Dokter Hantu yang Mempesona

Mengikuti Dari Belakang



Mengikuti Dari Belakang

0"Dia sepertinya seorang gadis berpakaian hitam. Dia cukup cantik. Sayangnya, dia bertemu dengan saudara laki-laki dan perempuan itu."     

"Ayo, ayo, ayo! Mari kita lihat! Di kota ini, tidak ada yang berani melawan mereka. Orang itu sepertinya tidak berasal dari sini."     

Ketika dia mendengar percakapan itu, kedua mata Feng Jiu terlihat mengkilat. Dia mengingat arah kemana orang-orang itu pergi untuk melihat keributan lalu dia terdiam sejenak. "Sunny apakah kamu sudah makan?"     

"Aku sudah kenyang tapi makanannya belum habis. Apa yang harus aku lakukan?" Bocah itu tidak mau menyia-nyiakan makanan. Dia masih terus menyendok kuah dan meminumnya. Saat dia melihat beberapa wonton yang tersisa di mangkuk, raut wajahnya terlihat enggan.     

Feng Jiu yang melihatnya langsung terkekeh. Dia mengusap kepala bocah itu dan berkata. "Jangan makan lagi jika kamu sudah kenyang. Jangan terlalu banyak makan karena masih ada kue!"     

Feng Jiu tersenyum sambil membayar makanan. Dia menggenggam tangan bocah itu dan menuntun Pak Tuan Putih berjalan menuju kerumunan orang.     

"Apakah Tuan tertarik dengan gadis itu? Apakah Tuan ingin anak buah anda mengajaknya ke sini?"      

Pria paruh baya yang ada di lantai atas menyadari tatapan Tuannya yang terus mengikuti gadis berbaju putih itu. Dia pun bertanya.     

Setelah pria yang berdiri sambil menekuk kedua tangan ke belakang itu mendengar perkataannya, dia menoleh pada pria paruh baya itu dan berkata.      

"Apakah kamu pikir bisa membawanya ke sini?"     

Pria paruh baya itu tertegun dan bertanya karena merasa kebingungan. "Apa maksud Tuan?"      

Kenapa dia tidak bisa membawa wanita itu? Terlebih lagi, dengan identitas Tuannya, mengundang wanita bukanlah sesuatu yang sulit dilakukan.      

Pria itu hanya diam. Dia memperhatikan sosok berpakaian putih yang sedang berjalan menuju kerumunan. Dia pun berbalik dan menuruni tangga karena ingin mengikuti sosok itu.     

Saat pria paruh baya melihatnya, dia segera pergi mengikutinya dengan terburu-buru.     

Di jalanan terbuka yang dikelilingi oleh kerumunan orang, seorang pria yang agak kurus tergencet oleh seorang wanita gemuk sehingga dia tidak bisa berdiri. Karena badan wanita gemuk itu membuatnya sesak, wajah pria itu menjadi merah karena kesulitan bernafas.     

"Me... Menyingkirlah dariku!"     

Pria itu berusaha mendorong sang wanita gemuk agar berdiri, namun dia sama sekali tidak bisa membuatnya bergerak.     

"Oww... Kakak... Pinggangku sakit. Dia menendang dadaku dan rasanya sakit sekali... Benar-benar sakit sampai aku tidak bisa berdiri."     

Wanita gemuk itu berbaring dengan wajah yang menghadap langit. Dia tidak merasa kesakitan saat terjatuh karena kakaknya sedang berada di bawahnya seperti kasur. Tetapi dadanya telah ditendang sehingga dia merasa kesulitan untuk bernafas dan tidak mampu berdiri.     

Leng Shuang yang memakai pakaian hitam ketat melirik mereka dengan tajam. Dia hendak membawa kudanya pergi saat melihat Nona memegang Pak Tua Putih dan Sunny berada di antara kerumunan. Dia pun menghampiri Feng Jiu.     

"Nona, saya sudah membeli semuanya."     

Feng Jiu melirik kedua orang itu dan mengangguk pada Leng Shuang. Dia berkata.      

"Kalau begitu, ayo pergi!" Dia menggendong Sunny lalu menunggangi Pak Tua Putih.     

Setelah menendang perut Pak Tua Putih dengan pelan, dia berjalan maju.     

Leng Shuang juga menaiki kudanya dan mengikuti Feng Jiu untuk melanjutkan perjalanan.     

Saat melihat kedua wanita itu pergi begitu saja, orang-orang di sekitar merasa terkejut. Mereka tidak menduga bahwa kedua wanita itu berani memukuli sepasang saudara yang berasal dari keluarga kaya dan pergi begitu saja.     

Pria yang berada di antara kerumunan melihat Feng Jiu pergi. Kedua matanya terlihat mesum. Dia tidak mengira akan bertemu dengan gadis yang begitu cantik dan anggun di Negeri Sun Glory tingkat sembilan yang sangat rendah ini.      

Saat melihat sosok berpakaian putih berangsur-angsur menghilang dari pandangannya, dia tidak ragu mengumpulkan Qi dan mengejarnya.     

Pria paruh baya itu agak terkejut. Dia terlihat berpikir sejenak sebelum mengikuti pria itu sambil mengerutkan alisnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.