Dokter Hantu yang Mempesona

Identitas Dokter Hantu



Identitas Dokter Hantu

0Murong Yi Xuan baru saja ingin mengukuti Feng Jiu ketika Leng Shuang tiba-tiba menghadang jalannya.     

"Yang Mulia Pangeran Ketiga. Kediaman Feng masih punya banyak urusan yang harus ditangani hari ini. Kami tidak bisa menjamu anda hari ini. Mungkin anda harus pergi."     

Setelah melirik sekilas ke arah Murong Yi Xuan, Leng Shuang melangkah pergi. Leng Shuang mengikuti Feng Jiu ke dalam kediaman tanpa memberikan perhatian pada Pangeran Ketiga yang sedang bingung.     

Delapan Penjaga Feng merasa tertarik. Menurut pengetahuan mereka, Murong Yi Xuan adalah tunangan Nona Muda. Berdasarkan apa yang mereka lihat, hubungan itu sepertinya tidak akan bertahan lama.     

"Kalian segera ke sini dan buang mayatnya!" Salah satu Penjaga Feng memerintahkan penjaga biasa yang ada di samping untuk membersihkan tempat itu. Kemudian, dia berjalan ke dalam kediaman Feng dengan cepat.     

"Yi Xuan." Murong Bo sudah masuk ke dalam Kereta Kerajaan. Dia memanggil anaknya.     

"Ayah." Murong Yi Xuan datang di hadapan Ayahnya. Dia menurunkan pandangannya sebagai bentuk hormat kepada sang raja.     

"Kembalilah ke istana bersamaku. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu," ucap Murong Bo sambil menatap putranya yang paling kuat. Dia sangat paham bahwa tingkat kultivasi putranya akan lebih tinggi darinya. Oleh karena itu, Murong Bo selalu memiliki harapan yang besar pada Murong Yi Xuan sejak kecil.     

"Baik, Ayah." Murong Yi Xuan menjawabnya dengan patuh. Dia segera menaiki kudanya dan sekilas melirik Kediaman Feng. Kemudian, dia mengikuti bagian belakang Kereta Kerajaan.     

Di Kediaman Feng.     

Kepala Keluarga bersama dengan Feng Jiu dan Guan Xi Lin berada di kamar Feng Xiao. Saat itu juga, seorang tabib paruh baya memeriksa denyut nadi Feng Xiao. Dia menggelengkan kepala sambil menghela nafas. "Tuan Besar, Nona Muda, Tuan menderita pukulan yang dahsyat. Kemampuan saya masih belum memadai. Maafkan saya karena tidak bisa melakukan apapun."     

Setelah mendengarnya, kedua alis Kepala Keluarga Feng mengerut. Wajahnya menjadi suram. Matanya terlihat khawatir.      

"Keluarlah lebih dulu," ucap Feng Jiu kepada sang tabib.     

"Baik, Nona Muda." Tabib paruh baya itu mengehela nafas. Dia menundukkan badannya sebelum meninggalkan ruangan.     

"Kakek, jangan khawatir. Ayah akan baik-baik saja," ucap Feng Jiu untuk menenangkan Kakeknya. Feng Jiu duduk di tepi tempat tidur dan meletakkan tangannya di pergelangan tangan Feng Xiao untuk memeriksa denyut nadi.     

"Feng Kecil, kamu..."     

Kepala Keluarga terkejut melihat gerakan tangan Feng Jiu yang tampak lihai dan berpengalaman. Saat mengingat bagaimana Feng Jiu merawatnya beberapa hari yang lalu, Kepala Keluarga mulai curiga.     

Setelah memeriksa denyut nadi Feng Xiao, Feng Jiu membuka kotak yang berisi jarum perak. Kemudian, dia menoleh pada Kepala Keluarga sambil tersenyum.     

"Aku yakin Kakek sudah pernah mendengar nama Dokter Hantu."     

"Sudah. Banyak yang bilang bahwa Dokter Hantu bisa menolong orang yang sedang di ambang kematian..."     

Suara Kepala Keluarga Feng terhenti beberapa saat. Seolah sedang memikirkan sesuatu, dia tiba-tiba terbelalak tidak percaya dan bertanya sambil berbisik. "Feng Kecil... jangan bilang, kamu..."     

"Mm. Persis seperti apa yang Kakek pikirkan." Feng Jiu memberitahu Kakeknya sambil mengedipkan mata. "Rahasiakan ini."     

Kedua mata Kepala Keluarga Feng masih terbelalak karena kaget. Dia merasa bahagia sekaligus terkejut. Sepertinya apa yang dia dengar tidak pernah bisa dibayangkan dan tidak dapat dipercaya...     

"Xi Lin, apakah dia mengatakan yang sebenarnya?" Kepala Keluarga Feng segera menghampiri Guan Xi Lin. Dia bertanya sambil menggenggam lengannya.     

"Hehehe, benar. Ayo, aku bantu duduk lebih dulu. Aku akan menceritakan semuanya pada Kakek," ucap Guan Xi Lin sambil tersenyum lebar. Dia membantu Kepala Keluarga Feng untuk duduk di samping meja sebelum menceritakan semuanya.     

Di sisi lain, Feng Jiu mulai menggunakan jarum perak miliknya untuk menyembuhkan Ayahnya. Beberapa menit kemudian, Feng Jiu menyimpan barang-barangnya. Dia keluar kamar lalu melihat Kepala Keluarga Feng yang menatapnya dengan mata berbinar. Tatapan matanya itu bagaikan dua artefak ajaib. Hal itu membuat bulu kuduknya berdiri.     

"Kakek, apakah kamu baik-baik saja?"     

"Feng Kecil, kamu sudah menyembunyikan banyak hal dariku!"     

"Haha. Aku hanya belum menemukan kesempatan yang tepat untuk memberitahumu." Feng Jiu tertawa sambil malu-malu. Feng Jiu sebenarnya tidak berniat memberitahu Kakeknya...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.