Dokter Hantu yang Mempesona

Cinta yang Membahagiakan



Cinta yang Membahagiakan

0"Pakailah saja jubahku saat kamu kembali."     

Suara yang serak itu terdengar dari arah belakang Feng Jiu. Nafas yang hangat berhembus ke telinganya. Itu membuat dia merasa geli. Feng Jiu agak menunduk dan melihat lengan yang kekar melingkar di tubuhnya dari belakang. Lengan Tuan Neraka memeluk Feng Jiu setelah dia memasangkan jubah di tubuh Feng Jiu. Dari depan hingga ke belakang, seluruh tubuh Feng Jiu tertutup oleh jubah itu.     

Feng Jiu tidak menoleh ke belakang. Seluruh tubuhnya membeku. Bukan hanya karena Tuan Neraka tiba-tiba memasangkan jubah di tubuhnya, tetapi karena tubuhTuan Neraka yang sedang menempel di belakangnya... sedang tidak mengenakan sehelai kain.     

"Ehm, terima kasih."     

Feng Jiu bergumam kemudian bergegas keluar. Ini pertama kalinya ada orang yang bersikap sangat menyebalkan padanya. Namun, dia harus berterima kasih untuk hal itu. Sungguh memalukan!     

Tuan Neraka melihat Feng Jiu melarikan diri dengan langkah yang kacau seolah-olah dia sedang menghindari ajalnya. Sudut bibir Tuan Neraka melengkung ke atas dan menunjukkan senyuman bahagia.     

Bayangan Satu sedang berjaga di luar mata air panas. Tiba-tiba, dia melihat sosok yang bergegas keluar dari mata air panas. Dia sangat terkejut sampai kedua matanya terbelalak.     

"Kenapa... Kenapa kamu keluar?"     

Feng Jiu hanya melirik Bayangan Satu tanpa mengatakan sepatah kata pun. Dia menarik jubah luar yang menyelimuti tubuhnya dengan erat. Kemudian, dia berjalan menuju halaman kecil miliknya.     

"De... Demi Surga! Apakah aku memang melihatnya dengan jelas? Apakah dia memakai jubah luar milik Tuan?" Bayangan Satu berseru sambil menatap Feng Jiu yang menghilang di kegelapan malam. Dia ingin berlari ke mata air panas untuk melihat apa yang sedang terjadi. Tapi, ada pembatas yang dipasang di seluruh mata air panas. Dia tidak bisa masuk ke dalam!     

Tuan Neraka segera keluar sambil mengenakan jubah dalamnya saja. Bayangan Satu bergegas memberikan salam. Kemudian, dia bertanya dengan gugup.     

"Tu... Tuan, kenapa anak buah anda... melihat Dokter Hantu ke... keluar dari dalam?"     

[Mereka berdua tidak mungkin mandi bersama di dalam, kan?]     

Tuan Neraka terlihat sangat tampan seperti dewa. Dia seperti makhluk dari surga. Apakah dia benar-benar mandi dengan Dokter Hantu yang lemah dan berwajah cacat itu? Membayangkannya saja sudah membuat sudut bibirnya berkedut. Bayangan Satu tidak ingin memikirkannya lebih jauh lagi.     

"Kebetulan dia sedang berendam di mata air panas," jawab Tuan Neraka. Sudut bibirnya melengkung membentuk senyuman tipis. Kemudian, dia berjalan menuju halaman rumahnya.     

Bayangan Satu menatap langit tanpa bisa mengatakan apa-apa.     

[Kebetulan? Apakah itu memang kebetulan? Tuan tidak pernah mandi di mata air panas pada jam seperti ini...]     

Lagipula, wajah Tuan terlihat sangat bahagia dan berbunga-bunga. Tidak mungkin jika Tuan tidak punya motif apa pun...     

Setelah kembali ke halaman utama, Tuan Neraka masuk ke dalam kamarnya sementara Bayangan Satu sedang berjaga di halaman.     

Tapi, hati Bayangan Satu merasa sedikit terganggu. Dia bahkan tidak sadar jika Serigala Abu-abu sedang berdiri di hadapannya.     

"Hei, kenapa kamu terlihat aneh selama beberapa hari ini?" Serigala Abu-abu bertanya dengan agak canggung. Lalu dia menepuk bahu Bayangan Satu.     

Bayangan Satu hanya melirik Serigala Abu-abu. Dia tidak berniat untuk berbicara dengannya. Namun, setelah berpikir selama beberapa saat, dia melirik pintu yang sedang tertutup rapat. Kemudian, dia berbisik.     

"Serigala Abu-abu, ketika kamu berada di Menara Angin Jernih... Apakah kamu melihat pria yang sedang bersenang-senang dengan para gigolo?"     

"Tentu saja aku melihatnya!" Serigala Abu-abu berseru sambil mengangguk. Ketika dia mengingat ototnya sedang dibelai, dia menjadi merinding.     

"Lalu... Bagaimana pria dan pria bisa melakukan 'itu'?"     

"Kenapa kamu mau tahu? Hehe, kenapa kamu tidak membicarakannya dengan Tuan? Mungkin Tuan bisa mengirim kamu ke Menara Angin Jernih untuk memperluas pemikiranmu." Serigala Abu-abu mencibirnya.     

Bayangan Satu mengabaikan cibirannya. Dia berbicara sambil gelisah.     

"Aku sangat mencemaskan Tuan sekarang."     

"Apa maksudmu?" Serigala Abu-abu terkejut dan tidak memahami perkataan Bayang Satu.     

"Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa Tuan memberikan perlakuan yang berbeda pada Dokter Hantu? Mereka bahkan berendam bersama di mata air panas di gunung belakang tadi malam. Kamu mungkin tidak melihatnya. Tapi ketika Tuan keluar dari sana, raut wajahnya terlihat sangat bahagia dan penuh dengan cinta! Astaga, aku takut ada sesuatu yang terjadi padanya!"     

Bayangan Satu menoleh pada Serigala Abu-abu. Dia melihat Serigala Abu-abu mengedipkan mata padanya berulang kali. Dia pun bertanya dengan bingung.     

"Matamu kenapa?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.