Dokter Hantu yang Mempesona

Menyerang Saat Diperlukan



Menyerang Saat Diperlukan

0"Awasi anak itu. Aku akan keluar dan memeriksanya," ucap Feng Jiu pada Leng Shuang. Dia pun berjalan keluar.      

Setelah membuka pintu, dia melihat beberapa hantu terjatuh ke atas tanah dan mengerang dengan penuh kesedihan. Sedangkan di udara, ada garis-garis pancaran Qi yang menghujani para hantu dengan ganas.     

Saat melihat beberapa hantu di atas tanah mulai redup seperti roh yang bersiap akan menghilang, tatapan mata Feng Jiu terlihat sangat tajam. Dia membantu mengangkat mereka lalu mendongak pada pendeta yang mengayunkan pecut di tangannya. Feng Jiu menjentikkan tangan, kemudian jarum perak muncul di antara kedua jarinya. Dia menembakkan jarum itu pada pria yang sedang melayang di udara.     

'Swoosh!'     

Jarum perak itu terlempar ke atas tanah akibat ayunan sikat pendeta itu. Namun gerakan itu juga menghentikan cambukan kepada para hantu. Sepasang mata tajam tertuju pada Feng Jiu dan suara teriakan terdengar. "Bocah kecil. Siapa kamu? Fakta bahwa kamu telah bersekutu dengan hantu sudah membuatmu pantas mati!"     

Saat pendeta itu bicara, pecut yang dia pegang berayun dan aliran Qi melesat ke arah Feng Jiu. Dia menghindari serangan itu dengan tenang. Tatapannya tertuju pada pendeta itu dan berkata.      

"Karena diri anda yang terhormat sudah berniat membunuh, apakah anda juga menganggap saya sebagai hantu liar?"     

"Hahaha! Nak, kamu tidak mau mengambil jalan menuju Surga tapi lebih memilih menuju ke Neraka tak berpintu! Jadi, kenapa kalau aku membunuhmu?" Pendeta itu tertawa terbahak-bahak. Suaranya yang kejam dipenuhi dengan keangkuhan. Dia sama sekali tidak menunjukkan sedikit pun kebaikan sebagaimana orang yang telah berlatih Dao.     

"Tuan Muda, cepat pergi! Tingkat kultivasi Pendeta Tao itu sudah mencapai level Foundation. Tuan Muda tidak perlu melawannya. Cepat bawalah putraku dan selamatkan hidupmu!" Hantu pria itu berdiri dengan gemetar sambil berteriak pada Feng Jiu. Dia bermaksud untuk menghadang pendeta itu di sini asalkan putranya dan pemuda itu bisa melarikan diri hidup-hidup.     

Feng Jiu melirik mereka. Dia mengabaikan ucapan hantu pria itu dan mendongak untuk menatap pendeta. Senyuman tipis terlihat di ujung bibirnya saat berkata.      

"Selama perjalananku, cukup banyak orang yang berusaha membunuhku. Tapi akhirnya, mereka justru mati di tanganku."     

Suaranya yang malas terdengar tidak peduli. Seseorang yang memiliki kultivasi tingkat puncak Foundation bukanlah seseorang yang layak mendapatkan perhatian darinya.      

"Jika kamu pergi sekarang, maka aku bisa melepaskan kamu." Tatapan Feng Jiu tertuju pendeta yang sedang melayang di udara. Raut wajahnya terlihat sangat serius dan tidak bercanda.     

Namun orang-orang yang ada di sana tidak menanggapi kata-katanya dengan serius. Berdasarkan apa yang mereka lihat, tingkat kultivasi bocah itu bahkan belum sampai level Foundation. Bagaimana mungkin dia bisa mengalahkan pendeta tua itu?     

Itulah yang dipikirkan oleh pendeta itu. Dia pun tertawa mencemooh dan berkata.      

"Kamu pikir kamu bisa membunuhku dengan tingkat kekuatanmu itu? Aku khawatir kamu masih..."     

Dia bahkan belum selesai bicara ketika Feng Jiu tiba-tiba melayang. Pedang panjang dengan cahaya menyeramkan muncul di tangannya. Dalam waktu singkat, Feng Jiu segera melesat dan dada pendeta itu tiba-tiba terasa sakit. Beberapa saat kemudian, seluruh tubuh pendeta itu tegang. Raut wajahnya terlihat sangat terkejut dan tidak percaya saat menatap pedang yang dipegang oleh Feng Jiu.     

"Biru... Pedang Ujung Biru! Kamu... Kamu..."     

'Bam!!'     

Feng Jiu menendang dan menarik pedangnya pada saat yang bersamaan. Saat melihat pendeta itu terjatuh ke atas tanah, maka dia mendengus mengejeknya.      

"Aku memintamu pergi tapi kamu menolaknya. Sekarang inilah akibatnya."     

Sebuah pedang menembus jantung pendeta itu. Sampai ajal menjemputnya, dia masih tidak tahu siapa pemuda berpakaian merah itu. Kenapa dia memegang Pedang Ujung Biru? Yang membuatnya lebih bingung adalah kenapa dia bisa dibunuh oleh pemuda yang kultivasinya bahkan belum mencapai level Foundation? Padahal, dia adalah kultivator tingkat puncak Foundation.      

Yang lebih sulit untuk dia terima adalah... Pemuda itu menusukkan pedangnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun sehingga dia mati dengan penuh kebencian.     

Hantu-hantu itu tertegun. Mata mereka dipenuhi ketidakpercayaan ketika melihat kejadian di hadapan mereka. Mereka tidak pernah menyangka jika semuanya akan berubah hanya dalam sekejap...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.