Dokter Hantu yang Mempesona

Kalau Ada Wanita, Maka Semuanya Akan Beres!



Kalau Ada Wanita, Maka Semuanya Akan Beres!

0"Ayo pergi! Mari kita berkeliling." Feng Jiu menepuk kepala Pak Tua Putih. Dia membawa kuda itu ke kandang dan memasang sadel di punggungnya. Ketika Feng Jiu hendak mengajak Pak Tua Putih keluar, dia melihat Bola Kecil berdiri dan langsung berlari ke pelukan Feng Jiu.     

"Apakah kamu juga ingin keluar?" Feng Jiu mengangkat alisnya sambil menatap Bola Kecil yang ada di pelukannya.      

"Baiklah kalau begitu! Tapi ada aturan yang harus kamu patuhi! Ketika kita keluar, kamu tidak boleh berlari sendiri." Feng Jiu mengacak-acak bulu Bola Kecil dengan satu tangan. Setelah itu, dia memegang tali kendali dan mengajak Pak Tua Putih menuju ke gerbang utama. Feng Jiu naik ke punggung kuda itu. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan menunggang kuda ke pinggiran kota.     

Karena malam hampir tiba, Feng Jiu tidak bisa berlama-lama di luar. Dia segera kembali setelah satu putaran. Setelah itu, dia mandi lalu masuk ke dalam ruang dimensi dan berlatih kultivasi sepanjang malam sampai subuh.      

Feng Jiu mandi pagi kemudian dia pergi ke halaman Ayahnya. Saat masuk ke dalam halaman, dia memperhatikan sekelilingnya. Feng Jiu tersenyum puas saat dia melihat beberapa Penjaga Feng di sana. Dia berbicara dengan Leng Shuang yang sedang berdiri di belakangnya lalu dia berjalan menuju ke kamar.     

"Nona." Saat melihat Feng Jiu masuk, Leng Hua segera berdiri dan menyambutnya.     

"Mm," jawab Feng Jiu. Dia berjalan ke samping tempat tidur sambil tersenyum lebar.      

"Ayah, bagaimana perasaan Ayah hari ini?"     

"Semuanya baik-baik saja. Tapi dadaku masih sakit setiap aku menarik nafas dalam-dalam." Setelah insiden itu, Feng Xiao kehilangan berat badan secara drastis.     

"Biar aku periksa."     

Feng Jiu duduk di tepi tempat tidur. Dia membuka baju atasan Feng Xiao untuk memeriksa dada dan detak jantungnya. Beberapa saat kemudian, Feng Jiu akhirnya berkata. "Luka di dada Ayah adalah luka yang paling parah. Meskipun Ayah sudah minum obat, tapi pemulihannya akan membutuhkan waktu lama. Setelah Kakek kembali, aku akan pergi ke Hutan Sembilan Jebakan dan mencari beberapa tanaman obat untuk Ayah. Tanaman obat itu akan mempercepat proses pemulihan."     

"Hutan Sembilan Jebakan?"     

Feng Xiao tertegun. Dia menggeleng dengan cepat. "Tidak, kamu tidak bisa ke sana. Tempat itu sangat berbahaya. Bagaimana mungkin seorang gadis pergi sendirian ke tempat seperti itu? Kalau kamu membutuhkan tanaman obat, maka kita bisa membelinya. Kamu tidak perlu mengambil resiko sebesar itu."     

"Jangan khawatir. Tidak akan terjadi apa-apa. Aku sudah pernah ke sana dan cukup akrab dengan tempat itu. Apalagi ada satu tanaman obat yang tidak bisa dibeli." Bagi orang lain, Hutan Sembilan Jebakan mungkin dipenuhi dengan bahaya. Tapi bagi Feng Jiu, tempat itu adalah harta karun.     

Itu adalah tempat dimana Feng Jiu menemukan Phoenix Kecil, tempat dimana dia bertemu dengan Kakaknya dan juga Paman...     

Ketika memikirkan kenyataan bahwa Paman adalah Tuan Neraka yang cemberut, Feng Jiu mengerutkan bibirnya.     

Tuan Neraka langsung pingsan saat bibir mereka saling bersentuhan. Tapi ketika mereka ada di Negeri Green Gallop... perilakunya sangat aneh... bahkan Tuan Neraka ingin mencium bibirnya?     

Raut wajah Feng Jiu tiba-tiba berubah saat memikirkannya. Perasaan aneh mulai muncul di hatinya.     

Feng Xiao memperhatikan putrinya yang sedang melamun. Dia tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia diam-diam memperhatikannya dengan penuh rasa bangga.      

Ini adalah putrinya, gadis yang sangat luar biasa... hanya saja... dia tidak tahu pria seperti apa yang bisa bersanding dengan putrinya?     

Walaupun Feng Xiao berharap putrinya bisa menikah, tapi saat memikirkan Feng Jiu yang tumbuh besar di sampingnya selama bertahun-tahun akhirnya harus menjadi keluarga orang lain... Sebagai seorang ayah, hatinya getir. Mm, pertunangan antara Murong Yi Xuan dan putrinya yang batal bisa dianggap sebagai berkah. Dengan demikian, Feng Jiu bisa menghabiskan beberapa tahun lagi di sampingnya.      

Namun, dekrit Penguasa soal ernikahan Feng Jiu dengan Putra Mahkota Negeri Green Gallop sudah tertahan cukup lama. Meskipun mereka menunjukkan ketidakpuasan, namun Feng Xiao tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Masalah ini membuat Feng Xiao merasa sangat cemas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.