Dokter Hantu yang Mempesona

Menyedihkan Sekali



Menyedihkan Sekali

0Pedang di tangan Feng Jiu terbalik. Dia memegang pedang itu di belakangnya. Dia berdiri di hadapan Su Ruo Yun dan melihat wajahnya yang pucat. Tubuh Su Ruo Yun bergetar hebat. Feng Jiu bertanya dengan suara yang malas. "Bukankah tadi kamu bersikap tidak tahu malu? Bukankah lebih baik jika kamu tidak memakai sehelai kain?"     

Salah satu dari delapan Penjaga Feng memuji Feng Jiu setelah melihatnya.     

"Wow! Gerakan Nona Muda itu dilakukan dengan sangat indah. Semua orang yang ada di sini sungguh beruntung! Hehehe. Lekuk tubuhnya benar-benar lebih bagus daripada kebanyakan wanita. Bahkan kulitnya juga putih. Sia-sia jika Nona Muda hanya membunuhnya."     

Setelah mendengarnya, Feng Jiu tidak bisa menahan tawa. Dia menoleh pada pria itu dan berkata. "Apakah kamu menyukainya? Bagaimana jika aku memberikannya untukmu?"     

Pria itu tertegun dan segera melambaikan tangan di hadapannya.     

"Tidak perlu, tidak perlu. Aku masih ingin menjaga kesucianku untuk calon istriku nanti."     

Murong Yi Xuan melihat Su Ruo Yun yang sedang gemetar. Kedua matanya nampak kesakitan. Kemudian, Murong Yi Xuang menoleh pada Feng Jiu.     

"Qing Ge. Cukup."     

Feng Jiu menatap Murong Yi Xuan. Tatapannya berdesir dengan kuat ketika dia tersenyum. Dia pun berkata. "Cukup? Aku bahkan belum melakukan apapun kepadanya! Bagaimana mungkin ini sudah cukup?" Ketika dia berbicara, pedang di tangannya segera menancap pada tubuh Su Ruo Yun yang sedang meringkuk. Feng Jiu menyayat di tubuhnya.     

"Argh...!"     

"Qing Ge..."     

"Diam!" Feng Jiu berteriak. Dia menatap Murong Yi Xuan dengan tajam.     

"Masalah ini telah menjadi perhatian Kediaman Feng. Saya berharap agar Yang Mulia Pangeran Ketiga tidak akan ikut campur."     

Ketika suara Feng Jiu terdengar, pedang di tangannya menusuk paha Su Ruo Yun. Dengan gerakan yang cepat, teriakan Su Ruo Yun terdengar menyedihkan. Darah pun berceceran di tanah.     

"Ini semua adalah balasanku!"     

Kedua mata Su Ruo Yun yang sedang meringkuk tiba-tiba berbinar setelah mendengar Murong Yi Xuan. Dia berusaha tersenyum walaupun senyumannya terlihat lebih mengerikan daripada tangisannya. Dia menundukkan kepala dan memegang rambutnya. Tiba-tiba, kedua matanya seperti dipenuhi dengan racun.     

"Hyaaa!"     

Su Ruo Yun menahan rasa sakit pada pahanya. Dia segera melompat ke arah Feng Jiu. Sebuah tusuk rambut berwarna ungu muncul di tangannya dan dia menusukkannya ke arah Feng Jiu. Dia terlihat ingin mengajak Feng Jiu ke neraka bersamanya.     

"Hati-hati!"     

Murong Yi Xuan segera tersadar dari lamunannya. Dia segera melompat untuk berdiri di depan Feng Jiu dan melindunginya. Dia menyerang Su Ruo Yun dengan telapak tangannya dan membuat Su Ruo Yun terlempar ke udara.     

'Woosh!'     

'Bam!'     

Su Ruo Yun muntah darah ketika dia terjatuh ke tanah. Kedua matanya yang menatap Murong Yi Xuan seakan-akan sedang sekarat. Demi pria ini, dia rela mati secara mengenaskan. Sedangkan Murong Yi Xuan tidak pernah memberikan sedikitpun tempat di hatinya untuk Su Ruo Yun.     

Su Ruo Yun mengangkat tangannya di hadapan Murong Yi Xuan yang sedang tertegun. Dia menyerang meridian Heavenly Spirit-nya sendiri. Su Ruo Yun mengakhiri hidupnya dengan cara yang menyedihkan...     

Feng Jiu melirik punggung Murong Yi Xuan di hadapannya. Kemudian dia membalikkan badan dan berbicara pada Penjaga Feng. "Buang mayatnya." Itu terlalu mudah untuk Su Ruo Yun. Feng Jiu masih belum bermain-main dengannya dan dia sudah mati.     

Saat itu juga, Feng Jiu menatap semua Ketua Keluarga dan sang raja, Murong Bo yang sedang duduk di sana untuk menonton pertunjukan. Feng Jiu berbicara dengan keras.     

"Saya telah mengabaikan seluruh tamu yang terhormat hari ini. Saya memohon maaf dan berharap agar kalian tidak tersinggung. Setelah kesehatan Ayah saya sudah pulih, kami pasti akan mengadakan acara perjamuan sebagai permintaan maaf."     

"Haha, Nona Muda Feng terlalu keras pada diri sendiri. Kediaman Feng telah mengalami beberapa insiden akhir-akhir ini. Kami semua sudah mengetahuinya. Oleh karena itu, tidak perlu mengkhawatirkan kami."     

"Benar, Nona Muda Feng. Karena wanita keji itu sudah mati, kamu harus segera menjenguk ayahmu. Kami akan pulang sekarang. Kami akan berkunjung di lain hari."     

Setiap orang berbicara saling bergantian. Mereka memberi salam untuk berpamitan pulang dan segera meninggalkan tempat itu satu per satu.     

Murong Yi Xuan menatap Feng Jiu. Dia ingin mengatakan sesuatu ketika Feng Jiu tiba-tiba membalikkan badan. Dia berjalan masuk ke dalam kediaman...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.