Dokter Hantu yang Mempesona

Ada yang Salah



Ada yang Salah

0Feng Jiu berusaha menahan keterkejutannya. Wajahnya sama sekali tidak terlihat aneh. Dia justru tersenyum dan berkata.      

"Kami baru lewat sini ketika langit mulai gelap. Karena kami melihat bahwa ada yang tinggal di sini, maka kami ingin menginap di sini. Apakah boleh?"     

Wanita itu hanya terdiam. Dia mengawasi Feng Jiu dan Leng Shuang. Saat dia melihat tunggangan mereka, dia terlihat ragu.     

"Ibu, Ibu! Biarkan kakak-kakak ini tinggal di sini! Sunny suka kakak laki-laki yang tampan!"     

Anak kecil itu sepertinya berusia sekitar empat atau lima tahun. Dia menarik lengan baju ibunya dan mengguncangnya dengan pelan. Suaranya terdengar lembut. Matanya yang jernih terlihat memohon dan penuh harap. Sikapnya membuat orang lain tidak akan bisa menolaknya.     

Wajah wanita itu terlihat penuh dengan kasih sayang. Dia mengusap kepala putranya sambil berbicara pada Feng Jiu dan Leng Shuang.      

"Apa kalian berdua mau masuk? Rumah saya sangat sederhana. Jika ada sesuatu yang kurang, harap jangan tersinggung."     

Dia membuka pintu dan mengulurkan tangan ke dalam rumah untuk mempersilakan mereka masuk. Setelah pintu terbuka, Feng Jiu dan Leng Shuang melihat sebuah lampu minyak di atas meja yang menerangi rumah itu.     

"Kalau begitu, maaf sudah mengganggu."     

Feng Jiu menepuk kedua kepalan tangannya untuk memberikan salam. Dia meminta Leng Shuang mengikat Pak Tua Putih dan kuda lainnya di luar. Kemudian, Feng Jiu masuk ke dalam rumah.     

Walaupun interior rumah sangat sederhana, tetapi bagian dalam rumah terlihat bersih dan rapi. Mungkin karena sinar matahari jarang masuk sehingga udara di dalam rumah agak dingin, khususnya pada malam hari.     

"Kakak, apakah kakak mau minum?"     

Anak laki-laki itu memanjat ke atas kursi dan menatap Feng Jiu. Dia menunjuk botol air yang ada di atas meja dan berkata.      

"Di sana. Sunny meminumnya ketika dia haus."     

Tatapan Feng Jiu tertuju pada wanita yang sedang pergi ke belakang rumah dengan langkah ringan. Sikapnya menunjukkan bahwa dia mendapat pendidikan yang baik. Dia tidak seperti penduduk desa lainnya.     

Namun, kenapa dia tinggal di tempat seperti ini?     

Feng Jiu mengalihkan pandangannya. Dia menatap anak laki-laki yang ada di depannya. Meskipun anak itu cukup bersemangat, tetapi dia punya kantung mata. Feng Jiu menghela nafas dan membuka mulutnya.      

"Apakah namamu adalah Sunny? Berapa usiamu?"     

"Yup! Aku dipanggil Sunny! Kakak, hari ini adalah ulang tahun Sunny yang keempat! Ibu sedang di belakang dan sedang memasak telur merah untuk Sunny."     

Anak laki-laki itu mencondongkan tubuhnya ke atas meja. Dia tersenyum sambil menatap Feng Jiu yang tampan dan memakai pakaian merah. Dia pun berbicara dengan suara ceria.      

"Kakak sangat tampan. Sunny belum pernah lihat orang yang lebih tampan daripada Kakak."     

"Oh, jadi kamu ulang tahun hari ini!"     

Feng Jiu terkejut. Dia menatap anak laki-laki itu dengan mata berbinar. Feng Jiu berpikir sejenak lalu mengeluarkan mutiara bercahaya seukuran anggur. Dia memberikan mutiara itu kepada anak laki-laki di depannya sambil tertawa.      

"Nah, ini adalah hadiah ulang tahun untukmu."     

"Wah! Mutiara ini sangat indah, bisa bersinar!"     

Anak itu menatap mutiara tersebut dengan gembira. Dia mengambilnya lalu turun dari kursi. Setelah itu, dia berlari ke belakang rumah sambil berteriak dengan penuh semangat.      

"Ayah! Ibu! Ibu, lihat! Kakak memberiku hadiah mutiara yang bersinar!"     

Saat itu, Leng Shuang menghampiri Feng Jiu. Dia melirik bagian belakang rumah kemudian berbisik kepada Feng Jiu.      

"Nona, ada yang janggal di tempat ini. Apakah kita akan tinggal di sini?"     

Hanya ada dua rumah di sana. Di rumah satunya, meskipun ada cahaya yang menyala tetapi pintu tertutup. Sepertinya tidak ada orang di rumah itu. Di rumah ini, hanya anak kecil itu yang terlihat cukup normal. Seseorang bisa menyadari ada yang salah dengan wanita itu. Di dalam rumah, juga ada pria yang punya rumah ini. Mereka belum melihatnya sejak masuk ke dalam. Jika dipikirkan secara logis, semua ini aneh.      

Kedua mata Feng Jiu menjadi tajam. Dia melirik tirai yang ada di belakang rumah dan berkata.      

"Memang ada yang salah. Tapi anak kecil itu masih normal. Yang tidak normal hanyalah orang dewasa."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.