Dokter Hantu yang Mempesona

Tidak Saling Berhutang



Tidak Saling Berhutang

0Feng Jiu menyimpan kedua benda itu. Dia menguap sambil berjalan menuju ke dalam kamar untuk beristirahat. Sementara itu, Leng Shuang duduk bersila untuk berlatih kultivasi di halaman. Bola Bola kecil sedang berbaring dengan malas di atas meja batu yang ada di halaman.     

Entah berapa lama waktu berlalu, Feng Jiu yang sedang tertidur pulas tiba-tiba membuka matanya. Dia melihat pria berjubah hitam. Dia menepuk-nepuk dadanya sendiri dan berteriak kaget.      

"Kamu hampir membuatku mati ketakutan! Kenapa kamu datang lagi?"     

Suaranya tidak terdengar ramah. Cara pria itu muncul secara tiba-tiba membuat Feng Jiu merasa terancam.      

Selain itu, dia punya kekuatan yang terlalu dalam dan sulit dideteksi. Feng Jiu bahkan tidak merasakan apapun saat dia datang ke kamar.     

Suasana hati pria itu sedang baik. Mungkin karena dia mendapatkan obat yang diracik secara khusus untuknya.     

Dia melihat wanita itu memelototinya dan menepuk-nepuk dada sambil bicara dengan kesal. Alisnya sedikit terangkat. Dia tersenyum tipis.      

"Apakah kamu adalah penakut?"     

Feng Jiu membalikkan badan untuk turun dari tempat tidur. Dia merapikan pakaiannya sambil berjalan menuju ke bagian luar kamar. "Apa yang sedang kamu lakukan di sini?"     

Dia berjalan ke samping meja dan menuangkan secangkir air minum. Saat dia ingin minum, dia tiba-tiba teringat dengan sesuatu.     

Feng Jiu membuka pintu. Saat dia memandang keluar, dia melihat Leng Shuang yang tidak bisa bergerak dan berbicara karena titik akupunturnya tertahan. Feng Jiu menghela nafas dan berjalan keluar untuk membebaskan titik akupunturnya.     

"Nona, dia..."     

"Tidak apa-apa. Jika kamu melihatnya lagi suatu saat, kamu tidak perlu menghentikannya. Lagipula, kamu tidak akan bisa menghalanginya. Pergilah!" Feng Jiu berbicara sambil melambaikan tangannya sebagai isyarat agar Leng Shuang segera pergi.     

"Baik, Nona." Leng Shuang sekilas melirik Tuan Neraka lalu dia pergi.     

Saat melihat Feng Jiu sedang duduk di halaman, Tuan Neraka berjalan keluar dan duduk di seberangnya. Dia melirik Feng Jiu sejenak lalu memperlihatkan sikap berwibawa saat bertanya.      

"Tuan ini datang untuk bertanya. Apakah ada makanan yang perlu dihindari saat mengkonsumsi pil obat yang kamu racik?"     

"Pffft!"     

Feng Jiu bahkan belum membuka mulut, namun Serigala Abu-abu dan Bayangan satu yang bersembunyi di pohon tidak bisa menahan tawa. Saat suara mereka mulai terdengar, mereka langsung menutup mulut. Sayangnya, suara mereka terdengar oleh Feng Jiu dan Tuan Neraka.      

Feng Jiu melihat Tuan Neraka, lalu menatap pepohonan sambil bertanya.      

"Apakah kamu membawa dua ekor kecil bersamamu?"     

Raut wajah Tuan Neraka menjadi suram. Matanya yang tajam tertuju pada dua pria itu.      

"Apakah kalian berdua tidak ingin pergi dari sini?"     

Ketika Serigala Abu-abu dan Bayangan Satu melihat situasi berubah, maka mereka langsung menjawab. "Baik, Tuan!" Lalu segera pergi. Mereka tidak lagi berani mengintip.     

"Uhuk! Uhuk!"     

Tuan Neraka berdehem. Dia melirik Feng Jiu dan lalu berkata.      

"Selain itu, Tuan ini datang untuk berterima kasih kepadamu."     

Ketika ucapan Tuan Neraka terdengar, Feng Jiu melambaikan tangannya. Kedua matanya melengkung seperti bulan sabit saat tersenyum.      

"Tidak perlu berterima kasih kepadaku. Aku sudah menerima imbalan untuk ini. Setelah meracik pil itu, tidak ada lagi hutang antara kita."     

Raut wajah Tuan Neraka berubah menjadi suram setelah mendengarnya. Dia menatap wajah Feng Jiu yang sedang tersenyum lalu bertanya sambil mengerutkan alisnya.      

"Apakah kamu sangat benci ketika berhubungan dengan Tuan ini?"     

Feng Jiu menatap Tuan Neraka dengan wajah bingung.      

"Kenapa aku harus berhubungan denganmu?"     

Saat kata-kata itu terucap, bibir Tuan Neraka menjadi kaku. Matanya yang tajam tertuju pada Feng Jiu. Semula, dia sudah menyiapkan kata-kata yang akan diucapkan. Namun saat melihat reaksi Feng Jiu, dia bahkan tidak bisa mengatakan apa-apa.     

Bibir Tuan Neraka menjadi tegang. Dia duduk di sana selama beberapa saat. Sementara itu, Feng Jiu terlihat kebingungan. Setelah itu, dia pergi sambil mengibaskan lengan jubahnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.     

Feng Jiu yang melihatnya langsung memegang dagunya. Kedua matanya berubah tetapi tidak ada yang tahu apa yang sedang dia pikirkan. Kemudian, Feng jiu juga berdiri dari sana dan berjalan keluar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.