Dokter Hantu yang Mempesona

Terlalu Sibuk Untuk Hadir!



Terlalu Sibuk Untuk Hadir!

0Murong Bo memandang orang-orang yang segera masuk. Dia merasa terkejut ketika dia tidak melihat Feng Qing Ge bersama mereka. Dia tidak menghampiri mereka tapi justru bertanya.      

"Apakah kalian tidak mengajak Nona Muda Feng?"     

Para penjaga berlutut. Kepala Penjaga berbicara dengan ragu. "Penguasa, saya mohon tahan amarah anda. Kami pergi ke Kediaman Feng untuk menjemput Nona Muda Feng, tapi..."     

Dia tidak berani mendongak. Kepala Penjaga mulai goyah. Dia tidak ingin melanjutkan laporannya.     

Murong Bo menghela nafas. "Katakan!"     

"Kami pergi untuk menjemputnya. Tapi sebelum kami sempat masuk ke dalam Kediaman Feng, para Pengawal Feng keluar dan memberitahu bahwa Nona tidak sempat menghadiri pesta." Penjaga itu memberikan penjelasan. Suaranya semakin pelan. Dia merasa jika dia berhenti bicara, maka suasana di dalam ruangan akan menjadi sesak dan dingin.     

Murong Bo melirik Nie Teng, Putra Mahkota dari Negeri Green Gallop. Dia memutar gelas anggurnya dengan santai seolah-olah dia sedang memikirkan sesuatu. Bibirnya tersenyum tipis. Sepertinya dia tidak mempedulikan ketidakhadiran Feng Qing Ge. Meskipun demikian, para tamu lainnya merasa gelisah.     

"Feng Qing Ge terlalu kurang ajar! Apakah dia tidak mendengarkan perintahku? Lihatlah ada banyak orang yang sedang menunggunya! Dan kamu memberitahuku kalau dia tidak datang? Cepat kembali! Ikat saja dia jika kalian tidak bisa membawanya!" Murong Bo berteriak sambil memerintahkan para penjaga untuk kembali ke Kediaman Feng.     

Nie Teng masih memegang gelas anggur. Dia melihat Murong Bo sambil menyeringai. Suaranya terdengar mengancam. "Karena dia akan menjadi pendamping saya, maka anda harus tahu bahwa namanya tidak lagi terikat dengan anda." Setelah itu, Nie Teng pergi dari sana.     

Murong Bo duduk dalam kondisi linglung. Dia mengepalkan tangannya di bawah meja dan merasa sangat terhina.     

Dia adalah penguasa seluruh kerajaan. Meskipun demikian, dia kehilangan kehormatan di depan rakyatnya. Jika orang lain yang mempermalukannya, maka dia pasti langsung mengamuk. Tapi orang itu adalah Putra Mahkota dari Negeri Green Gallop. Murong Bo tidak berani menyinggung perasaannya...     

Ketika melihat sang pangeran pergi, para tamu menghela nafas lega. Namun ketika melihat raut wajah Penguasa, mereka gelisah. Pesta ini sepertinya hanya membuat mereka ketakutan.      

Pria paruh baya berjubah hitam berjalan di dekat Nie Teng. Dia terlihat cemas ketika memperhatikan raut wajah tuannya yang sedang memendam amarah. Dia tidak punya pilihan selain berusaha membangkitkan semangat Nie Teng.      

Tapi Nie Teng berhenti menghapus keringat dari alisnya. Untungnya, pria paruh baya itu tidak mengikuti dari dekat. Kalau tidak, dia pasti sudah menabrak Tuannya.     

 "Kamu tidak dibutuhkan," ucap Nie Teng. Dia berbalik badan dan keluar dari istana.     

Pria paruh baya itu terkejut. Dia segera menyusul dan bertanya. "Tuan, apakah anda ingin pergi ke Kediaman Feng untuk bertemu dengan Nona Muda Feng? Saya sebaiknya pergi lebih dulu. Bukankah akan lebih baik jika saya membawanya kepada anda?"     

Nie Teng terus berjalan maju tanpa menoleh ke belakang.      

"Tidak perlu. Akan lebih baik jika aku pergi sendiri"     

Dia berhenti sejenak lalu menoleh. "Kamu tidak perlu menemaniku."     

Pria paruh baya itu berdiri. Dia memperhatikan Tuannya yang pergi dari istana sambil merasa khawatir. Beberapa saat kemudian, dia berbicara dengan cepat.      

"Tuan, anda harus mewaspadai Nona Muda Feng! Dia adalah ahli alkimia yang sangat hebat!"     

Dia ingin memperingatkan Tuannya, tapi Tuannya justru membalasnya dengan tatapan penuh amarah.     

Pengingat itu terlalu jelas bagi Nie Teng. Bukankah mereka berdua pernah menderita akibat ulah wanita itu?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.