Dokter Hantu yang Mempesona

Aku Akan Membayarkan Anggur Merahnya!



Aku Akan Membayarkan Anggur Merahnya!

0"Ada apa, pak tua? Bukankah aku sudah memberimu anggur merah? Kenapa kamu malah membuangnya?"     

Penjaga toko menatap pria tua itu dengan tajam. Suaranya terdengar kaku dan tidak berdaya. Entah dari mana pria itu itu datang, dia tiba-tiba muncul dan terjatuh di depan pintu masuk toko. Pria tua itu bahkan menolak pergi sambil mengancam bahwa DIA tidak akan pergi sampai penjaga toko memberinya anggur. Itu benar-benar membuat penjaga toko marah. Sekarang, setelah pria tua itu diberikan anggur merah, dia malah menumpahkannya ke lantai!     

Kepala Keluarga Feng yang sudah tua pun cemberut. Dia pun berbicara sambil menatap penjaga toko dengan jijik. "Siapa yang menyuruhmu memberi barang yang tidak bagus kepada pak tua ini? Anggur merah yang kamu berikan terlalu encer seperti air. Aku tidak mungkin bisa menelan anggur yang seperti itu!"     

Penjaga toko sangat marah sehingga dia berteriak keras. Dia menunjuk Kepala Keluarga Feng dengan jari yang gemetar. "Kamu... Dasar orang tua terkutuk! Dari keluarga mana kamu berasal?! Kenapa sikapmu benar-benar aneh?! Kamu bahkan tidak membayar satu sen pun tapi kamu malah meminta anggur merah kualitas terbaik?! Kamu harusnya bersyukur bahwa aku memberikan anggur merah. Jangan bersikap keterlaluan seperti itu! Aku memberikan peringatan jika kamu masih tidak mau pergi, aku tidak akan segan lagi padamu!"     

Kepala Keluarga Feng melemparkan kendi anggur yang dia pegang. Kendi itu menghantam kepala penjaga toko saat pria tua itu memarahinya. "Hmph! Kamu sama sekali tidak sopan dengan orang yang lebih tua! Apakah ayah dan ibumu tidak mengajarimur agar jangan menunjuk orang yang lebih tua? Sungguh mengerikan! Terlalu mengerikan!"     

Ketika kerumunan orang di sekitarnya mendengarkan kata-kata itu, mereka tertawa terbahak-bahak.     

Wajah penjaga toko benar-benar memerah, sampai dia ingin menangis. "Pak tua yang terhormat, anggap saja saya sedang memohon, oke? Berbaik hatilah pada saya dan cepatlah pulang! Jangan menghalangi jalan di sini dan biarkan saya berdagang. Saya hanya melakukan bisnis kecil-kecilan. Bagaimana bisnis saya ini bisa jalan kalau anda duduk di tengah-tengah pintu masuk seperti ini?!"     

"Pulang?" Pria tua yang sedang memeluk kendi anggur itu memiringkan kepalanya. Wajahnya mengerut sambil berpikir dengan serius. "Dari keluarga mana aku berasal? Sepertinya aku lupa."     

Ketika mendengarnya, penjaga toko pasrah.     

Dia terjatuh ke depan untuk memeluk kaki pria tua itu sambil memohon dengan berlinang air mata. "Pak tua, saya mohon. Anda tidak bisa menetap di tempat ini. Maafkan saya. Seharusnya saya tidak berteriak pada anda. Saya seharusnya tidak menyinggung perasaan anda. Anda yang terhormat ini tentu tidak akan tersinggung dengan orang seperti saya, jadi cepatlah pulang..."     

Wajah Kepala Keluarga Feng menjadi suram. Dia berbicara kepada penjaga toko dengan perasaan jijik. "Dasar tidak berguna! Apakah kamu tidak tahu kalau pria hanya menumpahkan darah dan pantang mengeluarkan air mata?! Lihat seperti apa penampilanmu sekarang! Kamu terlihat sangat buruk! Pria tua ini sampai malu melihatmu."     

Setelah mengatakan itu, pria tua itu segera memalingkan wajahnya. Dia mendorong kendi anggur ke tangan penjaga toko tanpa menatapnya sambil berkata. "Pergilah. Ambilkan aku setengah kendi anggur merah yang enak. Aku hanya menginginkan barang kualitas tinggi. Pak tua ini tidak menerima anggur merah rendahan."     

Kerumunan orang di sekelilingnya memandang penjaga toko itu dengan penuh belas kasih. Salah satu dari mereka bahkan berteriak: "Kenapa kamu tidak memberikan satu kendi anggur yang enak untuk pak tua itu, eh? Dilihat dari pakaiannya, pak tua itu jelas tidak berasal dari keluarga biasa. Kamu pasti tidak akan rugi memberinya anggur yang enak, kan?"     

"Benar, benar. Aku tidak akan membayarkan." Pria tua itu tersenyum lebar sambil mengangguk. "Cepat! Pak tua ini benar-benar menginginkan anggur merah!"     

Penjaga toko masih ragu-ragu hingga dia akhirnya masuk ke dalam toko sambil membawa kendi kosong. Karena dia khawatir kalau pria tua itu akan menuang anggurnya lagi, dia benar-benar hanya mengambil anggur kualitas tinggi. Hatinya merasa sedih saat dia mengisi kendi itu. Dia khawatir apakah pria tua itu benar-benar punya uang dan membayarnya. Dari keluarga mana dia berasal?     

Setelah mengisi anggur merah, penjaga toko kembali ke depan toko dan menyerahkan kendi yang berisi anggur merah kepada si pria tua. "Pak tua, sebenarnya anda berasal dari keluarga mana?"     

Kepala Keluarga Feng mengambil kendi itu. Dia masih menatap penjaga toko dengan tajam. "Bukankah pak tua ini sudah bilang? Aku lupa dari keluarga mana aku berasal. Tapi tenang saja, pak tua ini tidak akan berhutang uang."     

Ketika berbicara, pria tua itu berdiri sambil melepaskan pakaiannya. "Pakaian pak tua ini bernilai cukup mahal. Anggap saja ini sebagai kompensasi anggur merahmu."     

Wajah penjaga toko itu sangat sedih sampai hampir menangis. "Pakaian itu tidak ada gunanya!"     

"Aku akan membayarkan anggur merahnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.