Dokter Hantu yang Mempesona

Meninggalkan Halaman Demi Kamu



Meninggalkan Halaman Demi Kamu

0"Achoo!"     

Feng Jiu tiba-tiba bersin saat memasukkan bubuk obat ke dalam botol. Dia menggaruk hidungnya dan bergumam. "Siapa yang sedang memikirkan aku?"     

Setelah berbicara, Feng Jiu tersenyum dan menggeleng. Dia merasa aneh ketika memikirkan hal ini. Lagipula, orang-orang yang akan memikirkannya sedang berada di sampingnya.      

"Jiu Kecil."     

Guan Xi Lin masuk. Wajahnya terlihat gembira saat berkata, "Tempatku sudah direnovasi. Aku menyuruh orang-orang melakukan beberapa hal untukku. Tanggal keberuntungan untuk pindah juga sudah ditentukan yaitu tiga hari kemudian."     

Saat mendengarnya, Feng Jiu merasa senang. Dia tersenyum dan berkata. "Benarkah? Hebat sekali! Selama aku kembali ke sini, aku belum sempat melihatnya. Ayo, temani aku melihat rumah barumu." Feng Jiu menyerahkan botol yang sedang dia pegang kepada Leng Shuang yang berdiri di belakang.     

"Ini adalah obat untuk luka Ayahku. Bawalah dan suruh Leng Hua membalut ulang lukanya. Beritahu Kakek bahwa aku pergi untuk melihat rumah Kakak." Beberapa hari telah berlalu. Kondisi ayahnya sudah sangat baik. Semangatnya juga cukup baik. Oleh karena itu, Feng Jiu bisa menyerahkan tugas kepada Leng Hua untuk mengganti pakaian ayahnya.     

"Baik." Leng Shuang menjawab dan membawa botol obat itu ke halaman Feng Xiao.     

"Ayo pergi." Guan Xi Lin terdengar penuh semangat. Dia mengajak Feng Jiu ke rumah Guan yang dia bangun dengan tangannya sendiri.     

Dua rumah itu sangat dekat. Setelah keluar dari gerbang, mereka bisa melihat rumah yang besar. Feng Jiu berhenti berjalan setelah dia sampai di depan gerbang rumah itu. Dia mendongak dan melihatnya.     

Guan Xi Lin yang berdiri di sampingnya mengikuti arah pandangan mata Feng Jiu. Saat menyadari bahwa Feng Jiu memperhatikan plat nama yang tertutup oleh kain merah, dia tersenyum dan berkata.      

"Aku sudah bertanya pada Kakek agar dia memberikan saran nama yang bagus... Tunggu sampai aku sudah resmi pindah, maka aku akan membukanya. Ayo masuk dan melihat-lihat."     

"Mmm." Feng Jiu menjawab sambil tersenyum. Mereka masuk ke dalam rumah.     

"Tuan, Nona."     

Ada beberapa pelayan yang membersihkan rumah serta seorang Kepala Pelayan. Saat melihat Guan Xi Lin dan Feng Jiu, mereka langsung meletakkan barang-barang dan memberikan hormat.     

"Jangan khawatir. Lanjutkan apa yang sedang kalian kerjakan." Guan Xi Lin melambaikan tangan. Dia berjalan bersama dengan Feng Jiu untuk melihat-lihat berbagai macam tempat dan menjelaskan sumber inspirasinya.     

"Lihat. Ini adalah Halaman Timur. Ini akan menjadi tempat tinggalku nanti. Halaman ini adalah yang paling besar. Ada cukup ruang bagiku untuk berlatih tinju. Aku bahkan meminta orang-orang untuk memasang pancang kayu yang aku gunakan untuk berlatih. Oh iya, mari aku antar kamu ke halamanmu."     

"Kenapa kamu membuat halaman untukku?" Feng Jiu menatap Guan Xi Lin sambil tertegun.     

"Karena kamu adalah adikku. Bagaimana bisa aku tidak membuat halaman untukmu? Kamu harus tahu kalau Kediaman Feng adalah rumahmu. Tapi ini juga rumahmu. Selalu ada tempat untukmu di rumah ini." Guan Xi Lin tersenyum gembira. Dia lalu berkata.      

"Aku tahu bahwa kamu menyukai lingkungan yang sepi. Itulah mengapa aku meninggalkan Halaman Selatan untukmu."     

Setelah mendengar ucapan Guan Xi Lin, Feng Jiu merasa puas dan tersenyum gembira.      

"Terima kasih, Kakak."     

"Kita adalah satu keluarga. Untuk apa berterima kasih?" Guan Xi Lin tertawa keras sambil mengajaknya pergi ke Halaman Selatan.     

"Besar sekali?"     

Saat tahu bahwa Guan Xi Lin memberikan seluruh Halaman Selatan, Feng Jiu merasa sangat terkejut. Biasanya selain halaman utama, tiga halaman lainnya berukuran lebih kecil. Tapi Guan Xi Lin memberikan seluruh halaman untuk Feng Jiu. Dia bahkan merobohkan halaman-halaman kecil dan membangunnya menjadi satu halaman besar. Halaman ini hanya lebih kecil dari halaman miliknya di Kediaman Feng.     

"Kamu bisa tinggal dengan nyaman di sini. Lihat itu. Aku bahkan meminta orang untuk membangun ayunan untukmu. Aku juga menanam dua baris pohon persik di setiap sisi. Di masa depan, bukan hanya ada buah persik yang bisa dimakan. Tapi kamu juga bisa melihat bunga persik yang indah. Bagus, kan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.