Dokter Hantu yang Mempesona

Menjadi Anggota Keluarga Feng



Menjadi Anggota Keluarga Feng

0Di tengah-tengah suasana yang menegangkan, terdengar pengumuman bahwa kursi sedan telah tiba. Lin Bo Heng menghampiri Su Xi dan berbicara dengan lembut. "Su Xi, San Yuan datang menjemputmu. Kakak akan mengantarkanmu menuju kursi sedan."     

"Terima kasih, Kakak." Di balik tudung itu, Su Xi tersipu malu dan berbicara dengan pelan.     

Lin Bo Heng menunduk dan menggendong Su Xi untuk mengantarkannya ke atas kursi sedan...     

Setelah menyelesaikan serangkaian formalitas, rombongan yang menjemput pengantin wanita kembali ke Istana dengan perasaan gembira. Keluarga Lin juga mengikutinya di samping rombongan dan pergi ke Istana.     

Orang-orang di kota mengikuti mereka sampai ke depan gerbang Istana dan menyaksikan Ayah Penguasa turun dari kuda. Dia membuka pintu sedan dan mengantarkan pengantin wanita untuk masuk ke dalam Istana. Setelah punggung kedua pasangan itu hilang dari pandangan, orang-orang di kota pergi dengan perasaan malas.      

Rombongan sudah berjalan satu putaran penuh di kota. Meskipun prosesi membutuhkan waktu yang cukup lama, tapi mereka sudah menghitung jam keberuntungan Setelah mereka tiba di tempat tinggal Keluarga Lin untuk menjemput pengantin wanita dan kembali ke Istana, hari ternyata sudah siang. Pasangan itu memasuki Istana dan menyembah leluhur Keluarga Feng sedangkan pesta pernikahan diselenggarakan di luar.     

Mungkin karena ada Feng Jiu atau karena berbagai Penguasa negeri yang bersikap sangat baik, tapi tidak ada sesuatu yang mengkhawatirkan selama pernikahan berlangsung. Akhirnya, Feng Xiao merasa lega.     

Di pesta pernikahan, Feng Xiao selaku tuan rumah menyapa para Penguasa negeri dan putra-putra mereka. Sedangkan Kepala Keluarga Feng dan Guan Xi Lin menyapa berbagai Klan Keluarga. Feng Jiu menjadi tuan rumah Keluarga Lin dan bertemu dengan generasi muda mereka.     

Kepala Keluarga Feng keluar dan menghibur para tamu. Dia juga bersulang di setiap meja. Hari ini, wajahnya dipenuhi dengan senyuman yang tulus. Semua orang turut bahagia ketika melihatnya.      

Bagaimanapun juga, dia adalah Ayah Penguasa. Tidak ada yang berani membuat keributan pada malam pernikahannya. Oleh karena itu, setelah bersulang selama satu putaran, Kepala Keluarga Feng pamit lebih dulu. Semua orang tinggal di sana sampai larut malam sebelum akhirnya bubar.     

Malam itu, setelah Feng Xiao dan Feng Jiu mengantar orang-orang pergi, pasangan ayah dan putri itu saling memandang sambil tersenyum.     

Feng Jiu menoleh ke Istana kakeknya dan tersenyum dengan nakal. "Ayah, semua orang sudah pergi. Bagaimana menurutmu? Apakah kita pergi ke sana dan...?"     

Ketika Feng Xiao mendengarnya, wajahnya terlihat serius dan senyumnya menghilang. "Kembalilah dan beristirahatlah. Jangan main-main agar tidak menakuti mereka."     

Setelah itu, dia menguap dengan keras. "Kita sudah sibuk seharian ini. Aku akan kembali untuk istirahat dulu. Kamu juga harus cepat kembali!" Kemudian, dia tidak menunggu Feng Jiu meresponnya sebelum akhirnya pergi. Langkahnya terlihat cepat seolah-olah Feng Jiu akan mengatakan sesuatu yang membuatnya tidak bisa menjawabnya.     

Ketika Feng Jiu melihat ayahnya sedang melarikan diri, dia mengawasi sekelilingnya sambil menyentuh dagunya sendiri. "Apakah aku akan menakuti mereka? Huh, lupakan saja! Lagipula, malam ini adalah malam besar Kakek. Aku sebaiknya tidak mengacau."     

Feng Jiu terkekeh dan berbalik badan untuk kembali ke Istana...     

Keesokan paginya, Feng Xiao dan Feng Jiu datang ke aula besar untuk menyajikan teh kepada Kepala Keluarga Feng dan Su Xi. Secangkir teh adalah bentuk penghormatan kepada orang tua. Itu artinya Su Xi telah diakui sebagai anggota keluarga mereka.     

"Ayah, Ibu, silahkan minum teh." Feng Xiao menyajikan teh kepada mereka berdua dengan penuh hormat. Meskipun demikian, dia merasa agak canggung ketika dia memanggil Su Xi dengan sebutan 'ibu'. Lagipula, orang yang dia panggil dengan sebutan ibu terlihat sebaya dengan putrinya. Bisa dibayangkan bahwa dia merasa tidak nyaman.     

Namun, Feng Xiao tetap memanggilnya ibu. Memanggil ibu juga merupakan bentuk penghormatan bagi Su Xi.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.