Dokter Hantu yang Mempesona

Sibuk dan Bingung



Sibuk dan Bingung

0"Tidak banyak yang aku lakukan. Aku hanya membantu dia ganti baju lalu segera tidur."     

Suara Feng Jiu terdengar agak tidak berdaya. [Sekarang aku adalah seorang pria, oke? Kenapa mereka bertanya sambil menatapku seperti itu? Apakah mereka pikir aku melakukan sesuatu yang aneh dengan Tuan?]     

"Ti... Tidur?"     

Pak Tua Lin berbicara sambil terkejut. Nada suaranya agak naik. Ketika mengatakan hal itu, semua orang yang ada di halaman menoleh ke arah mereka.     

"Untuk apa kamu berteriak sekeras itu? Kami tidur secara terpisah," ucap Feng Jiu sambil memutar bola matanya.     

"Huff! Kamu hanya membuat pria tua ini merasa takut."     

Pak Tua Lin menepuk dadanya sambil menghela nafas. "Oh, benar! Beberapa hari ke depan, tolong racikkan obat untuk aku! Tidak masalah jika itu adalah obat tingkat tiga. Tapi akan lebih baik jika kamu meracik obat tingkat empat sebanyak dua atau tiga botol."     

Ketika mendengar ucapan Pak Tua Lin, Feng Jiu kembali memutar bola matanya sambil berkata.     

"Baiklah, aku akan naik ke atas dan mengambil tanaman obat." Kemudian, dia naik ke lantai atas.     

Tidak peduli bagaimana Tuan Neraka memperlakukan pemuda itu, dia diizinkan mengambil tanaman obat apapun yang dia inginkan. Pak Tua Lin hanya perlu mencatatnya. Oleh karena itu, dia tidak mengikuti pemuda itu.     

Dua hari kemudian, di gedung utama.     

Tuan Neraka duduk di meja batu yang terletak di halaman. Dia menopang kepalanya dengan satu tangan sambil memegang buku dengan tangannya yang lain. Tatapannya tidak terlepas dari halaman buku itu. Dia terlihat sangat fokus tapi...     

Sudut bibir Bayangan satu berkedut. Dia menatap langit dan tidak tahu harus berbicara apa.     

Dia sudah berdiri di sana hampir dua jam. Pikirannya bergejolak.     

[Haruskah aku memberitahu pada Tuan kalau buku yang dia pegang terbalik?]     

Namun karena Tuan Neraka membalik halaman beberapa kali, Bayangan Satu menjadi berpikir apakah buku itu memang dibaca secara terbalik?     

"Bayangan Satu."     

Setelah mendengar Tuan Neraka memanggilnya, Bayangan Satu langsung tersadar dari lamunannya dan langsung menjawab dengan lantang. "Saya di sini, Tuan!"     

Tuan Neraka mendongak. Dia melihat Bayangan Satu berdiri tegak dengan dada membusung dan terlihat bersemangat. Tuan Neraka merasa agak kebingungan. "Apa yang sedang kamu lakukan?"     

"Saya menunggu perintah dari Tuan!"     

Tuan Neraka mengawasi Bayangan Satu mulai dari kepala sampai kaki. Setelah merenung selama beberapa saat, dia bertanya.     

"Katakan padaku, ketika seseorang tanpa sadar selalu memikirkan orang lain, apa penyebabnya?"     

"Ingin membunuhnya!"     

Bayangan Satu menjawab pertanyaan Tuan Neraka tanpa berpikir. Jika ada seseorang yang selalu muncul dalam pikirannya, maka dia adalah orang yang sangat ingin dia bunuh.     

Tuan Neraka meliriknya dengan tatapan aneh setelah mendengar hal itu. Lalu dia berkata.     

"Jika bukan ingin membunuh tapi ingin..." Kata-katanya terhenti. Dia seolah-olah sulit mengutarakan apa yang ada dalam pikirannya.     

"Bukan ingin membunuhnya?"     

Bayangan Satu tiba-tiba menatap Tuan Neraka. Dia terlihat baru saja memikirkan sesuatu. Dia merasa ragu. "Tuan, jika seorang pria memikirkan seorang wanita, mungkin pria itu kepadanya. Tapi..."     

"Tapi apa?"     

"Tapi jika seorang pria memikirkan pria lain... saya khawatir pria itu juga tertarik dengan sesama jenis."     

Bayangan Satu mengucapkannya dengan sangat hati-hati. Dia memperhatikan perubahan ekspresi wajah Tuan Neraka.     

"Tertarik kepada wanita?"     

Tuan Neraka bergumam. Menurutnya, semua itu tidak bisa dibayangkan karena dia sangat membenci wanita. Bagaimana mungkin dia tertarik pada wanita?     

Namun pikirannya tanpa sadar selalu memikirkan orang itu serta sorot matanya yang sangat licik. Dia ingin menghapus semua perasaan aneh yang dia rasakan kepada wanita itu.     

"Malam ini pergilah ke Menara Keindahan. Bawalah dua wanita dari tempat itu"     

Tuan Neraka memberi perintah secara mendadak. Itu membuat Bayangan Satu terkejut sekaligus bahagia. Kemudian, dia bertanya dengan agak ragu.     

"Tuan, apa... apa yang baru saja anda katakan? Apakah saya harus membawakan dua wanita untuk Tuan malam ini?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.