Dokter Hantu yang Mempesona

Ingin Merebut Kekuasaan



Ingin Merebut Kekuasaan

0Feng Jiu meletakkan cangkir tehnya di atas meja. Wajahnya yang cantik memperlihatkan senyuman tipis. Beberapa pemuda yang berdiri di belakang Ayah mereka tidak bisa berpaling.      

Mereka melihat Feng Jiu mendongak dan menatap beberapa pria paruh baya yang sedang duduk di aula. Tatapannya tertuju pada pak tua itu lalu tersenyum.      

"Paman Besar Kedua sangat baik. Seluruh kediaman baik-baik saja. Paman tidak perlu memikul tanggung jawab apapun."     

Feng Jiu diam sejenak kemudian lanjut berkata. "Terlebih lagi, meskipun kita adalah Keluarga Feng, namun kediaman kita telah lama berpisah sejak generasi Kakek. Oleh karena itu, Paman Besar Kedua tidak perlu ikut campur dengan masalah yang ada di Kediaman Feng kami."     

"Uacapan apa itu? Apakah ini caramu berbicara dengan Tetua?!"     

Suaranya terdengar tidak ramah. Wajahnya yang keriput juga nampak kesal. Dia jelas tidak menduga bahwa gadis muda seperti Feng Jiu bisa berbicara seperti itu.     

"Itu benar. Feng Xiao sudah tumbang. Kelakuanmu bahkan sangat kurang sopan. Itu menunjukkan bahwa harus ada ketua yang handal di sini." Salah satu pria paruh baya berbicara dengan tenang. Dia menatap Feng Jiu dengan pandangan yang tidak ramah.     

Beberapa pemuda terlihat melamun. Mereka berpikir jika mereka bisa memasuki Kediaman Feng, maka mereka bisa lebih dekat dengan Feng Jiu. Bagaimanapun juga, dia punya dukungan dari Penjaga Feng. Jika salah satu anggota cabang kediaman mendapatkannya, maka mereka bisa berada di atas awan!     

"Hahaha..."     

Saat mendengar ucapan mereka, Feng Jiu tertawa pelan. Dia bersandar di kursi sambil memainkan ujung rambutnya. Setelah sikapnya berubah menjadi santai, auranya juga berubah secara perlahan. Sebelumnya, Feng Jiu terlihat seperti kucing jinak sehingga dia terkesan lemah dan mudah dibohongi. Namun sekarang, dia menjadi seperti singa yang baru saja bangun. Dia siap mengulurkan cakarnya yang tajam dan mengeluarkan aura berbahaya.     

Perubahan sikap Feng Jiu yang mendadak membuat punggung mereka merinding. Mereka gelisah dan tidak bisa duduk dengan tenang.     

"Kenapa kamu tertawa?"     

Tawa itu membuat punggung mereka merinding. Pria paruh baya itu bahkan juga merasa ketakutan.     

Feng Jiu mendongak. Matanya yang sedingin es menatap mereka. Sudut bibirnya terangkat saat dia bicara. "Aku tentu saja tertawa karena ketidaktahuan kalian! Kalian terlalu melebih-lebihkan kemampuan kalian."     

Setelah ucapannya terdengar, orang-orang di sana merasa terhina dan marah. Pria tua itu menghantam tongkatnya ke atas tanah. Dia berteriak dengan penuh amarah.      

"Tidak masuk akal! Berani-beraninya kamu bersikap kasar kepada orang yang lebih tua! Kamu terlalu sombong! Pergi dan panggilah Kakekmu. Aku ingin bertanya cara dia mendidik generasi muda. Bagaimana bisa anak muda sepertimu berbicara dengan kasar dan sombong"     

Feng Jiu menatap wajah pak tua itu. Wajah itu nampak serakah tapi berusaha menunjukkan bahwa dia adalah orang yang adil. Feng Jiu merasa bahwa wajah pak tua itu tidak enak dilihat.     

Jari Feng Jiu mengetuk meja. Dia menatap orang-orang yang tampak marah dan ingin merebut Kediaman Feng. Saat memikirkan hal ini, sudut bibir Feng Jiu terangkat. Kilatan tajam melintas di matanya namun suaranya terdengar santai dan malas.     

"Karena kalian ingin membantu memikul beban Kediaman Feng, kalian harus punya kemampuan. Kalau tidak... jangankan Kakek, bahkan aku tidak akan setuju memberikan token kepada kalian. Apalagi memnyerahkan para Penjaga Feng?"     

"Tapi..."     

Suara Feng Jiu terdengar pelan. Dia lalu tersenyum nakal.     

Setelah mereka mendengar kata-kata Feng Jiu, wajah mereka terlihat cerah. Mereka menatap Feng Jiu dengan penuh harap dan segera bertanya.      

"Tapi... apa?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.