Dokter Hantu yang Mempesona

Bertarung dengan Piton Raksasa



Bertarung dengan Piton Raksasa

0Feng Jiu kelelahan karena menarik si Gemuk sambil berlari. Dia pun berteriak sambil masih terus berlari. "Si Gemuk, cepatlah! Lemparkan telur ke piton itu! Cepat!"     

Setelah dikejar sejauh ini oleh piton itu, siapapun tidak akan menduga bahwa masalah ini disebabkan oleh telur yang dipegang oleh si Gemuk.     

"Oh, oh! Baiklah!" Si Gemuk menjawabnya dengan terburu-buru. Dia langsung melemparkan telur itu pada piton raksasa yang sedang mengejar mereka sambil berteriak. "Ambil ini!"     

Namun beberapa saat kemudian, seluruh tubuhnya menjadi tegang.     

Feng Jiu hanya mendengar suara retakan. Ketika dia menoleh ke belakang, dia melihat telur yang pecah berkeping-keping di tanah. Telur ular yang bahkan belum terbentuk itu berubah menjadi lendir berwarna kuning dan putih yang lengket...     

"Dasar bodoh!"     

Mereka melihat tubuh piton itu menjadi tegang. Kepalanya menunduk dan mengendus bau telur yang pecah. Kemudian, piton itu mendongak. Kedua matanya berubah menjadi merah. Piton itu segera mengejar mereka berdua dengan sangat cepat.     

"Ahhhhh! Aku tidak bermaksud begitu!!"     

Si Gemuk tiba-tiba merasa tidak enak badan. Piton itu membuka dan menutup dagunya sehingga tubuh si Gemuk menjadi kaku. Dia takut jika piton itu akan menggigit dan menelannya...     

Saat menyadari bahwa berlari tidak akan menyelesaikan masalah, Feng Jiu menggertakkan giginya. Dia menggunakan kecepatan berlarinya untuk melempar si Gemuk jauh ke depan.     

"Cepat! Lari!"     

Tatapan Feng Jiu tertuju pada pohon besar yang ada di depannya. Tanpa si Gemuk, kecepatannya meningkat. Oleh karena itu, dia mengumpulkan Qi dalam tubuhnya dan berlari dengan lebih cepat. Kemudian, dia melompat dan menginjakkan kaki di ranting pohon untuk memutar tubuhnya ke belakang. Dia melompat tepat menuju piton raksasa yang sedang mengejar si Gemuk.     

Feng Jiu jatuh dan menginjak tubuh licin sang piton raksasa. Dia langsung mengeluarkan belatinya dan menusuk tubuh piton itu dengan sangat kuat!     

'Hiss! Hisssss!'     

Kedua mata piton raksasa yang berwarna merah terlihat sangat tajam. Piton itu memutar sebagian tubuhnya dan segera bergerak ke arah Feng Jiu. Saat dia melihat ekor ular itu melesat ke arahnya, dia ingin melompat. Namun, tubuh piton yang dia injak tiba-tiba bergerak sehingga dia terpeleset. Tubuh Feng Jiu langsung tertangkap dan dililit oleh piton itu.     

"Ahhh!"     

Piton sepanjang enam meter itu punya kekuatan yang sangat besar. Hanya dengan mempererat lilitannya sedikit saja, Feng Jiu langsung tidak bisa bergerak sama sekali. Tulang-tulang di seluruh tubuhnya tertekan seolah-olah akan dihancurkan. Rasa yang sangat menyesakkan serta perasaan tidak berdaya membuat dia kembali sadar bahwa dia masih terlalu lemah.     

"Jiu Kecil!"     

Si Gemuk yang berhasil kabur tiba-tiba datang kembali. Kedua tangannya mengumpulkan api untuk menyerang piton itu. Ketika piton raksasa itu melihatnya, ia seolah-olah melihat orang yang telah membunuh ayahnya. Kedua matanya terlihat merah menyala. Piton itu membuka dagunya lebar-lebar sambil menyerang si Gemuk.     

Feng Jiu sedikit linglung karena tercekik. Dia bisa merasakan keringat dingin yang mengalir dari tubuhnya. Namun saat Feng Jiu mendengar suara si Gemuk, dia memaksa dirinya agar dia kembali sadar. Kedua tangan dan kakinya tidak bisa bergerak karena dililit oleh ular itu. Jadi, dia membuka mulutnya dan menggigit tubuh piton itu sekuat mungkin. Feng Jiu merasakan sesuatu yang hangat dan bau darah piton memenuhi mulutnya. Dia segera menelannya karena tidak ingin melepaskan gigitannya.     

'Hiss!'     

Piton raksasa itu mendesis kesakitan. Ia mempererat lilitannya pada tubuh Feng Jiu dan ingin meremukkan badannya sampai mati. Namun, rasa sakit dan darah di tubuhnya bergejolak. Piton itu mendesis marah sambil mengibaskan ekornya untuk melempar Feng Jiu.     

Feng Jiu mengendalikan dirinya ketika dia masih berada di udara. Dia juga segera memutar tubuhnya. Dia mengangkat belati yang berkilau tajam. Kemudian, dia mengarahkan belati itu pada titik vital yang ada di tubuh piton itu. Dengan memanfaatkan masa-masa saat dia terjatuh dari ketinggian, dia menusuk belatinya dengan kejam...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.