Dokter Hantu yang Mempesona

Bergegas Kembali Ke Ibukota Tua



Bergegas Kembali Ke Ibukota Tua

0Halaman rumah di hadapannya kosong. Wanita itu sama sekali tidak terlihat di dalam dan luar rumah. Tuan Neraka masuk ke dalam kamar. Ketika dia melihat pakaian tidur yang terlipat rapi, tatapan matanya menjadi suram. Dia segera berbalik badan dan berjalan menuju ke aula utama.     

Saat itu, hari masih sangat pagi. Ada orang yang mencari Ketua Ke. Ketua Ke segera mandi dan menggunakan pakaian rapi sebelum ke aula utama.     

Setelah sampai sana, Ketua Ke melihat pria berjubah hitam sedang duduk dengan tegak di kursi utama. Wajahnya yang tampan sedikit suram, sedangkan aura pemimpin yang kuat memancar dari tubuhnya. Hanya dengan sekilas melihatnya, hati Ketua Ke gemetar karena takut dan curiga.     

[Siapa pria itu? Aura yang memancar dari tubuhnya bisa membuatku gemetar. Tidak mungkin ada orang seperti dia di Kota Six Path.]     

Karena aura pria itu terlalu kuat, Ketua Ke membungkuk di hadapannya.      

"Bolehkah saya bertanya siapakah gerangan anda yang terhormat ini?"     

"Di mana Dokter Hantu?"     

Ketua Ke diam sejenak. Kemudian dia menjawab.      

"Dokter Hantu pergi kemarin. Dia tidak memberi tahu kemana dia akan pergi. Berdasarkan apa yang dia katakan kepada saya, dia sepertinya ingin berkeliling."     

Saat kata-kata itu terucap, Ketua Ke melihat wajah pria berjubah hitam itu menjadi lebih suram. Udara di aula utama terasa semakin sesak dan dipenuhi oleh aura kemarahan. Hal itu membuat Ketua Ke merinding dan sulit bernafas saat berdiri di sana.     

Ketua Ke bertanya-tanya dalam hati karena ketakutan.      

[Siapa sebenarnya orang ini?]     

Namun sebelum Ketua Ke bertanya, bayangan gelap melintas tepat di sampingnya. Pria berjubah hitam yang duduk di kursi utama hilang. Aura dingin yang memenuhi aula utama mulai menghilang...     

Ketika Tuan Neraka kembali ke kediamannya, Serigala Abu-abu dan Bayangan Satu yang sedang ada di halaman segera memberikan salam.     

"Tuan, Ibukota Tua mengirimkan pesan darurat." Serigala Abu-abu menyerahkan sebuah surat.     

Setelah Tuan Neraka melihat segel pada surat itu, dia mengibaskan tangannya. Aliran kekuatan spirit memegang surat itu dan menghilangkan segel. Tuan Neraka mengambil kertas kulit yang ada di dalam. Hanya ada dua kata yang tertulis pada kertas kulit itu: Segera kembali.     

Tuan Neraka meremas tangannya lalu membukanya kembali. Aura kekuatan spirit yang terlihat oleh mata telanjang mengelilingi telapak tangannya. Saat itu, pesan yang dia pegang berubah menjadi abu. Bibir Tuan Neraka menjadi kaku. Kedua matanya terlihat suram. Dia memberikan perintah dengan suara berat.      

"Selesaikan urusan yang ada di sini dan kita akan pergi ke Ibukota Tua!"     

"Baik, Tuan!" Kedua pria menjawabnya lalu mereka segera ke luar.     

Di sisi lain.     

Matahari mulai tenggelam secara perlahan. Langit berangsur-angsur menjadi gelap. Sejak kemarin sore, Feng Jiu dan kelompoknya melintasi jalan pegunungan dengan santai. Feng Jiu sedang menunggangi Pak Tua Putih. Sedangkan Leng Shuang menunggangi kuda lain. Leng Shuang mengikuti Feng Jiu di sampingnya. Bola Bola yang terlihat seperti anak anjing sedang berbaring di belakang kuda Leng Shuang. Karena Pak Tua Putih tidak ingin menjadi tunggangan Bola Bola.      

"Nona, sepertinya ada dua rumah di depan. Kenapa kita tidak bertanya apakah kita bisa menumpang di sana selama satu malam?" Leng Shuang bertanya pada Feng Jiu. Dia melihat cahaya redup yang agak jauh di depan.     

"Baiklah. Lagipula, kita tidak terburu-buru pulang." Feng Jiu menjawab sambil tersenyum.     

Mereka semula naik kapal terbang ketika pergi dan menunggangi kuda setelah terbang cukup jauh. Mereka tidak terburu-buru karena mereka memang ingin pulang. Waktu yang dibutuhkan untuk pergi ke Negeri Sun Glory dari sana hanya setengah hari. Itu tidak terlalu lama sehingga mereka tidak perlu buru-buru.      

"Pak Tua Putih, berjalanlah dengan lebih cepat. Setelah kita sampai di rumah yang ada di depan, kita bisa memberi makanan untukmu." Feng Jiu berbicara sambil menepuk kepala Pak Tua Putih. Dia tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan segera menoleh pada Bola Bola yang sedang berbaring di belakang kuda. Tatapan Feng Jiu terlihat aneh.     

Awalnya Feng Jiu berniat meninggalkan Bola Bola dan mengembalikannya kepada Tuan Neraka. Dia tidak menyangka ketika mereka baru masuk ke dalam kapal terbang, binatang kecil itu seperti takut diabaikan. Binatang itu pun langsung berlari ke dalam kapal terbang dan bersembunyi di ujung yang paling dalam. Mereka telah membujuknya dengan berbagai cara namun binatang itu menolak keluar.     

Feng Jiu menjadi agak curiga dengan identitas Bola Bola. Binatang itu sepertinya bukan anjing kecil biasa seperti apa yang terlihat...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.