Dokter Hantu yang Mempesona

Cinta yang Tidak Terbalas



Cinta yang Tidak Terbalas

Bayangan Satu melirik Serigala Abu-abu dan berkata. "Tidak juga. Kasmaran adalah permasalahan antara dua orang. Tapi dalam kasus Tuan, itu jelas adalah cinta sepihak. Jika Dokter Hantu menyimpan rasa pada Tuan, maka dia tidak akan melarikan diri."     

"Hah! Kamu tidak bisa menyalahkan Dokter Hantu. Lagipula usianya baru sekitar 15 atau 16 tahun. Dia masih sangat muda! Meskipun aku mengaku bahwa sifatnya jauh lebih jahat dibandingkan dengan orang seusianya. Tapi kamu tidak bisa menyangkal bahwa hanya Tuan yang homo. Dokter Hantu sepertinya normal. Tuan memang menyukainya, tapi entah Dokter Hantu menyukai Tuan atau tidak. Kamu tahu kan kalau Tuan menyukainya? Mungkinkah Tuan ingin mengubah orientasi seksualnya?"     

Saat mendengar kata-katanya, Bayangan Satu menatapnya dengan aneh.      

"Maksudmu Dokter Hantu normal tapi Tuan tidak?"     

Serigala Abu-abu meluruskan punggungnya. Dia segera memeriksa sekelilingnya dan tertawa.      

"Tuan tidak pernah bersikap normal. Katakan padaku, apakah pria normal akan mengabaikan wanita cantik dan memilih seorang pria?"     

"Tapi..."     

Raut wajah Serigala Abu-abu mendadak berubah. Kedua matanya nampak mengkilat. Dia terbatuk sejenak lalu memasang raut wajah yang bermartabat.      

"Dia adalah Tuan kita. Tidak masalah apakah dia menyukai pria atau wanita. Kita tidak bisa menghentikannya. Lihatlah perasaannya pada Dokter Hantu. Aku ingin membantu Tuan sepenuh hati! Aku harap Tuan bisa memenuhi keinginannya dan hidup bahagia dengan Dokter Hantu seumur hidup."     

"Oh, apakah kamu khawatir kalau aku akan mengadukanmu?" Bayangan Satu meminum teh dan bertanya. "Apakah aku terlihat seperti seorang pengadu?"     

Tatapan Serigala Abu-abu tampak merendahkan dirinya. Dia berkata.      

"Kamu tidak akan melakukannya. Tapi saat kamu mabuk, hal pertama yang akan kamu lakukan adalah mencari Tuan dan mengungkapkan semua rahasiaku."     

"Uhuk! Uhuk!"     

Bayangan Satu terbatuk. Dia membalasnya dengan canggung.      

"Saat terakhir kali aku mabuk... apakah Tuan menanggapinya dengan serius?"     

"Tentu. Tuan tentu tidak menanggapinya dengan serius. Tuan hanya berkata bahwa dia ingin mencari anggur yang lebih enak."     

Dia menghela nafas dan lanjut berkata. "Kalau bukan kamu orang yang bisa aku ajak bicara, maka aku tidak akan terseret dalam masalahmu berkali-kali."     

"Hei! Bagaimana bisa ini dianggap 'mengobrol'? Kamu jelas-jelas sedang menggosipkan Tuan. Selain aku, siapa yang berani mendengarnya, hm?" Hanya mereka yang berani melakukan hal itu. Mereka selalu mengikuti Tuan dan bisa dianggap sebagai tangan kanan serta tangan kiri Tuan Neraka. Selain mereka, siapa yang punya keberanian sebesar itu?     

Bayangan Satu melihat Serigala Abu-abu memegang lukisan tanpa meletakkannya. Dia memberikan saran.      

"Sebaiknya, kamu berhati-hati dengan lukisan itu. Jangan sampai kusut. Tuan memberikan instruksi untuk mengembalikan lukisan itu nanti. Kamu tidak tahu ketika Tuan melukisnya, dia memegang lukisan ini sambil berdiri di dekat jendela dan bergumam. Tuan memaki Dokter Hantu berkali-kali karena dia tidak punya hati nurani. Saat aku melihatnya, aku mengira Tuan sedang kesurupan. Kalau bukan karena sedang sibuk, aku yakin Tuan pasti sudah mengejar Dokter Hantu."     

"Aku tahu, aku tahu... Jika bukan untuk menyuruh anak buahnya mencari Dokter Hantu, Tuan tidak akan membiarkan lukisan ini hilang dari tangannya," ucap Serigala Abu-abu. Dia meletakkan lukisan itu di atas meja dan mengambil informasi lainnya. Beberapa saat kemudian, matanya terbelalak dan dia langsung berdiri. Dia berteriak dan merasa tidak percaya.      

"Ap... apa? Dokter Hantu adalah seorang wanita?"     

Saat itu juga, Bayangan Satu yang sedang minum teh tiba-tiba menyemburkan tehnya ke atas meja. Di atas meja, lukisan itu langsung basah kuyup...     

"Uhuk! Uhuk! Uhuk!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.