelitik dengan tingkah lakunya. "Kuda Naga ini terlihat sangat cerdas." Saat Feng Jiu mengatakannya, dia mengulurkan tangannya dan membelai kepala kuda itu. Kuda itu tiba-tiba berbaring di atas tanah. Kedua kakinya menendang-nendang di udara. Dia terlihat sangat senang.     

Sudut bibir Feng Jiu kembali berkedut. Dia pun berpikir dalam hati .     

[Benar-benar kuda mesum!]     

"Namaku Bai Xiao, bagaimana denganmu?"     

Feng Jiu melirik pemuda itu dan menjawab.     

"Kita hanya kebetulan bertemu. Apakah kamu perlu menanyakan namaku?" Setelah mengatakan hal itu, Feng Jiu menepuk kedua kepalan tangan di depannya sebagai salam perpisahan. Kemudian, dia terus berjalan maju dengan menggunakan Cloud Tracing Steps sehingga dia bisa bergerak sangat cepat. Dia menempuh jarak 50 meter dalam sekejap.     

'Ngiihhh!'     

Ketika Pak Tua Putih yang baru berbaring melihat Feng Jiu pergi, dia segera berdiri sambil meringkik keras. Keempat kakinya berjalan dengan kuat ketika dia mengejar Feng Jiu.     

"Hei! Pak Tua Putih, tunggu! Aku belum naik!"     

Bai Xiao berteriak kaget. Dia masih memegang tali kendali dan terpaksa berlari karena terseret.     

Saat mendengar ada keributan di belakangnya, Feng Jiu menoleh dan tiba-tiba ingin menyembunyikan wajah dengan kedua tangannya. Dia pun mempercepat langkahnya. Tanpa disangka, Pak Tua Putih yang gemuk itu tidak berlari seperti kuda biasa saat mengejar Feng Jiu. Kuda itu tidak ingin melepaskannya...     

Feng Jiu sadar bahwa dia hampir sampai di kota. Dia memperlambat larinya lalu menghembuskan nafas. Saat menoleh ke belakang, Feng Jiu tiba-tiba berhenti berjalan.     

"Cih! Ini membuatku gila!"     

Bai Xiao jatuh dari punggung kuda. Seluruh tubuhnya terbaring di tanah sambil terengah-engah. Ketika melihat Pak Tua Putih mendekati pemuda berpakaian merah itu lagi, mata Bai Xiao terbelalak tanpa bisa mengatakan sepatah kata pun.     

Feng Jiu menatap kuda mesum yang sedang meneteskan air liur di hadapannya.     

[Bagaimana cara menjelaskannya...!]     

Kuda Naga itu sama sekali tidak terlihat jantan. Dia justru terlihat seperti gumpalan lemak yang lembek. Tidak enak dilihat. Meskipun kecepatan berlarinya tidak terlalu lambat, tapi Feng Jiu tidak ingin diikuti oleh kuda gemuk yang seperti itu.     

"Hei, awasi kudamu. Jangan biarkan dia mengikuti aku lagi," ucap Feng Jiu sambil menatap pemuda yang sedang ada di atas tanah. Dia segera melintas dengan cepat melewati gerbang kota dan menghilang di antara kerumunan orang.     

Pak Tua Putih tertegun sesaat. Kemudian, dia melompat sambil meringkik nyaring dan terus mengejar Feng Jiu.     

Bai Xiao hanya bisa menggertakkan gigi sambil menatapnya dengan penuh amarah. Dia pun berteriak. "Pak Tua Putih! Dasar bodoh! Kalau kamu terus berlari, maka aku tidak akan menginginkanmu lagi!" Setelah mengatakan hal itu, Bai Xiao segera berdiri dan mengejar kudanya lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.