Dokter Hantu yang Mempesona

Pergi Sambil Mengibaskan Lengan Dengan Penuh Amarah



Pergi Sambil Mengibaskan Lengan Dengan Penuh Amarah

0Setelah mendengar ucapan itu, tatapan Murong Bo semakin tajam ketika melihat Feng Jiu. Dia lalu menoleh pada Feng Xiao dan berbicara dengan suara pelan. "Feng Xiao!"     

Suaranya terdengar mendominasi seperti petarung ketika memanggil Feng Xiao. Suara itu diikuti oleh gelombang Qi mistik sehingga Feng Xiao tidak punya pilihan selain berjalan maju.     

"Hamba hadir."     

Murong Bo tidak bisa melampiaskan amarahnya kepada Kepala Keluarga Feng. Meskipun dia adalah Penguasa Negeri, tetapi dia harus mematuhi ajaran kuno yaitu memberi hormat kepada Kepala Keluarga dari generasi Ayahnya. Jika Murong Bo ingin marah, maka dia tidak bisa melampiaskannya kepada pak tua itu.     

Sedangkan Feng Qing Ge adalah putri Feng Xiao, yaitu Nona Sulung di Kediaman Feng. Dia bukan bawahan Murong Bo dan juga bukan menantunya. Selain itu, Feng Qing Ge juga lebih muda. Daripada harus marah padanya, Murong Bo lebih memilih bertanya secara langsung kepada Feng Xiao.     

Murong Bo melirik Feng Xiao yang sedang membungkuk dengan hormat. Dia bertanya.      

"Apa yang terjadi dengan tiga kilatan petir dari Surga itu?"     

"Soal itu..."     

Feng Xiao mendongak. Dia menatap Murong Bo lalu menggeleng dengan bingung.      

"Hamba tidak tahu apa yang terjadi."     

Feng Xiao benar-benar tidak tahu. Ketika dia berlari setelah mendengar petir itu, dia langsung mendapat perintah dari Kepala Keluarga. Jadi, bagaimana dia bisa tahu apa yang terjadi dengan petir dari Surga itu?     

Tapi Feng Xiao tahu bahwa itu adalah urusan Klan Keluarganya dan berhubungan dengan putrinya sendiri. Oleh karena itu, jika Feng Xiao sudah tahu, dia harus berpura-pura tidak.     

Kemarahan Murong Bo sudah terpendam sejak tadi. Saat mendengar ucapan Feng Xiao, dia meletakkan cangkir teh yang dipegangnya ke atas meja. Dia lalu berdiri dengan langkah keras.     

Raut wajah Murong Bo terlihat suram. Dia mengibaskan lengan jubahnya dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.     

Sikap Murong Bo membuat ketiga orang di aula cukup terkejut. Tetapi mereka tidak mengatakan apa-apa ketika melihat Murong Bo pergi.     

"Qing Ge, apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang kamu lakukan di kamar itu? Bagaimana bisa hal itu mengundang petir dari Surga?" Feng Xiao langsung bertanya padanya. Beberapa dugaan sudah muncul di benaknya, tapi dia masih belum bisa memastikan.     

Hanya ada tiga situasi yang bisa mengundang kilatan petir dari Surga.     

Pertama, ketika harta yang sangat hebat turun dari Surga. Kedua, ketika kultivasi seseorang mencapai level tertentu. Ketiga, ketika eliksir yang sangat bernilai berhasil dibuat. Tapi ketiga skenario itu terlalu luar biasa menurut Feng Xiao. Itulah mengapa dia sangat kebingungan.     

"Leng Shuang, jaga pintu di aula. Jangan biarkan seseorang masuk." Feng Jiu memberi perintah.     

"Baik." Leng Shuang menjawabnya dari luar dan terus berjaga di depan pintu.     

Feng Xiao tidak bisa menahan semangatnya ketika melihat wajah putrinya yang tersenyum gembira. Dia merasa bahwa dugaannya akan segera dijawab sehingga dia merasa agak gugup namun bersemangat.     

"Kakek, Ayah, kalian berdua duduklah." Feng Jiu berbicara sambil menarik Feng Xiao yang agak linglung dan mendorongnya agar duduk di kursi.     

Feng Jiu lalu menyeret kursi dan duduk di antara mereka berdua. Setelah itu, dia mengeluarkan botol dari ruang dimensi dan mengeluarkan pil dari dalam botol tersebut.     

"Lihat ini... Ini adalah Pil Transformasi lima garis. Inilah yang mengundang munculnya petir dari Surga."     

Bahkan seumur hidupnya, ini adalah pertama kalinya Kepala Keluarga Feng melihat pil dengan lima garis di permukaannya. Pil itu bahkan dibuat oleh cucunya sendiri! Saat itu, Kepala Keluarga merasa seolah-olah darahnya telah mendidih. Dia sangat bersemangat sehingga wajahnya menjadi merah dan tangannya gemetar.     

"Bagus, bagus, bagus! Feng Kecil, kamu membuat Kakek merasa sangat bangga!"     

Saat membandingkan reaksi kedua pria itu, setidaknya Kepala Keluarga Feng masih bisa bicara. Feng Xiao benar-benar terpana sehingga dia menjadi linglung dan pikirannya kosong. Matanya terbelalak dan darahnya seolah-olah mengalir ke kepalanya saat itu. Beberapa saat kemudian, dia jatuh pingsan karena terlalu gembira.     

Feng Jiu langsung berteriak kaget. "Ayah?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.