Dokter Hantu yang Mempesona

Ramuan Obat Dokter Hantu



Ramuan Obat Dokter Hantu

0"Apa?!"     

Ketika para tetua klan dan orang-orang lain mendengarnya, mereka segera mengelilingi pak tua itu. Tapi pak tua itu langsung menghentikan mereka sebelum mereka mendekat.     

"Diam!"     

Mereka berhenti berjalan. Tubuh mereka menjadi kaku. Mereka melihat pak tua itu lalu melihat botol yang ada di tangannya. Kemudian, mereka juga melihat gambar botol yang ada di tangannya. Semua orang tidak berani bicara, tidak berani bergerak maupun membuka botol itu karena pak tua menatap mereka dengan tajam. Seluruh aula menjadi hening.     

"Apa-apaan kalian? Bagaimana kalau ramuan itu tersenggol dan tumpah?" Pak tua itu berbicara dengan geram. Dia menatap kerumunan orang yang ada di hadapannya dengan tajam. "Kembalilah ke kursi kalian."     

"Baik."     

Wajah mereka terlihat merah padam. Mereka menyadari kesalahan mereka dan segera menunduk malu. Setelah mereka memberikan respon kepada pak tua itu, mereka kembali duduk pada kursi masing-masing.     

Pak tua itu melihat mereka duduk kemudian berdehem. "Meskipun botol ini sama seperti desain botol milik Dokter Hantu, namun kita masih belum tahu isinya. Lagipula, ada seratus botol ramuan. Jika semuanya memang buatan Dokter Hantu, ini bukan masalah sepele."     

Dia terdiam sejenak. Kemudian, dia memandang semua orang. "Kalian harus mendengarkannya hari ini. Kalian tidak boleh membicarakan masalah ini kepada istri dan anak kalian. Jika semua ramuan ini benar-benar buatan Dokter Hantu, maka ketika informasinya tersebar, maka Klan Lin akan mendapatkan bencana. Tapi selama kita memanfaatkannya dengan baik, maka ini akan menjadi titik balik bagi klan." Suara pak tua itu agak gemetar.     

Mereka saling memandang. Setelah itu, mereka mengangguk dan menjawabnya dengan serentak. "Baik, kami mengerti. Kami bersumpah tidak akan membicarakan masalah ini."     

"Mm." Pak tua itu mengangguk. "Putra Tertua, ketika mereka mengirimkan hadiah pertunangan, apakah mereka memberitahu ramuan macam apa ini?"     

Lin Bo Heng menggeleng dan merasa bersalah. "Aku pikir ini hanya ramuan biasa. Aku tidak terlalu memperhatikannya."     

"Dokter Hantu punya berbagai jenis ramuan obat, masing-masing memiliki efek yang berbeda. Kakak, apakah ramuan yang ada di lapisan atas sama dengan yang ada lapisan bawah kotak? Apakah kamu sudah membukanya?" Putra Kedua Lin berbicara sambil menatap Lin Bo Heng.     

"Kalau begitu, mari kita membuka lapisan bawah kotak. Kamu bahkan tidak menanyakan hadiah pertunangan ini." Pak tua itu menatap Lin Bo Heng dengan tajam. Dia memberikan isyarat agar putra tertuanya maju dan menyingkirkan lapisan atas kotak.     

Lin Bo Heng maju dengan patuh.     

Ketika dia membuka lapisan atas kotak dan menunjukkan lapisan bawah, dia melihat selembar kertas yang ada di dalamnya. Dia melihat kertas itu dan menyerahkannya kepada ayahnya dengan penuh semangat. "Dengarkan Ayah, ini... semuanya tertulis di sini."     

Pak tua itu melihat isi kertas dan tangannya mulai gemetar. Wajahnya terlihat merah padam karena terlalu bersemangat.     

"Bagus, bagus! Bagus sekali! Luar biasa! Hahaha..."     

"Kepala Keluarga, apa yang tertulis di sana?" tanya seorang tetua klan.     

"Dituliskan bahwa dalam kotak ini, ada 50 botol ramuan untuk meningkatkan kultivasi, 10 botol ramuan untuk luka luar dan dalam, serta obat penangkal racun. Semuanya berjumlah 100 botol ramuan. Semuanya diracik oleh Dokter Hantu!"     

Pak tua itu berbicara dengan bersemangat. Dia terlihat tidak percaya. "Bagaimana mereka bisa mendapat ramuan sebanyak ini? Bukan hanya ada seratus botol ramuan, tapi semuanya benar-benar tak tertandingi. Sungguh mewah dan mahal! Klan Lin memang diberkati! Hahaha..."     

Semua orang tampak gembira. Para tetua klan juga mengobrol dengan pak tua itu dan beberapa paman Lin Cheng Zhi dengan penuh semangat. Ketika Lin Cheng Zhi melihatnya, dia merenung sejenak. Akhirnya, dia merusak kegembiraan mereka.      

"Kalian tahu... Kakek, semua ini adalah hadiah pertunangan untuk Bibi."     

Setelah semua orang mendengarnya, aula menjadi hening.      

Suasananya tiba-tiba terasa canggung...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.