Dokter Hantu yang Mempesona

Kepala Keluarga Feng



Kepala Keluarga Feng

0Suara wanita itu terdengar oleh penjaga toko. Suaranya terdengar seperti dewi dari surga. Matanya berbinar ketika membalikkan badan darimana arah suara itu.     

Warga yang berkerumun di sekitar tempat itu terkejut melihat seorang gadis berjalan mendekat secara perlahan. Ketika mereka melihat sosok itu dengan jelas, mata mereka berbinar. Hati mereka diam-diam memuji sosok wanita itu.     

[Keanggunan yang luar biasa.]     

Walaupun wajah gadis itu tertutupi oleh tudung,tapi keanggunan yang dia miliki membuat mata semua orang berbinar. Mereka tanpa sadar memberi jalan untuknya sehingga gadis itu bisa lewat.     

"Nona? Apakah yang dikatakan oleh Nona Muda itu benar? Anda kenal dengan pak tua ini? Luar biasa! Bisakah saya meminta anda untuk membawanya pergi? Bisnis saya sudah ditahan olehnya selama sehari penuh." Penjaga toko itu memohon. Kedua matanya seperti melihat sepotong kayu apung yang bisa menyelamatkan hidupnya. Dia segera maju maju dan mulai berbicara.     

Feng Jiu melemparkan satu keping perak ke arah penjaga toko.     

"Ini untuk membayar anggur merah itu." Dia pun menoleh pada Kepala Keluarga Feng yang sudah tua.     

Ketika berdiri di depan pintu toko, Kepala Keluarga Feng menatap Feng Jiu sejak dia datang. Kepala Keluarga Feng mengamatinya dari atas ke bawah. Saat Feng Jiu menoleh ke arahnya, pria tua itu tersenyum dengan lebar. Dengan sikapnya yang kekanakan, Kepala Keluarga Feng tiba-tiba cemberut. Wajahnya terlihat kebingungan. "Feng Kecil sayang. Bagaimana kamu berhasil menemukan Kakekmu?"     

[Feng Kecil sayang, bagaimana kamu berhasil menemukan Kakekmu lagi...]     

Feng Jiu agak terkejut. Dia berdiri di sana lalu menatap Kakeknya yang sedang cemberut. Wajah kakeknya sedikit gusar. Wajahnya kesal karena dia merasa sudah ditemukan. Tapi kedua matanya menunjukkan kegembiraan yang yang tidak bisa diungkapkan.     

Pertanyaan yang diajukan kepada pria tua itu membangkitkan ingatan di benaknya sehingga Feng Jiu mengingat saat-saat dimana pria tua itu dan cucunya bermain petak umpet berulang-kali.     

Setiap Kepala Keluarga Feng ditemukan oleh cucunya, dia selalu memperlihatkan wajah gusar sambil bertanya. "Feng Kecil sayang, bagaimana kamu berhasil menemukan Kakekmu lagi?"     

Hati Feng Jiu terasa teriris. Kedua matanya menjadi panas seolah ada air yang memenuhi matanya. Itu menyebabkan pandangannya menjadi kabur. Karena pria tua itu bisa mengenalinya hanya dengan satu lirikan saja. Karena dia memanggil Feng Jiu dengan sebutan Feng Kecil, hatinya di luar kendali.     

Feng Jiu tahu bahwa Kakeknya menderita hilang ingatan jangka pendek. Dia mungkin lupa di mana rumahnya. Dia mungkin lupa siapa dirinya dan bahkan lupa dengan namanya sendiri! Tapi, pria tua itu tidak akan pernah melupakan Feng Jiu.     

Kakeknya selalu mengatakan bahwa Feng Jiu adalah Phoenix kecil dari Keluarga Feng dan harta paling berharga yang mereka miliki. Mereka memanjakannya, melindunginya, dan memberikan yang terbaik kepadanya demi melihat dia bahagia.     

Ketika dia melihat kedua mata Feng Jiu yang mulai berkabut, Kepala Keluarga Feng tiba-tiba bingung. Dia pun bergegas mendekati Feng Jiu. "Feng Kecil? Ada apa? Siapa yang mengganggumu? Katakan pada Kakek dan Kakek akan memukulinya!" Kepala Keluarga Feng mengepalkan tanganya dan mengayunkannya di hadapan Feng Jiu.     

Feng Jiu menggelengkan kepala. Dia menggenggam tangan Kakeknya dan segera menuntunnya keluar dari kerumunan lalu berjalan menuju Kediaman Feng.     

Ketika sedang berjalan, langkah mereka sangat lambat dan Feng Jiu tidak berbicara. Kepala Keluarga Feng yang ada di sampingnya membiarkan Feng Jiu menuntunnya dan hanya mengikutinya dengan patuh sambil mengintip Feng Jiu diam-diam. Dia penasaran, kenapa cucunya menangis?     

"Feng Kecil, apakah kamu masih punya uang?" Pria itu bertanya dengan hati-hati.     

Feng Jiu menghentikan langkahnya, dia membalikkan badan dan melihat Kakeknya. Feng Jiu mengambil satu keping perak dan memberikannya pada pria tua itu.     

Kepala Keluarga Feng menerimanya dengan gembira. Dia tersenyum lebar sambil berkata. "Kamu tunggu Kakek di sini. Jangan kemana-mana." Kemudian, dia berlari menjauh.     

Tidak lama kemudian, Kepala Keluarga Feng kembali dan dia menyembunyikan sesuatu di tangannya. Dia pun memberikannya pada Feng Jiu seolah-olah mengungkapkan harta karun yang sangat berharga: "Ta-da! Kakek membelikan ini untukmu. Ini adalah Biji Teratai Manis favoritmu! Kamu tidak akan menangis lagi!"     

Ketika melihat Biji Teratai Manis yang ada di tangannya, tenggorokan Feng Jiu tercekat. Hatinya tiba-tiba merasakan sesuatu yang hangat namun agak pahit. Feng Jiu ingin memanggilnya dengan sebutan 'Kakek', namun dia tidak berani mengucapkannya dengan keras.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.