Dokter Hantu yang Mempesona

Tidak Bisa Dibayangkan



Tidak Bisa Dibayangkan

0Feng Jiu sebenarnya tidak sadar kalau Tuan Neraka telah mengancam Bola Bola. Kalau binatang itu tidak melindungi Feng Jiu, maka Tuan Neraka akan membunuhnya.      

Mengingat bahwa Binatang Surgawi level puncak bisa diancam secara terang-terangan dan bahkan tidak berdaya melawan orang yang mengancamnya... Bola Bola merinding saat mengingat pria itu. Kekuatannya benar-benar dahsyat.     

Sialan. Binatang itu mengira dia akhirnya bisa bebas setelah keluar dari batu. Tapi siapa yang menyangka kalau dia akan menghadapi pria yang mengerikan semacam itu? Ia telah diancam dan sebagian dari jiwanya ditarik keluar. Itulah mengapa dia tidak berani memberontak karena nyawanya bisa hilang kapan saja.     

Binatang itu menatap Feng Jiu dengan jijik. Dia tidak merasa ada sesuatu yang luar biasa dari pemuda itu. Menurutnya, pemuda itu terlalu lemah serta tidak pantas untuk dihargai. Dia sepertinya tidak pantas memiliki Binatang Surgawi level puncak yang setia melindunginya.      

Pak Tua Putih meneteskan air liur saat mendengar ada makanan di depan. Dia mengumpulkan kekuatan untuk mengangkat kakinya dan melaju dengan kencang, meninggalkan Leng Shuang dan Bola Bola di dalam debu yang sedang mengepul...     

Bola Bola yang sedang berbaring tiba-tiba tersedak debu itu. Ia segera duduk dengan tegak dan menatap sosok yang sedang berlari di depan dengan pandangan mata yang geram.     

[Dasar kuda gemuk! Dia cuma tahu makan, makan, dan makan! Dia seharusnya mati saja akibat obesitas!]     

Mereka segera tiba di lereng bukit yang dekat dengan kedua rumah di depan. Feng Jiu yang sedang menunggangi Pak Tua Putih merasa agak terkejut. Dia segera menarik tali kendali sambil menatap tempat yang ada di depannya. Matanya terlihat berkilat.      

Leng Shuang segera mengejar dari belakang dan dia akhirnya sampai di samping Feng Jiu. Saat menyadari bahwa Feng Jiu tidak bergerak, dia menoleh pada dua rumah yang ada di depan dengan lampu yang sedang menyala. Dia berbicara dengan waspada.      

"Apakah Nona bersedia menunggu di sini? Aku akan pergi ke depan untuk memeriksanya." Leng Shuang turun dari kudanya. Dia ingin pergi menuju dua rumah itu.     

"Aku akan pergi bersamamu." Feng Jiu juga turun dari kuda dan mendarat di atas tanah. Setelah itu, dia menuntun Pak Tua Putih menuruni lereng. Namun Pak Tua Putih sepertinya tidak mau maju. Dia terus meringkik dan menginjak-injakkan kakinya ke atas tanah dengan gelisah.     

Feng Jiu tersenyum tipis. Dia mengelus kepala Pak Tua Putih sambil membujuknya dengan suara yang lembut.      

"Tidak apa-apa. Ikuti saja aku."     

Pak Tua Putih akhirnya mendengus pelan dan berjalan di samping Feng Jiu dengan patuh.     

Bola Bola juga turun dari kuda. Ia menyipitkan mata untuk melirik Feng Jiu kemudian menatap dua rumah yang ada di depan. Akhirnya, binatang itu mengikuti mereka.     

Hanya ada dua keluarga di tempat itu. Ada lampu yang menyala dari dalam rumah mereka. Mungkin karena mereka jarang melihat ada orang luar datang, anak laki-laki yang berusia sekitar empat atau lima tahun duduk di depan pintu sambil memainkan kerikil. Dia menatap Feng Jiu yang berpakaian merah dan Leng Shuang yang sedang menuntun kudanya.     

Anak laki-laki itu tiba-tiba berdiri dan berlari ke dalam rumah. Dia berteriak:      

"Ayah! Ibu! Ada yang datang. Dua orang datang ke sini."     

'Ngiihh! Ngiihh!'     

Pak Tua Putih mendengus. Ia menginjak-injak tanah dengan tidak sabar sambil menarik kepalanya dan membawa Feng Jiu pergi dari sana.     

Saat melihat tingkah Pak Tua Putih yang aneh, Feng Jiu melirik ke dalam rumah itu. Lalu dia menoleh pada rumah lain yang jaraknya tidak jauh dari sana. Dia pun menurunkan pandangan matanya. Entah apa yang sedang dia pikirkan saat ini.     

Anak laki-laki yang berlari ke dalam rumah akhirnya keluar lagi,. Dia berdiri di depan pintu kemudian memandang Feng Jiu dan Pak Tua Putih yang sedang dituntun olehnya. Lalu, dia melihat Bola Bola yang sedang berbaring di belakang kuda.     

Saat itu, seorang wanita muda yang separuh badannya tertutup oleh pintu menjulurkan setengah tubuhnya keluar. Dia melihat orang-orang yang datang dan bertanya dengan lembut.      

"Dari mana anda berasal?"     

Feng Jiu mendengar suara itu dan segera mengangkat kepalanya. Saat itu, dia melihat wajah wanita yang pucat. Hatinya langsung gemetar. Dia sama sekali tidak bisa membayangkan...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.