Dokter Hantu yang Mempesona

Tawa yang menggelegar dengan aura yang kuat telah membuat telinga semua orang kesakitan. Tawa itu tiba-tiba berhenti. Tatapan mata yang berbisa seperti ular tertuju pada pemuda berpakaian merah. Suara itu dipenuhi oleh aura pembunuhan yang kuat.     

"Kamu bisa membuat Klan Keluarga Liu menjadi seperti ini. Itu artinya kamu memang hebat! Tapi, aku pasti akan membuatmu mati di sini hari ini. Agar kebencian dalam hatiku bisa padam!"     

Saat suaranya terdengar, Ketua Keluarga Liu menghancurkan segel jimat giok putih yang menggantung pada pinggangnya. Dia pun berteriak: "Binatang Pemakan Awan!"     

Pada saat yang sama ketika segel jimat giok putih hancur, cahaya putih menembus langit. Saat itu, tepat di depan pintu utama Kediaman Liu, patung binatang buas yang aneh tiba-tiba memunculkan suara retakan. Seluruh Klan Keluarga Liu terkejut.     

"Oh, tidak! Ada masalah! Patung binatang yang ada di luar kediaman retak!"     

Suara itu menyebar ke seluruh Kediaman Liu. Patung binatang yang seperti akan pecah telah membuat seluruh Keluarga Liu merasa ketakutan. Saat Kepala Keluarga mendengar keributan itu, wajahnya menjadi pucat karena terkejut.     

"Apa yang sedang terjadi? Bencana apa yang akan menimpa Keluarga Liu? Dimana Ketua Keluarga? Suruh dia menemuiku sekarang!"     

Kepala Keluarga berteriak dengan lantang. Saat dia pergi keluar sambil membawa tongkatnya, seorang penjaga melapor padanya.     

"Tuan Besar, Ketua Keluarga membawa tiga Tetua menuju Serambi Awan ternama dan terlibat dalam pertarungan yang ada di sana."     

"Dasar pemberontak! Orang seperti apa yang sedang dia lawan? Dia bahkan sampai harus mengeluarkan Binatang Sakral Pelindung milik Keluarga Liu! Apakah dia ingin menghancurkan pondasi keluarga ini?!"     

Kepala Keluarga Liu terlihat sangat marah. Dia menghantam tongkatnya dengan keras ke atas tanah sambil berteriak.     

"Cepat! Cepat pergi dan ajak beberapa Tetua pergi ke Serambi Awan Termahsyur!"     

Setelah mengatakan hal itu, dia langsung keluar dengan tergesa-gesa.     

Setelah tiba di luar, Kepala Keluarga Liu melihat salah satu binatang buas mulai bergemuruh. Saat binatang buas yang semula duduk menjadi berdiri dan mengguncang tubuhnya. Batu yang retak di tubuhnya mulai terjatuh sehingga wujud asli binatang buas itu terlihat.     

"Rooaaarrrr!"     

Raungan ganas yang mengguncang surga serta aura mengintimidasi memancar dari Binatang Sakral. Hal itu membuat semua orang di Kota Six Path gemetar. Seluruh pemimpin Klan dan warga biasa di kota sangat terkejut.     

Kepala Keluarga yang berada di luar pintu utama Kediaman Liu melihat Binatang Sakral Pelindung Klan menunjukkan wujudnya yang asli. Kakinya lemas. Dia jatuh ke tanah sambil bergumam.     

"Sudah berakhir... Semuanya sudah berakhir..."     

"Tuan Besar!"     

Para penjaga yang mengikutinya juga gemetar. Mereka segera menahan tubuh Kepala Keluarga sambil merasa terguncang. Mereka tidak tahu bahwa patung binatang buas yang ada di luar pintu adalah Binatang Sakral yang sangat hebat!     

Mereka melihat Binatang Sakral secara langsung untuk pertama kalinya. Aura mengintimidasi yang dipancarkan oleh Binatang Sakral itu membuat mereka terguncang. Raut wajah mereka tampak begitu suram dan pucat. Bahkan tubuh mereka terus gemetar.     

Binatang Sakral itu mengibaskan bulunya dan merentangkan tubuh sebelum mendengus dan mengejek. Dia memalingkan kepalanya untuk melirik Kepala Keluarga. Kemudian, dia membungkukkan tubuh dan mendorong kaki belakangnya untuk melompat menuju langit yang dipenuhi oleh cahaya.     

Semua orang yang hadir di Serambi Awan Termahsyur juga sangat terkejut.     

"Bi... Binatang Pemakan Awan? Bukankah itu Binatang Sakral Pelindung milik Keluarga Liu?"     

"Itu memang Binatang Sakral Pelindung Keluarga Liu. Awalnya, status Keluarga Liu naik menjadi klan keluarga kelas menengah karena ada Binatang Pemakan Awan. Tapi binatang itu muncul terakhir kali bertahun-tahun yang lalu."     

"Ketua Keluarga Liu bahkan mengeluarkan Binatang Sakral Pelindung untuk membunuh pemuda berpakaian merah itu. Jika salah satu di antara mereka tidak ada yang mati di sini, krisis ini sepertinya tidak akan pernah reda."