Dokter Hantu yang Mempesona

Selesaikan dengan Pukulan



Selesaikan dengan Pukulan

0"Itu berbeda." Kedua mata Murong Yi Xuan penuh dengan emosi yang mendalam ketika menatap Feng Jiu. "Itu karena dia adalah Su Ruo Yun. Dia bukan kamu."     

"Pfft!"     

Feng Jiu tertawa. Dia mencibir Murong Yi Xuan, "Pria mana yang tidak menyukai wanita cantik? Jangan bilang kamu tidak terpesona ketika melihatku di Plum Blossom Forest. Apakah kamu tidak terkejut dan merasa senang ketika melihatku di jalan? Jika kata-kata pria yang seperti itu bisa dipercaya, maka babi mungkin juga bisa memanjat pohon."     

"Qing Ge..."     

Feng Jiu meneguk tehnya dan segera berdiri. Dia mendekat pada Murong Yi Xuan.     

"Aku pasti akan membatalkan pertunangan ini. Aku tidak membutuhkan persetujuanmu. Aku hanya ingin memberitahumu agar kamu bisa bersiap." Setelah mengatakannya, Feng Jiu berseru, "Kepala Pelayan! Antar tamu kita keluar!"     

Seorang pelayan masuk dan berkata pada Murong Yi Xuan. "Yang Mulia, silahkan lewat sini."     

Murong Yi Xuan terdiam. Dia menatap Feng Jiu dan berkata, "Aku akan mencarikan obat untuk bekas lukamu. Aku akan menunjukkan bahwa perasaanku ini tidak pernah berubah."     

Murong Yi Xuan keluar setelah mengatakan apa yang ingin dia katakan.     

Feng Jiu menggelengkan kepala dan mendesah di dalam hatinya.     

[Sayang sekali. Feng Qing Ge yang benar-benar mencintaimu sudah mati. Seberapa keras kamu berusaha, itu tidak akan berguna...]     

Setelah itu, Feng Jiu keluar dari aula depan dan pergi menuju halaman belakang.     

Saat melihat Kakek dan Ayahnya sedang berbicara sambil menikmati segelas teh, Feng Jiu memanggil mereka. "Kakek, Ayah."     

"Qing Ge, aku dengar Yi Xuan datang ke sini. Bagaimana pembicaraanmu dengannya?" Feng Xiao bertanya dengan cemas. Hatinya sakit ketika melihat wajah putrinya yang rusak parah.     

[Wajah putrinya benar-benar hancur seperti ini...]     

[Itu semua karena kegagalannya sebagai ayah. Dia tidak melindunginya dengan baik. Dia yang membuat putrinya mengalami begitu banyak penderitaan...]     

"Dia sudah pergi. Kakek, cari waktu yang tepat untuk berdiskusi dengan sang raja tentang pembatalan pertunangan ini." Feng Jiu mengatakannya sambil berjalan ke meja dan duduk di sana. Lalu dia menoleh pada Feng Xiao. "Ayah, apakah kamu masih tidak enak badan?"     

"Tidak. Ayah baik-baik saja. Tubuhku bisa pulih dengan cepat," jawab Feng Xiao sambil tersenyum lebar. Dia tidak ingin membuat Feng Jiu merasa khawatir.     

"Mm. Ayah harus rutin minum obat," ucap Feng jiu sambil tertawa. Dia menemani kedua pria itu berbicara sebentar. Kemudian dia kembali ke halamannya.     

Setelah Feng Jiu masuk ke halamannya, Leng Suang segera datang. "Nona..." Dia baru akan bicara ketika melihat seorang pria berjubah biru berkeliaran di luar halaman. Dia langsung menghentikan ucapannya.     

Di dalam halaman, Feng Jiu mengikuti arah pandangan Leng Shuang dan melihat pria berjubah biru itu sedang mengawasi sekelilingnya. Feng Jiu mengerutkan alis ketika melihatnya.     

"Apa yang kamu lakukan di sini?"     

"Heheh. Aku terlalu malas dan hanya ingin melihat-lihat." Pria itu berbicara sambil tersenyum. Dia menatap wajah Feng Jiu yang tidak tertutupi tudung. Dia pun terkejut.     

Pria itu sudah mendengar bahwa Nona Muda melepaskan tudung yang menutupi wajahnya setelah kembali ke kediaman. Dia mendengar bahwa Nona Muda memperlihatkan wajahnya yang cacat sambil berkeliaran di Kediaman Feng sepanjang hari. Dia semula tidak mempercayai kata-kata itu dan baru menyadari bahwa itu memang benar.     

"Apakah kamu sedang menganggur?" Sudut bibir Feng Jiu sedikit terangkat. Dia memandang pria berjubah biru itu sambil tersenyum tipis. "Setelah kamu mengatakannya, banyak dari kalian yang belum mengakui aku sebagai Tuanmu!"     

"Nona Muda ingin membuat kami menganggap anda sebagai Tuan kami? Hehehe. Itu mungkin cukup sulit." Pria itu berbicara secara terus terang. Dia sama sekali tidak peduli dengan sikap sopan santun.     

"Nona." Leng Suang mendekati telinga Feng Jiu dan berbisik selama beberapa saat. Kemudian, dia kembali mundur.     

Setelah mendengar kata-kata Leng Shuang, kedua mata Feng Jiu memancarkan aura yang gelap. Tatapannya mengarah pada pria berjubah biru. Dia berbicara pada Leng Shuang tanpa memalingkan pandangannya. "Mm. Pergilah pada mereka dan katakan bahwa aku setuju."     

"Baik." Leng Shuang segera pergi setelah menjawab perintah Feng Jiu dengan patuh.     

Feng Jiu berjalan maju dan berdiri tepat di hadapan pria berjubah biru. Tanpa memberikan peringatan apapun, Feng Jiu segera memukulnya...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.