Dokter Hantu yang Mempesona

Rasa Ingin Tahu Bisa Membunuh Kucing



Rasa Ingin Tahu Bisa Membunuh Kucing

0Ketika mendengar perkataan Feng Jiu, mata Kepala Keluarga berbinar. Dia menjadi sangat bersemangat sehingga suaranya gemetar.      

"Aku pernah dengar bahwa hanya pil lima garis yang bisa menarik kilatan petir dari Surga! Kamu... Pil yang kamu buat memiliki lima garis?!"     

"Mm. itu memang Pil Transformasi yang punya lima garis."     

Feng Jiu melihat Kakeknya sangat bersemangat. Dia pun menjawab sambil tersenyum.      

"Kakek sebaiknya pergi ke depan untuk mengawasi kondisi di sana. Aku akan mandi dan mengganti baju sebelum ke sana. Ingatkan para pelayan agar mereka tidak membicarakan apa-apa. Bahkan jika Penguasa bertanya, minta para pelayan agar tidak berbicara."     

Meskipun Kepala Keluarga tidak mengetahui efek Pil Transformasi, tetapi hatinya merasa sangat gembira.      

"Ucapanmu memang benar. Dengan reputasi Kediaman Feng, orang-orang yang ada di luar tidak akan berani menerobos masuk. Penguasa bahkan tidak akan menerobos masuk ke rumah bawahannya sendiri. Cepat mandi dan ganti baju! Kakek akan memeriksa situasi di sana."     

Kepala Keluarga Feng berbicara dengan tergesa-gesa. Dia lalu memperbaiki sikapnya sebelum berjalan menuju halaman di depan rumah.     

Setelah melihat Kakeknya pergi, Feng Jiu pergi menuju ke halamannya sendiri. Dia memerintahkan beberapa orang agar menyiapkan air untuk mandi.     

Saat itu, kemarahan Murong Bo sudah mencapai puncak. Dia ingin menendang pintu Kediaman Feng atau melompati tembok, tapi posisi dan harga dirinya mencegahnya melakukan hal itu. Dia hanya bisa mengibaskan lengan jubahnya dan pergi begitu saja. Tapi karena dia tidak bisa menahan kemarahannya, suasana menjadi sangat tegang.     

Tepat saat itu, pintu yang tertutup rapat tiba-tiba berderit. Kepala Keluarga Feng tersenyum dan meminta maaf sambil berjalan keluar untuk memberikan salam. Sementara itu, Feng Xiao yang wajahnya terlihat suram mengikutinya dari belakang sambil sedikit menunduk. Feng Xiao sepertinya baru saja dinasehati.     

"Huff! Salahkan Pak Tua ini. Saya meminta Feng Xiao agar dia menjaga pintu dan tidak membiarkan siapapun masuk. Tetapi saya tidak menduga bahwa Penguasa akan datang sehingga anda harus berdiri di luar pintu. Betapa tidak sopan sikap kami." Kepala Keluarga Feng terus mengoceh sambil menunduk beberapa kali untuk minta maaf. Kemudian, dia maju dan menyambut Penguasa Negeri.     

"Penguasa, silahkan masuk." Kepala Keluarga berbicara sambil mengulurkan tangan ke dalam rumah sebagai isyarat mempersilakan Penguasa untuk masuk. Tubuhnya miring ke samping agar Penguasa bisa berjalan di depan.     

Wajah Murong Bo yang terlihat suram melirik Feng Xiao. Setelah mengibaskan jubahnya, dia berdehem keras sebelum masuk ke dalam Kediaman Feng.     

Ketika orang-orang yang berkerumun di luar melihatnya, raut wajah mereka terlihat berbeda-beda.      

Beberapa orang bahkan berjalan maju dan memanggil Kepala Keluarga Feng yang akan masuk ke kediaman.     

"Kepala Keluarga, tolong tunggu aku sebentar."     

Kepala Keluarga Feng berbalik badan. Dia memandang dua pria paruh baya yang ada di belakangnya. Ketika melihat bahwa mereka adalah dua Ketua Keluarga dari Klan Keluarga terbesar di Kota Cloudy Moon, Kepala Keluarga Feng tersenyum saat bertanya. "Apa yang Ketua Keluarga inginkan?"     

Saat mendengar ucapan Kepala Keluarga Feng, kedua pria itu berpikir dalam hati.      

[Bukankah dia menanyakan hal yang sudah jelas? Mungkinkah dia menyadari apa yang mereka inginkan?]     

Meskipun kemungkinan itu bisa saja terjadi, tapi wajah mereka tidak memperlihatkan pikiran mereka sedikit pun. Mereka terus tersenyum dan berkata.      

"Begini, kami melihat tiga kilatan petir yang tertuju pada Kediaman Feng. Kami ingin tahu apa yang bisa menarik kilatan dari Surga itu? Bisakah Kepala Keluarga Feng menjelaskannya?"     

Kepala Keluarga Feng berhenti berjalan. Dia mengangkat tangan dan mengusap jenggotnya sambil menatap dua pria itu. Kemudian, tatapannya beralih pada kerumunan orang yang tidak berani maju tapi berdiri cukup dekat dan mendengar percakapan mereka. Kepala Keluarga Feng tersenyum dan mengatakan sesuatu yang membuat mereka diam.     

"Seperti kata pepatah, keingintahuan bisa membunuh kucing. Kalian berdua sudah tidak muda lagi. Lebih baik jangan merasa penasaran dengan sesuatu yang tidak perlu dicari tahu."     

Saat melihat Kepala Keluarga Feng berjalan masuk, wajah kedua Ketua Keluarga itu terlihat merah. Mereka menatap pintu Kediaman Feng yang tertutup tanpa bisa mengucapkan apa-apa...     

Kerumunan orang juga mendengar kata-kata Kepala Keluarga. Wajah mereka terlihat heran. Mereka tidak menyangka bahwa Kepala Keluarga Feng bahkan tidak memikirkan harga diri kedua Kepala Keluarga itu dan menjawabnya dengan kata-kata yang tajam. Bagaimanapun juga, kedua Ketua Keluarga itu cukup dihormati di Kota Cloudy Moon!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.