Dokter Hantu yang Mempesona

Kamu Terlalu Memikirkannya



Kamu Terlalu Memikirkannya

0Tatapan Tuan Neraka tertuju pada bibir lembut yang sedang tersenyum licik. Jantung Tuan Neraka berdetak dengan kencang.     

Dia melirik raut wajah Feng Jiu yang terlihat menggoda. Suaranya terdengar pelan dan agak serak ketika berkata. "Sepertinya aku tidak bisa melepaskannya."     

Feng Jiu awalnya ingin mengolok-olok Tuan Neraka, tapi sudut bibirnya menjadi berkedut setelah mendengar kata-kata itu. Dia melihat wajah tampan itu mendekatinya. Seluruh tubuh Feng Jiu memberontak dan ingin melepaskan diri dari dekapan Tuan Neraka. Dia melompat dan segera mundur dari Tuan Neraka sambil memandangnya dengan waspada. Wajah Feng Jiu terlihat marah.     

"Tuan Neraka! Aku tidak tertarik dengan pria! Bahkan jika kamu berusaha mencari lelaki untuk dirusak, kamu tidak bisa merusak aku! Aku baru berusia lima belas tahun. Aku bagaikan sebuah bunga yang masih kuncup. Aku tidak mau dirusak olehmu."     

Di luar pintu, Bayangan Satu mengangguk setelah mendengarnya. Dia berpikir.     

[Benar! Benar sekali! Tuan, jika kamu adalah seorang homo, kamu tidak perlu memilih bocah itu! Apa bagusnya dia? Selain aneh dan licik, dia juga berwajah cacat! Jika Tuan benar-benar tertarik pada bocah itu, bukan berarti Tuan bisa merusaknya! Justru Tuan yang akan dirusak oleh bocah itu!]     

Tuan Neraka tidak bisa mengatakan sepatah katapun setelah mendengar ucapan Feng Jiu.     

[Ketertarikan pada pria? Siapa bilang dia punya ketertarikan semacam itu? Kenapa pikiran wanita selalu penuh dengan omong kosong?]     

Tuan Neraka melihat raut wajah Feng Jiu yang sedang terkejut. Hatinya yang goyah sedikit demi sedikit menjadi tenang. Dia memandang Feng Jiu dan suaranya menjadi tajam.     

"Kamu terlalu berlebihan memikirkannya. Aku tidak memiliki kebiasaan yang seperti itu."     

Apakah Feng Jiu akan mempercayai kata-kata itu? Tentu saja tidak!     

Oleh karena itu, Feng Jiu hanya tersenyum malu-malu sambil berjalan keluar.     

"Sebenarnya, aku juga berpikir jika kamu tidak mungkin begitu. Bayangan Satu juga mengatakannya. Kamu seorang pria yang tampan. Kalau tidak, Bayangan Satu tidak akan membawakan dua wanita cantik untukmu, kan?"     

Bayangan Satu yang ada di luar hampir menangis setelah mendengarnya.     

[Bisakah kamu tidak membawa bawa namaku pada setiap ucapanmu?]     

Tuan Neraka tetap duduk di kursinya dan tidak bergerak sama sekali. Jarinya sesekali mengetuk atas meja dengan ringan. Dia melihat Feng Jiu berjalan perlahan sampai di luar pintu.     

"Sekarang sudah larut malam. Aku tidak akan mengganggu istirahat Tuan."     

Feng Jiu kemudian segera berlari. Dia tidak lagi muncul.     

"Bayangan Satu."     

Bayangan Satu mempersiapkan diri setelah mendengar panggilan dari Tuan.     

Dia berjalan masuk. "Tu... Tuan."     

"Kamu mengatakan padanya bahwa aku menyuruhmu membawa dua wanita ke sini untuk menemani aku tidur?" Tuan Neraka bertanya. Kedua matanya yang tersenyum samar tertuju pada Bayangan Satu sehingga Bayangan Satu tidak berani mengangkat kepalanya.     

"Anak buah anda... bertemu dengan Dokter Hantu di paviliun. Dia menanyakan tentang hal itu. Anak buah ada lalu... lalu..." Keringat dingin muncul di dahi Bayangan Satu. Dia tiba-tiba tidak bisa berbicara dengan lancar.     

"Apakah kamu juga ingin tinggal di Menara Angin Jernih selama beberapa hari?"     

Wajah Bayangan Satu langsung menjadi pucat setelah mendengarnya. Dia berlutut dengan suara yang keras. "Tuan, tolong redakan amarah anda. Anak buah anda tidak akan melakukannya lagi!"     

"Enyahlah dari sini! Jika ini terjadi lagi, maka kamu tidak akan dimaafkan!" Tuan Neraka melambaikan tangannya dan menyuruh Bayangan Satu pergi.     

"Baik, Tuan." Bayangan Satu menghela nafas lega dalam hati. DIa segera berdiri dan keluar dari kamar.     

Setelah Bayangan Satu pergi, Tuan Neraka memikirkan cara Feng Jiu menghindarinya seolah-olah dia adalah kalajengking beracun. Tanpa sadar, alisnya mengerut. Tuan Neraka mengusap dagunya sambil berpikir.     

[Apakah menurutnya wajahku kurang tampan?]     

[Seharusnya tidak. Aku masih sangat percaya diri dengan penampilanku. Tapi jika itu benar, kenapa dia tidak menganggapnya seperti itu?]     

[Apakah aku harus belajar untuk memikatnya dengan ketampananku?]     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.