Dokter Hantu yang Mempesona

Tidak Ingin Melepaskan



Tidak Ingin Melepaskan

0Tuan Neraka melihat sosok berpakaian merah dan kedua matanya menyipit. Dia segera berlari untuk menangkap sosok yang terjatuh tersebut.     

Feng Jiu melingkarkan kedua tangannya di leher Tuan Neraka. Dia menyandarkan wajahnya di samping kepala Tuan Neraka. Ketika Feng Jiu menyadari bahwa dirinya aman, dia mendongak dan melihat wajah Tuan Neraka yang suram. Feng Jiu pun tersenyum malu-malu.     

"Oh, Tuan Neraka. Apakah aku mengganggumu...?"     

Tuan Neraka sedang tidak mengenakan topeng. Entah kenapa, Feng Jiu merasa telah mengenali wajahnya dengan baik.     

Bayangan Satu akhirnya menyadari bahwa dia adalah Feng Jiu. Dia tanpa sadar menepuk dahinya sambil berpikir. [Kenapa bocah itu ada di mana-mana? Benar-benar tidak terduga!]     

Terlebih lagi ketika bocah itu terjatuh, Tuan Neraka langsung berlari menangkapnya seolah-olah Tuan Neraka takut jika bocah itu akan terluka. Wajahnya pucat ketika dia melihat Tuan Neraka yang sangat cemas.     

[Astaga! Mata Tuan tertuju pada bocah itu!]     

Tuan Neraka menggendong bocah itu sambil mendekapnya. Raut wajah Tuan Neraka sangat suram. Suaranya terdengar penuh amarah ketika berkata.     

"Apa yang sedang kamu lakukan di atas atap? Apakah kamu tahu bahwa kamu bisa dicurigai sebagai pembunuh bayaran?"     

[Sialan! Kenapa wanita ini sangat sulit dikendalikan!]     

[Jika dia tidak melihat bahwa sosok itu adalah Feng Jiu, maka dia pasti sudah mati!]     

"Hehehe, aku naik ke atas atap karena... Karena ingin memandang bulan! Benar! Memandang bulan."     

Feng Jiu terus tersenyum malu-malu. Dia tiba-tiba menyadari bahwa Tuan Neraka masih menggendongnya, dia segera berkata. "Tuan Neraka, kamu bisa menurunkan aku sekarang."     

Saat itu, tatapan Tuan Neraka tertuju pada tangan Feng Jiu. Pakaian merahnya sobek dan ada luka parah di lengannya.     

Feng Jiu mengikuti arah pandangan Tuan Neraka yang tertuju pada tangannya. Kemudian, Feng Jiu berbicara sambil tertawa. "Pasti itu luka goresan saat aku terjatuh. Tidak masalah. Tanganku akan baik-baik saja setelah aku membalutnya."     

Setelah Feng Jiu mengatakan hal itu, dia berusaha turun dari dekapan Tuan Neraka. Siapa sangka bahwa Tuan Neraka tidak mau melepaskan dekapannya. Tatapannya yang tertuju pada Feng Jiu sangat tajam dan dipenuhi dengan amarah. Feng Jiu merasa tegang. Dia tidak berani bergerak sedikitpun.     

[Apa yang salah dengan Tuan Neraka? Dia mengabaikan dua wanita anggun yang sedang berdiri di sana, tapi dia justru mendekap 'pria' ini dengan erat?]     

"Tuan Neraka, kamu..."     

"Diam!"     

Suara Tuan Neraka terdengar menggelegar. Dia menggendong Feng Jiu dan berjalan menuju meja. Ketika dia melihat dua wanita itu masih berlutut di sana, dia tanpa sadar mengerutkan alisnya sambil berkata.     

"Bayangan Satu, bawa mereka kembali!"     

"Tuan..."     

"Jangan!"     

Feng Jiu berteriak. Dia menatap Tuan Neraka yang sedang mendekap tubuhnya dan tidak ingin melepasnya. Dia segera berkata. "Bukankah mereka dibawa ke sini untuk menemani Tuan tidur? Kenapa Tuan mengusir mereka? Lihatlah dua wanita itu, mereka sangat cantik. Sayang sekali jika dua sosok yang sangat mempesona ini harus kembali!"     

Ini pertama kalinya Bayangan Satu setuju dengan Feng Jiu. Dia merasa kata-kata Feng Jiu persis dengan apa yang dia pikirkan.     

[ Tuan meminta dua wanita untuk menemaninya setelah sekian lama dia tidak menyentuh wanita. Jika dia harus mengantar mereka berdua kembali sekarang, bukankah sia-sia saja dia menyibukkan diri hingga gelisah selama ini?]     

[Dia sebenarnya tidak masalah jika harus menyibukkan diri walaupun hasilnya sia-sia saja. Tapi masalahnya adalah... Tuan sekarang sedang tersesat! Apa yang harus dia lakukan?]     

"Menemani aku tidur?"     

Tuan Neraka menoleh pada Feng Jiu. "Siapa yang bilang bahwa mereka akan menemaniku tidur?"     

"Bayangan Satu!" Feng Jiu menjawabnya tanpa memikirkannya terlebih dahulu.     

Setelah mendengar jawaban Feng Jiu, Tuan Neraka langsung menatap Bayangan Satu dengan tajam. Kemudian dia menundukkan kepalanya dan menatap Feng Jiu yang masih didekap olehnya. Dia bertanya. "Jadi... kamu diam-diam mengintip lewat atap kamarku?"     

"Hehe, itu karena aku belum pernah melihat hal yang menarik seperti itu..." Feng Jiu sadar bahwa yang salah dengan ucapannya. Dia langsung menutup mulutnya dengan erat.     

Bayangan Satu sudah tidak tahan hanya berdiri dan melihat. Dia mungkin akan dilemparkan dengan keras setelah ini. Dia segera memberikan saran. "Tuan, bisakah anda... menurunkan Dokter Hantu lebih dulu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.