Dokter Hantu yang Mempesona

Orang yang Terlupakan



Orang yang Terlupakan

0Feng Jiu malu. Kenapa Tuan Neraka harus terus memikirkan hal itu? Meskipun dia memang merayu Tuan Neraka semalam, dia tidak benar-benar menerkamnya. Benar, kan? Lagipula, siapa yang bilang bahwa anggur itu punya efek yang kuat? Tetapi, setelah Feng Jiu berkata bahwa dia tidak ingin melakukan hubungan intim di bawah pengaruh alkohol, Tuan Neraka justru memberikan lebih banyak anggur kepadanya.     

Tuan Neraka licik, tapi Feng Jiu juga memanfaatkannya.     

Yah... sejujurnya, jika Feng Jiu tidak muntah semalam, maka dia tidak akan dimanfaatkan begitu saja.     

Jika dipikirkan lagi, Feng Jiu sebenarnya memiliki hati yang suci. Semua salah Tuan Neraka yang punya niat buruk sejak awal.      

Serigala Abu-abu dan Bayangan Satu mengikuti mereka dan meninggalkan halaman bersama. Leng Shuang tahu bahwa Feng Jiu akan pergi ke istana. Jadi, dia pergi lebih awal untuk mempersiapkan kereta kuda. Jarak antara kediaman dan istana cukup jauh. Mereka tidak mungkin jalan kaki ke sana.     

Namun, ketika mereka baru keluar dari gerbang Kediaman Feng, mereka sudah melihat Guan Xi Lin.     

"Jiu Kecil? Aku sedang mencarimu!" Guan Xi Lin tersenyum lebar pada Feng Jiu. Ketika dia melihat Tuan Neraka yang ada di samping Feng Jiu, dia menangkupkan kedua tangannya dan memberikan salam.     

"Kakak, bukankah kamu seharusnya pergi ke Pasar Gelap? Ada apa?"     

 Feng Jiu bertanya sambil menghampiri Guan Xi Lin.     

"Mm, ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu. Apakah kamu punya waktu sekarang?"      

Guan Xi Lin melirik Feng Jiu dan Tuan Neraka. Mereka tidak sedang jalan-jalan, kan?     

"Aku ingin pergi ke istana untuk membahas sesuatu dengan Ayah. Apakah kakak ingin pergi dengan kita? Kita bisa mengobrol sambil pergi ke sana." Setelah itu, Feng Jiu memberikan isyarat kepada kereta kuda.     

Guan Xi Lin hendak mengangguk. Namun ketika dia melihat mata Tuan Neraka tertuju ke arahnya dan kereta kuda, dia hanya bisa tersenyum canggung. "Ternyata seperti itu! Kalau begitu, aku akan bergabung dengan kalian. Tapi aku akan naik kuda sedangkan kalian naik kereta!"     

"Kereta itu cukup luas dan bisa menampung tiga orang..." Kata-kata Feng Jiu disela sebelum dia selesai bicara.     

"Kita sudah terlambat. Mari mengobrol sambil berangkat!" Tuan Neraka berbicara sambil masuk ke dalam kereta.     

Guan Xi Lin segera berkata. "Jiu Kecil, cepat masuk ke dalam kereta. Kita juga bisa mengobrol di istana." Pria biasa tidak akan bisa menahan tekanan Tuan Neraka. Jika Guan Xi Lin berani naik kereta bersama mereka, dia mungkin akan mati akibat energi yang dikeluarkan Tuan Neraka.     

"Baiklah! Mari mengobrol ketika kita sudah sampai di istana." Feng Jiu tertawa.      

Dia akhirnya naik ke kereta meskipun agak malas.      

Leng Shuang mengemudi sedangkan Serigala Abu-abu dan Bayangan Satu duduk di kedua sisi kereta. Guan Xi Lin mengikuti mereka dari belakang sambil menunggang kuda yang dipinjam dari Kediaman Feng.     

Di istana, Feng Xiao sedang duduk di depan lemari buku setelah mengurus masalah negara. Saat ini, auranya tidak berwibawa dan tidak tegas seperti biasanya.     

Feng Xiao memegang jepit rambut giok putih. Dia berulang kali membelai jepit rambut itu seolah-olah benda itu adalah orang yang paling dia cintai. Kedua matanya dipenuhi dengan kerinduan dan kelembutan namun juga ada kepedihan yang tidak pernah dilihat oleh orang lain...     

"Wan Rong, apakah kamu tahu bahwa anak kita sudah dewasa? Dia adalah anak yang hebat. Betapa luar biasanya jika kamu bisa bersama dengan kami..."     

Feng Xiao bergumam. Suaranya penuh dengan emosi. Pria jantan tidak akan mudah menangis, tapi saat ini, kedua matanya dipenuhi dengan air mata.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.