Dokter Hantu yang Mempesona

Jemput Dia!



Jemput Dia!

0"Apa? Apakah kamu pikir aku tidak bisa menaklukkannya dengan pesonaku? Kamu pikir aku perlu menggunakan kekuatan Negeri Green Gallop untuk memaksanya agar menyerah?" Nie Teng melirik pria paruh baya yang sedang terdiam. Kedua matanya terlihat cerah. Sebenarnya, setelah mendengarkan kata-kata pria itu, hatinya merasa tidak nyaman.     

Bahkan tanpa statusnya sebagai Putra Mahkota Negeri Green Gallop, hanya ada sedikit orang yang sebanding dengan kehebatannya. Di seluruh negeri, siapa yang bisa mengalahkan Nie Teng?     

"Saya tidak berani bicara..." Pria paruh baya itu menjawabnya dengan ketakutan.      

Dia segera menunduk.     

Nie Teng mendengus jijik. "Ketika berhubungan dengan wanita, semakin besar usaha mereka untuk menolak, maka nafsuku akan semakin besar. Jika dia selalu datang setiap aku memanggilnya, maka aku akan kehilangan minat padanya."     

"Anda benar, Yang Mulia." Pria paruh baya itu membenarkan ucapan sang pangeran.      

Kedatangan Putra Mahkota Negeri Green Gallop, pesta perjamuan yang diadakan di istana Penguasa dan pemanggilan Nona Muda Feng menimbulkan keributan di seluruh kota.      

Bagaimanapun juga, Nona Muda Feng belum menikah. Memanggilnya ke istana untuk menemani Putra Mahkota membuat banyak orang terkejut. Mereka bingung kenapa Penguasa mengambil tindakan seperti itu. Mereka tahu bahwa Nona Muda Feng adalah kekasih Putra Mahkota. Meskipun dia dipanggil ke istana, tapi dia dipanggil sendirian. Dia masih muda.      

Siapa yang bisa menebak masalah apa yang akan menimpanya nanti?     

Kalau saja Feng Xiao tidak koma, dia pasti akan marah ketika mendengarkan hal itu. Kalau saja Kepala Keluarga Feng tidak hilang, maka dia pasti akan pergi ke istana untuk meminta penjelasan dari Penguasa. Namun hanya ada Nona Muda di Kediaman Feng. Seberapa besar beban yang harus dia tahan?     

Mungkin akan lebih baik jika dia menikah dengan Putra Mahkota Negeri Green Gallop. Setidaknya, dia bisa menggunakan kekuatan Putra Mahkota untuk membantu menyelesaikan masalah di Kediaman Feng.     

Kabar itu menyebar ke seluruh kota. Orang-orang mulai penasaran. Beberapa orang pergi ke penginapan di dekat Kediaman Feng. Mereka mengunyah makanan ringan dan minum anggur sambil menunggu. Mereka ingin tahu apakah Nona Muda Feng akan hadir di pesta perjamuan malam ini.     

Namun ketika langit mulai gelap dan jalanan dipenuhi dengan lampion merah yang menggantung di depan toko, gerbang Kediaman Feng masih tertutup rapat. Tidak ada orang yang datang dan pergi dari sana.     

"Apakah kamu melihat Nona Muda Feng pergi? Apakah menurutmu dia sudah ada di istana?"     

"Tidak mungkin! Dia harus lewat sini untuk pergi ke istana. Mereka bahkan belum membuka gerbang itu. Bagaimana mungkin dia sudah berada di istana?"     

"Kamu tidak berpikir kalau dia tidak datang, kan?"     

"Tidak mungkin, kan? Jika Penguasa mengirim surat panggilan, apakah menurutmu dia bisa menolaknya?"     

"Heh! Kenapa tidak? Dia adalah putri Jenderal Feng Xiao yang hebat! Ada keangkuhan dalam darahnya. Dia mungkin tidak pergi!"     

Sementara itu, di istana.     

Ketika langit mulai gelap, pesta perjamuan dimulai dalam suasana hening. Putra Mahkota Negeri Green Gallop menunggu kehadiran seseorang sehingga semua orang menjadi tegang. Dalam suasana mencekik ini, orang yang datang untuk menemani tamu terhormat itu duduk dengan gelisah.     

"Ada masalah apa? Bukankah aku sudah mengirimkan orang untuk mempercepat kedatangannya? Sampai saat ini, kenapa Feng Qing Ge masih belum datang juga?" Murong Bo mengerutkan bibir saat melihat seorang pelayan. Kemarahan mulai dirasakan olehnya.      

Pelayan itu segera maju dan berlutut. "Penguasa, saya mohon tahan amarah anda. Nona Muda Feng mungkin masih sibuk berdandan dan bersiap-siap untuk malam ini. Orang yang disuruh menjemputnya pasti akan segera datang!"     

Saat dia baru selesai bicara, penjaga yang diminta menjemput ke Kediaman Feng sudah datang. Pelayan itu terkejut dan segera menunduk di hadapan Murong Bo.      

"Penguasa! Mereka sudah kembali!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.