Dokter Hantu yang Mempesona

Kerasukan



Kerasukan

0Ketika Feng Xiao tiba di halaman putrinya, dia benar-benar terkejut dengan apa yang dia lihat.     

Dia melihat Kepala Keluarga Feng menghunuskan pedang panjang. Pedang yang digenggam dengan kedua tangannya itu ditambahkan dengan kekuatan mistik. Dia menebas pedangnya sedangkan cucunya bersembunyi sambil menangis ketakutan.     

"Ayah! Apa yang kamu lakukan?!"     

Feng Xiao berteriak karena terkejut. Dia segera melangkah maju dan mencoba merampas pedang dari tangan Ayahnya. Dia ingin menahannya agar tidak menyakiti siapa pun. Siapa yang menduga bahwa Kepala Keluarga Feng tiba-tiba membalikkan badannya dan berteriak. "Menjauhlah dariku! Pria tua ini akan membunuhnya! Aku akan membunuhnya!"     

Wajah Feng Xiao menjadi pucat. Dia melompat ke depan untuk memeluk Ayahnya dengan erat dari belakang. "Ayah! Sadarlah! Dia adalah Qing Ge! Dia cucumu!"     

"Bukan! Bukan! Dia menyakiti Feng Kecilku! Dia sudah menyakiti Feng Kecil! Argh! Lepaskan aku! Aku akan membunuhnya!"     

Kedua mata Kepala Keluarga Feng merah seperti darah. Dia terus berteriak seperti orang gila dan berusaha berjalan maju.     

Tidak ada yang melihat wajah Feng Qing Ge yang panik. Air mata yang mengalir di wajahnya membuat Kepala Keluarga Feng terlihat gembira sesaat. Pandangan penuh kegembiraan itu hanya berlangsung sebentar saja, benar-benar cepat sehingga tidak ada yang melihatnya.     

Feng Qing Ge terus menerus menangis dengan keras. Dia terlihat sangat panik. Dia berteriak: "Ayah! Tolong aku, Ayah! Kakek ingin membunuhku! Wahhh..."     

Ketika Feng Xiao mendengar teriakan Feng Qing Ge yang tidak berdaya, dia melihat Ayahnya yang hampir terlihat seperti orang gila. Ayahnya masih saja menolak untuk mundur. Akhirnya Feng Xiao memutuskan untuk menanggung dosa karena tidak menghormati orang tua, dia memukul Ayahnya dengan keras sehingga Ayahnya jatuh pingsan.     

'Clang!'     

Tubuh Kepala Keluarga Feng terkulai lemas dan pedang yang dia genggam terjatuh ke tanah. Seluruh halaman menjadi hening saat melihat Kepala Keluarga tak sadarkan diri.     

"Kepala Pelayan! Panggil Senior Lin untuk datang dan mengawasi Ayahku." Feng Xiao memberi perintah pada Kepala Pelayan yang ada di luar halaman. Wajahnya terlihat sangat serius saat mengangkat tubuh Kepala Keluarga Feng.     

"Baik." Kepala Pelayan itu patuh. Dia mengusir penonton yang sedang tertegun di sana kemudian dia mencari tabib di seluruh kediaman Feng.     

Feng Qing Ge berjalan mendekati Ayahnya. Wajahnya masih terlihat ketakutan saat bertanya. "Ayah, apa yang terjadi pada Kakek?"     

"Apakah ada yang terluka?" Feng Xiao bertanya sambil membalikkan badan ke arah Feng Qing Ge. Ketika melihat wajah Feng Qing Ge yang dipenuhi dengan air mata, Feng Xiao menenangkannya. "Tidak perlu takut. Ayahmu ada di sini. Tidak akan ada yang bisa menyakitimu. Kembalilah ke kamar. Ayah akan membawa Kakek kembali." Setelah mengatakannya, Feng Xiao segera membawa Kepala Keluarga yang sedang tak sadarkan diri. Dia berjalan keluar dari halaman Feng Qing Ge.     

"Ayah, aku ingin ikut denganmu!" Feng Qing Ge segera menyusul. "Aku mengkhawatirkan Kakek."     

"Baiklah!" Feng Xiao mengangguk. Dia membiarkan Feng Qing Ge mengikutinya.     

Beberapa saat setelah Feng Xiao membaringkan tubuh Kepala Keluarga di tempat tidur, seorang pria tua dan kepala pelayan masuk ke kamar.     

"Tuan." Pria tua itu menyapa Feng Xiao dengan sopan.     

"Senior Lin, cepat periksa keadaan Ayahku. Coba lihat apakah dia sedang tidak enak badan." Feng Xiao bertanya dengan gelisah. Dia memberi isyarat agar Senior Lin melangkah maju.     

"Baik." Senior Lin diam-diam melirik Feng Qing Ge yang ada di samping tempat tidur. Akhirnya, dia memeriksa keadaan Kepala Keluarga Feng. Beberapa saat kemudian, dia menarik kembali tangannya dan bertanya. "Tuan, apakah Tuan Besar memperlihatkan perilaku aneh ketika baru saja kembali?"     

Feng Xiao benar-benar terlihat khawatir. Dia pun menghela nafas. "Setelah selesai berlatih di pengasingan, Ayah pergi entah kemana. Aku pikir dia pergi mencari anggur merah. Aku tidak menyangka bahwa aku akan bertemu dengannya di jalan. Aku sudah menyadari bahwa saat itu suasana hati Ayah sedang tidak bagus. Ketika aku baru kembali, Ayah langsung mengamuk dan mengatakan bahwa Feng Qing Ge bukanlah cucunya. Dia bahkan menyerang halaman Feng Qing Ge. Ketika aku sampai di sana, aku melihat Ayah menebaskan pedangnya. Jantungku benar-benar berdetak tidak karuan."     

Feng Xiao ragu-ragu. Dia merenung sejenak. Hingga akhirnya dia berbicara. "Saat itu... Wajah Ayah terlihat aneh."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.