Dokter Hantu yang Mempesona

Mencari Bantuan



Mencari Bantuan

0Ketika fajar, cahaya matahari memancar di langit yang masih gelap. Pengawal Gelap yang berjaga sedang mengobrol sambil berpatroli di gunung. Tiba-tiba, mereka melihat sekelebat bayangan dari samping. Beberapa pengawal segera bergegas ke arah datangnya bayangan itu.     

"Siapa di sana?"     

Leng Hua memaksakan diri untuk berjalan hingga sejauh ini. Tubuhnya terasa berat. Dia terhuyung-huyung saat terus berjalan meskipun dia sering tersandung. Dia terjatuh dan berusaha untuk berdiri beberapa kali. Punggungnya basah karena darahnya sendiri. Tapi dia sudah mati rasa karena kesakitan. Pandangannya juga kabur.     

Ketika Leng Hua melihat Pengawal Gelap yang sedang berpatroli, dia ingin bergegas kesana tapi kakinya tiba-tiba lemas. Leng Hua hanya bisa memanggil dengan suara yang serak sambil mengulurkan tangan pada mereka.     

"Tolong aku.. bertemu Leng Shuang... dia adalah kakak perempuanku..."     

Suaranya benar-benar lemah. Tapi para Pengawal Gelap bisa mendengarnya dengan jelas.     

Saudara laki-laki Leng Shuang?     

Mereka terlihat terkejut saat mendengarnya. Seorang pengawal mendekat untuk memeriksa lukanya sedangkan pengawal yang lain bergegas menuju bagian dalam Peach Blossom Ridge. Entah itu benar atau tidak, mereka harus memberitahu Leng Shuang tentang masalah ini.     

"Apa kamu bilang? Saudaraku?"     

Ketika Leng Shuang keluar untuk memeriksa pembatas, dia mendengar seorang Pengawal Gelap yang melaporkan hal itu kepada sang kapten. Jantungnya hampir copot karena ketakutan.     

"Dimana dia sekarang? Dimana? Cepat bawa aku padanya!"     

Leng Hua seharusnya bersama dengan Tuan Muda di halaman rumah. Kenapa dia ada di sini? Apakah terjadi sesuatu?     

Ketika Leng Shuang bergegas mendatangi adiknya, dia lalu melihat Leng Hua bersimbah darah dan tak sadarkan diri. Jubah birunya berubah warna menjadi merah dan wajahnya seputih kertas. Dia kebingungan dan jantungnya berdegup kencang. Leng Shuang pun berseru: "Leng Hua!"     

Leng Shuang berteriak histeris dan ingin bergegas menggendong adiknya, tapi dia tidak tahu bagian mana yang harus dipegang. Leng Shuang hanya bisa berteriak gugup: "Cepat! Cepat bawa dia!"     

Orang yang membawanya adalah kapten Pengawal Gelap dan pengawal lain mengikutinya dari belakang. Ketika mereka mencari batas penghalang bunga persik, mereka berdua merasa gembira dan berpikir kalau akhirnya mereka bisa masuk. Tapi, tepat ketika akan sampai, Leng Shuang menghentikan langkahnya.     

"Berikan dia padaku."     

Leng Shuang maju dan membungkuk untuk menggendong Leng Hua, lalu dia membawanya ke dalam pembatas bunga persik. Kedua orang itu tidak terlihat lagi saat mereka masuk ke dalam Peach Blossom Ridge.     

"Sungguh misterius. Kita sudah berada disini hampir sebulan. Tapi kita belum pernah ke dalam. Memikirkannya saja sudah membuatku sesak."     

Pengawal Gelap itu bergumam sendiri. Hatinya penuh dengan rasa ingin tahu, terutama dengan identitas orang yang ada di dalam.     

Kapten Pengawal Gelap memandang ke depan sambil memikirkan sesuatu. Dia berbalik melihat Pengawal Gelap di sampingnya sambil berbicara.     

"Ini bukan pertama kalinya kamu bekerja sebagai Pengawal Gelap. Mengenai peraturan, kamu seharusnya sudah memahaminya dengan baik. Hal-hal yang seharusnya tidak diketahui – jangan ditanyakan, jangan merasa ingin tahu. Tidak ada gunanya mengetahui hal-hal seperti itu."     

"Baik, Tuan." Setelah diingatkan oleh kaptennya, Pengawal Gelap itu segera menundukkan kepala karena malu.     

Leng Shuang sudah membawa Leng Hua yang tak sadarkan diri masuk ke kamar, kemudian dia memeriksa lukanya. Dia segera membalut luka adiknya dengan sederhana. Leng Shuang segera menuju ke kamar Feng Jiu lalu mengetuk pintunya.     

"Nona, Nona." Suaranya terdengar tergesa-gesa dan juga tegang, serta terdengar sedikit panik.     

Feng Jiu yang sedang tertidur langsung bergerak dan terbangun ketika mendengar panggilan Leng Shuang. Dia mengenakan jubah sebelum membuka pintu. "Apa yang terjadi?"     

Suaranya masih terdengar serak tapi kedua matanya waspada. Karena dia tahu kalau Leng Shuang tidak akan mengetuk pintu kamarnya saat fajar kalau kondisi tidak sedang darurat.     

"Nona, Hua Kecil datang, tapi dia tidak sadarkan diri dan seluruh tubuhnya berlumur darah. Saya takut ada sesuatu yang terjadi kepada Tuan Muda."     

Ketika mendengar ucapan Leng Shuang, jantung Feng Jiu berhenti berdetak.     

"Dimana dia? Cepat antar aku kesana!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.