Dokter Hantu yang Mempesona

Siapa yang Menjatuhkan Siapa?



Siapa yang Menjatuhkan Siapa?

0Saat itu, Bayangan Satu memutar bola matanya. Raut wajahnya terlihat aneh ketika melihat pintu yang tertutup. Dia diam-diam berpikir. "Bahkan jika Tuan sedang merindukan Dokter Hantu, dia seharusnya tidak melakukan hal-hal yang tidak pantas di siang bolong, kan?"     

Bayangan Satu sudah menduga bahwa hal itu akan terjadi. Dia berdehem dan berbicara dengan serius. "Jangan melamun. Apa yang bisa dilakukan oleh dua orang di siang bolong begini?"     

Serigala Abu-abu meliriknya dengan jijik. "Kamu tidak tahu. Bagaimana kamu tahu aku sedang melamun?" Setelah mengatakannya, Serigala Abu-abu tersenyum dengan penuh semangat.      

"Aku ingin Tuan dan Dokter Hantu melakukan sesuatu di dalam kamar. Tapi kamu benar. Tuan bukan orang yang tidak disiplin sehingga dia akan melakukan hal semacam itu di siang hari."     

Kemudian, mereka mendengar Dokter Hantu sedang mencaci. Mereka juga mendengar suara Tuan Neraka yang sangat bersemangat dari dalam kamar. Raut wajah mereka berdua tampak aneh.     

"Sialan! Apa yang sedang kamu lakukan?!"     

"Kalau kamu tidak mau melepaskannya sendiri, maka Tuan ini akan melepaskannya."     

"Hiss! Kurang ajar! Jangan merobek bajuku!"     

"Bagaimana aku bisa memeriksanya kalau aku tidak merobek bajumu?"     

"Enyahlah!"     

"Jangan bergerak."     

"Hiss! Pinggangku! Aduh! Sakit... lebih pelan sedikit!"     

"Santai saja. Nanti tidak akan sakit."     

Ketika dua orang yang menjaga di luar halaman mendengarnya, mereka tercengang. Mereka memandang kamar yang tertutup rapat dengan raut wajah yang senang dan kaget.     

Apakah Tuan menerkam Dokter Hantu? Dia bahkan melakukannya di siang bolong. Dia ganas sekali!     

Tapi, suasana di dalam ruangan sangat berbeda.      

Feng Jiu berbaring di tempat tidur. Pakaiannya yang berwarna merah disobek oleh Tuan Neraka di bagian pinggang. Ada memar di kulitnya yang putih. Tuan Neraka mengoleskan obat pada luka memar itu. Tuan Neraka juga memijatnya dengan lembut agar pembekuan darahnya bisa menghilang.     

Setiap dia memijat bagian itu, Feng Jiu selalu mendesis. Tuan Neraka tidak mengeluarkan banyak tenaga, tapi dia melihat buliran keringat pada dahi Feng Jiu. Wajahnya yang mungil juga cemberut. Hati Tuan Neraka terasa sakit. Awalnya dia menggosok kulit Feng Jiu, tapi gerakannya berubah menjadi sentuhan yang lembut. Tidak ada rasa sakit tapi sentuhan lembut itu membuat Feng Jiu merinding.     

"Baiklah, baiklah, berhentilah memijatku."     

Feng Jiu berbicara dengan jijik. Wajah Tuan Neraka menjadi suram ketika mendengarnya. Meskipun demikian, ketika Tuan Neraka ingat bahwa dia yang membuat pinggang Feng Jiu memar, dia tidak bisa marah. Setelah itu, Tuan Neraka mengingat tindakan impulsif yang dia lakukan sebelumnya. Kedua telinganya menjadi merah. Sekarang, amarahnya menghilang dan berubah menjadi rasa tidak nyaman.     

Tapi Tuan Neraka adalah pria yang angkuh. Dia tidak akan membiarkan Feng Jiu tahu bagaimana perasaannya. Wajah Tuan Neraka terlihat tenang. Dia mengerutkan bibirnya. Dia berjalan mundur dan berdiri di samping kasur. Dia memperhatikan Feng Jiu yang sedang tengkurap di atas kasur.     

Kedua mata Tuan Neraka melirik pakaian Feng Jiu yang robek. Dia pun berdehem.      

"Di mana bajumu? Tuan ini akan membantumu untuk mengganti baju."     

Feng Jiu menatapnya dengan tajam. "Keluarlah dan panggilkan Leng Shuang. Minta seseorang untuk menyiapkan air. Aku ingin mandi."     

Tuan Neraka melihat bibir Feng Jiu yang merah dan bengkak. Dia masih merasa tidak nyaman. Wajahnya tersipu malu. Meskipun demikian, dia mengalihkan pandangan dan menjawabnya dengan tenang.      

"Mm, kamu harus berbaring! Tuan ini akan memanggilnya untukmu."     

Setelah itu, Tuan Neraka berjalan ke luar.     

Karena Feng Jiu terus memperhatikan Tuan Neraka, dia bisa merasakan ketidaknyamanan Tuan Neraka. Dia juga heran ketika melihat kedua telinga Tuan Neraka yang menjadi merah. Dia menunggu Tuan Neraka keluar dari kamar dan menutup pintu sebelum mengejeknya.     

"Kamu hanya berakting!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.