Dokter Hantu yang Mempesona

Tidak Ketahuan



Tidak Ketahuan

0Ketika mendengar kata-kata itu, raut wajah Feng Jiu terLihat datar. Dia menatap Pak Tua Lin sambil berkata. "Semuanya untuk meracik obat. Tuan Neraka mengatakan bahwa dia ingin penawar Racun Pembekuan. Aku harus membawa semua tanaman obat ini untuk diteliti."     

Pak Tua Lin merasa agak ragu. "Tapi efek tanaman obat itu sama sekali tidak cocok untuk melawan Racun Pembekuan!"     

"Pak Tua Lin, kamu sepertinya tidak tahu. Seluruh tanaman obat bisa saling menangkal dengan beberapa cara. Meskipun aku belum bisa meracik penawarnya, tapi aku tahu bahwa aku tidak salah." Wajah Feng Jiu benar-benar terlihat serius sehingga Pak Tua Lin tertegun.     

"Lalu, apakah ada hal lain yang kamu butuhkan? Kami memiliki banyak peralatan medis di Menara Medis ini. Jika ada yang kamu butuhkan, kamu bisa menemuiku kapan saja."     

Feng Jiu tiba-tiba tersenyum. Kedua matanya menyipit seperti bulan sabit.     

"Pak Tua Lin, kamu benar-benar baik. Jangan khawatir. Jika aku membutuhkan lebih banyak tanaman obat ataupun peralatan medis, maka aku akan mencarimu. Ayo, ayo! Kamu bisa membantu aku untuk memilih apa saja yang aku butuhkan!"     

Feng Jiu menepuk bahu Pak Tua Lin seolah dia adalah teman baiknya. Kemudian, mereka berdua turun dari menara. Malam itu, Feng Jiu yang sedang berada di halaman kecilnya mulai meracik salep untuk menghilangkan bekas luka.     

Sementara itu, di sisi lain gedung utama.     

Pak Tua Lin sedang melapor kepada Tuan Neraka mengenai tanaman-tanaman obat yang diambil oleh Feng Jiu dari Menara Medis hari itu. Setelah itu, dia berkata.     

"Tapi anak buah anda ini merasa ada yang aneh... Efek dari tanaman obat itu tidak cocok digunakan untuk mengobati Racun Pembekuan. Tapi si Hantu bersikeras bahwa tanaman obat itu akan cocok..."     

"Si Hantu?" Tuan Neraka bertanya sambil melirik wajah Pak Tua Lin. Nada suaranya agak meninggi.     

Pak Tua Lin terkejut. Dia berpikir dalam hati.     

[Mengapa Tuan tidak menangkap hal penting yang ingin aku sampaikan? Aku melapor kepada Tuan bahwa pemuda itu telah mengambil banyak tanaman obat ajaib yang sangat berharga. Tapi Tuan sama sekali tidak memberi komentar. Sebaliknya, Tuan malah memberikan respon setelah dia mendengar nama panggilan pemuda itu...]     

Namun saat itu, Pak Tua Lin tidak berani memikirkannya lagi. Dia hanya bisa menjawab.     

"Itu benar. pemuda itu ingin agar orang lain memanggilnya dengan sebutan 'Hantu' saja."     

"Baiklah, kamu bisa pergi sekarang." Tuan Neraka berkata sambil mengibaskan telapak tangannya. Dia memberikan isyarat padanya agar segera pergi.     

"Tuan, ramuan itu..."     

"Berikan saja padanya jika dia menginginkannya."     

"Baik, Tuan." Ketika mendengar hal itu, Pak Tua Lin tidak berani mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dengan hormat sebelum keluar dari tempat itu.     

Tuan Neraka tetap duduk. Setelah minum dua cangkir anggur merah, dia berdiri. Dia meninggalkan ruangan untuk berjalan-jalan santai di luar. Namun tanpa disadari, dia berjalan menuju halaman rumah pemuda itu.     

Dia melihat bahwa penerangan di dalam ruangan masih menyala terang. Bayangan yang ada di kertas penutup jendela terlihat sedang berjalan. Tiba-tiba, Tuan Neraka berjalan masuk ke sana.     

Feng Jiu sedang dalam suasana hati yang baik. Dia bersenandung dengan riang sambil meratakan salep pada wajahnya di depan cermin. Ketegangan yang ia rasakan akibat ditangkap dan dibawa ke tempat ini perlahan menghilang.      

"Kamu mengambil tanaman obatku hanya untuk membuat sesuatu yang tidak masuk akal?"     

"Wahhh!"     

Sebuah suara tiba-tiba terdengar di belakang Feng Jiu. Feng Jiu terkejut sehingga dia melompat dan membalikkan tubuhnya secara refleks. Feng Jiu menatap Tuan Neraka. Entah mulai kapan dia berdiri di sana dengan kedua tangan yang tertekuk ke belakang punggung. Dia menatap Feng Jiu dengan penuh rasa ingin tahu.     

"Kamu sepertinya telah berbuat licik. Buktinya, kamu sampai terkejut begitu." Tuan Neraka berbicara sambil mengangkat alisnya. Dia menatap wajah pemuda yang ditutupi oleh pasta berwarna hitam dan hijau.     

Ketika Feng Jiu menyadari bahwa orang itu adalah Tuan Neraka, dia akhirnya menghela nafas lega. Tangannya menepuk-nepuk dada sambil berbicara dengan agak kesal.     

"Tuan Neraka yang gagah, ini sudah larut malam. Kenapa anda tidak tidur tetapi malah mendatangi rumah kecil ini? Jika anda ingin berkunjung, berkunjunglah secara wajar! Jangan menyelinap seperti hantu dan masuk diam-diam! Apa yang anda inginkan dengan melakukan hal seperti itu? Anda tidak perlu menakut-nakuti seseorang!"     

Feng Jiu melihat Tuan Neraka yang sedang memandangnya. Tanpa sadar, Feng Jiu melihat tubuhnya dan berpikir.     

[Meskipun aku hanya mengenakan jubah putih, tapi bagian dalam dadaku masih terikat dan terlihat datar. Sepertinya aku belum menunjukkan apa pun!]     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.