Dokter Hantu yang Mempesona

Pelarian Rahasia!



Pelarian Rahasia!

0"Wajah yang penuh dengan cinta?"     

Suara yang terdengar mempesona itu datang dari belakang Bayangan Satu. Seluruh tubuhnya menjadi tegang. Dia menatap Serigala Abu-abu yang sedang berdiri di sana sambil menundukkan kepalanya dengan hormat. Dia mengutuk dalam hati.     

[Dimana letak persaudaraan kita?! Dia bahkan tidak memberitahuku jika Tuan datang!]     

Bayangan Satu segera membalikkan badan dan melihat wajah Tuan yang ada di hadapannya. Sudut bibirnya berkedut saat dia menyapa Tuan Neraka. "Tu... Tuan."     

"Apakah wajahku dipenuhi dengan cinta akhir-akhir ini?" Tuan Neraka bertanya. Tatapannya yang sangat tajam tertuju pada Bayangan Satu sehingga Bayangan Satu merinding.     

"Tidak sama sekali." Serigala Abu-abu menundukkan kepalanya. Dia terlihat sangat menyedihkan.     

"Tuanmu sepertinya telah mendengar bahwa kamu penasaran dengan perasaan pria? Kalau begitu... Serigala Abu-abu, lemparkan dia ke Menara Angin Jernih. Biarkan dia mengamatinya di sana selama tiga hari."     

Kemudian, Tuan Neraka membalikkan badan dan kembali ke kamarnya.     

"Tu... Tuan."     

Wajah Bayangan Satu sangat sedih. Dia berteriak di belakang badan Tuan Neraka yang saat ini sedang pergi menjauh.     

"Anak buah anda sama sekali tidak tertarik pada pria. Saya juga tidak ingin mencari tahu tentang mereka... Anak buah anda tidak ingin pergi ke Menara Angin Jernih..."     

"Hehe, sudahlah. Tuan tidak pernah menarik kata-katanya. Mari ikut denganku. Atas nama persaudaraan, aku akan mengantarmu. Hahaha!" Serigala Abu-abu menertawakan kesialan Bayangan Satu. Dia menepuk pundak Bayangan Satu lalu membawanya keluar.     

Bayangan Satu menatap Serigala Abu-abu dengan tajam. Kemudian, dia bertanya dengan penuh amarah. "Serigala Abu-abu! Kamu sengaja melakukannya, kan?"     

"Aku mengedipkan mata berkali-kali kepadamu. Tapi kamu sama sekali tidak menyadarinya! Siapa yang akan kamu salahkan? Ayo, Tuan sudah memberikan banyak belas kasihan kepadamu. Ketika aku dilemparkan ke Menara Angin Jernih, aku tidak hanya diperintahkan untuk mengamati. Tapi kamu berbeda. Kamu hanya perlu mengamatinya agar kamu tidak bertanya lagi."     

Dengan demikian, setelah Serigala Abu-abu kembali selama dua hari, sekarang giliran Bayangan Satu yang dibawa ke Menara Angin Jernih...     

Semua tidak ada hubungannya dengan Feng Jiu. Dia sedang berada di halaman sambil memikirkan cara untuk melarikan diri.     

Keesokan harinya, Serigala Abu-abu datang ke halaman Feng Jiu pada siang hari. Dia mengetuk pintu. "Dokter Hantu."     

Feng Jiu membuka pintu lalu keluar. Dia melihat Serigala Abu-abu di sana dan bingung.     

"Ada apa?" [Serigala Abu-abu masih berani menemuinya lagi? Apakah dia tidak takut jika aku kembali menunjukkan jarumku padanya?]     

"Tuan ingin mengajakmu makan bersama." Serigala Abu-abu berbicara sambil menatap wajah Feng Jiu yang penuh dengan salep hitam dan hijau. Dia tidak paham kenapa Tuan ingin bocah ini makan bersamanya...     

Setelah mendengar ucapannya, Feng Jiu tertawa malu-malu.     

"Tidak perlu, tidak perlu... Katakan saja padanya kalau aku sudah makan."     

Kemudian, Feng Jiu langsung kembali ke kamar dan menutup pintu dengan erat.     

Serigala Abu-abu mengerutkan alisnya ketika dia melihat sikap Feng Jiu. Namun, dia tidak berani menyeretnya. Oleh karena itu, dia hanya kembali untuk melaporkannya pada Tuan.     

Di halaman utama, Tuan Neraka mendengar laporan dari Serigala Abu-abu. Raut wajahnya menjadi suram. [Wanita itu menghindariku!]     

Ketika melihat raut wajah Tuan yang tidak ramah, Serigala Abu-abu tidak berani mengatakan sepatah kata pun. Dia hanya berdiri di samping untuk berjaga.     

Saat itu, seorang kultivator berjubah hitam masuk ke halaman dengan tergesa-gesa. Dia berlutut dengan satu kaki pada Tuan Neraka.     

"Salam, Tuan!"     

Tuan Neraka memandangnya dan bertanya. "Kenapa kamu kembali?"     

"Tuan, anak buah anda berhasil menangkap orang itu. Dia sedang menunggu Tuan untuk menginterogasinya."     

Setelah mendengar ucapannya, Tuan Neraka memicingkan matanya. Dia segera berdiri dan berkata. "Tunjukkan jalannya!"     

Feng Jiu mendengar kabar bahwa Tuan Neraka sedang meninggalkan istana. Dia menunggu sampai malam setelah Pak Tua Lin menyimpan semua tanaman obat. Kemudian, dia menyelipkan ginseng seribu tahun ke dalam ruang dimensi lalu berjalan keluar melewati pembatas. Dia pun meninggalkan Menara Medis...     

Ketika Tuan Neraka kembali malam itu, Pak Tua Lin segera melapor sambil merasa kebingungan.     

"Tuan! Si Hantu mencuri ginseng seribu tahun dan dia melarikan diri!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.