Dokter Hantu yang Mempesona

Jantung yang Berdegup dengan Penuh Semangat



Jantung yang Berdegup dengan Penuh Semangat

0"Leng Shuang."     

"Iya, Nona," Leng Shuang berjalan dari arah belakang.     

"Pulanglah dan beritahu Kakak bahwa aku akan kembali hanya saat dia pergi ke seleksi Ketua Muda Keluarga Guan. Ingatkan dia untuk fokus pada latihan kultivasinya. Leng Hua akan tetap di sana dan menemaninya. Setelah itu, kita bisa ke sini bersama!"     

"Baik."     

Leng Shuang menurut. Tetapi dia masih belum berjalan. Dia merasa ragu sebelum akhirnya berkata: "Nona, jika saya kembali, tidak ada orang yang menjaga anda!"     

Feng Jiu tertawa setelah mendengar ucapan Leng Shuang. Alisnya naik. Dia menatap Leng Shuang sambil menggodanya: "Kamu benar-benar menganggap Nona-mu ini adalah orang lemah yang tidak punya pertahanan diri dan perlu orang lain untuk menjagaku."     

Tanpa menunggu jawabannya, Feng Jiu melambaikan tangan.     

"Cepatlah! Kamu tidak perlu mengkhawatirkan aku."     

Selama tiga hari Feng Jiu di sini, dia telah masuk ke dalam Cincin Spasial untuk melatih kultivasinya. Kekuatannya pun meningkat dengan tajam. Tapi, dia menutupi kekuatan kultivasinya sehingga orang lain tidak bisa mendeteksinya.     

Lagipula, ketenarannya sebagai Dokter Hantu dan Peracik Obat sudah terlalu menarik perhatian. Jika orang lain tahu bahwa kekuatannya meningkat dengan tajam, maka hal itu akan membuat orang lain merasa terancam. Apalagi, Feng Jiu memiliki Binatang Sakral Kuno di dalam Cincin Spasialnya. Walaupun masih masa pertumbuhan, dia tidak bisa dianggap remeh.     

Leng Shuang pergi dan Feng Jiu berdiri dengan malas. Dia berjalan pelan dari bangunan kecil di bawah pohon bunga persik.     

Feng Jiu mengenakan pakaian serba merah dan tidak sedang menyamar sebagai laki-laki. Rambutnya terurai di punggungnya serta diikat dengan pita satin merah. Dia tidak menggunakan alas kaki apapun. Gaun merahnya tidak menutupi sepasang kakinya yang sangat indah.     

Dia berjalan pelan melewati jalanan yang dipenuhi dengan kerikil halus. Kuku kakinya yang berwarna merah terlihat dari bagian bawah gaunnya. Tanpa disadari, Feng Jiu telah sampai di tempat yang cukup jauh dimana dia tiba-tiba mendengar alunan musik dari sebuah zither. Musik itu terdengar dari luar.     

"Huh?"     

Dia menoleh dan matanya dipenuhi dengan rasa terkejut. Dia segera mengambil tudung merah dari dalam lengan bajunya untuk menutupi wajahnya. Dia mengetuk tanah dengan ujung kakinya. Dia melompat di udara seperti bidadari yang melintas di antara bunga-bunga persik. Akhirnya, dia segera keluar dari mantra rumit yang dia letakkan di sana.     

Hanya dengan satu lompatan, sosok berpakaian serba merah itu duduk di dahan pohon persik. Dahan itu dipenuhi oleh bunga persik yang sedang bermekaran.     

Feng Jiu bersandar pada batang pohon di belakangnya. Dia mengulurkan tangan untuk memetik setangkai bunga persik yang sedang mekar. Dia memainkan bunga itu dengan acuh tak acuh sambil mendengarkan permainan senar yang tidak jauh dari sana. Tanpa sadar, bibir Feng Jiu pun menyeringai.     

Nadanya indah dan sangat enak didengar. Petikan senar itu benar-benar jernih seperti air yang mengalir di pegunungan. Terkadang cepat, terkadang lambat. Sangat indah dan menawan.     

Feng Jiu tidak pernah berpikir akan ada permainan zither klasik di dunia mistis.     

"Su Ruo Yun, Su Ruo Yun, aku bahkan belum mencarimu. Kenapa kamu malah selalu muncul di hadapanku?     

Feng Jiu bergumam pelan. Tiba-tiba, kedua mata indahnya berkilau. Senyuman yang aneh terlihat. Dia baru akan berdiri dan melompat ke depan ketika dia merasakan tatapan mata sedang tertuju ke arahnya.     

Feng Jiu sedikit memiringkan kepalanya. Dia menyingkirkan bunga-bunga persik di hadapannya untuk melihat lebih jelas. Hanya dengan satu tatapan, kedua mata itu dipenuhi dengan kebahagiaan, berkilauan dan cemerlang. Kegembiraannya sangat meluap-luap seperti ada bintang yang berkilauan di dalamnya. Dia tiba-tiba merasa terpikat...     

[Itu dia!]     

Murong Yi Xuan menatap arah wanita itu dengan linglung. Kedua matanya tiba-tiba memperlihatkan kekagetan dan kegelisahan yang tidak dia sadari.     

Dia menatap sosok berpakaian serba merah sedang duduk di antara bunga-bunga persik seperti bidadari. Dia melihat sepasang kaki yang seputih salju tergantung sambil bermain-main di udara. Lalu, kepalanya yang mungil mengintip dari balik bunga persik yang bermekaran. Sepasang mata terlihat seperti sedang berbicara dengannya dan dipenuhi dengan senyuman yang memikat...     

Murong Yi Xuan merasa jantungnya berdetak dengan sangat kencang. Sebuah perasaan terkejut bercampur dengan antusiasme membuat jantungnya berdegup kencang. Perasaan itu menyebar ke seluruh tubuhnya secara perlahan. Sehingga dirinya tenggelam di dalamnya....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.