Dokter Hantu yang Mempesona

Feng Jiu Sangat Terluka



Feng Jiu Sangat Terluka

0"Hehe. Benar. Ini aku!"     

Feng Jiu menyeringai. Ketika dia melihat postur tubuh Ye Jing yang bersiap melawan serigala, dia hanya bisa menggaruk kepalanya dengan kebingungan. "Kebetulan sekali!" Dia tersenyum malu. "Kamu terluka. Iiznkan aku membalut lukamu!"     

"Kamu... aku melarangmu datang ke sini!" Wajah Ye Jing menjadi pucat. Ketika dia terhuyung ke belakang, pergelangan kakinya keseleo sehingga dia terjatuh ke atas tanah.     

"Ah!" Ye Jing tersentak. Dia menarik nafas dan menutupi pergelangan kakinya dengan satu tangan. Rasa sakit yang tajam membuatnya mengeluarkan keringat dingin.     

Setelah Feng Jiu melihat kondisi Ye Jing, dia menggeleng. "Dengarlah. Bukankah kamu sedang terluka? Menurutmu, apa yang akan aku lakukan padamu? Kenapa kamu gugup?" Dia maju dan berjongkok di depan Ye Jing yang masih tampak bertahan. Ye Jing tampak panik. Ketika Feng Jiu mengulurkan tangan untuk mengangkat ujung roknya, Ye Jing segera mundur.     

"Kamu, apa yang akan kamu lakukan?"     

Feng Jiu menunjukkan raut wajah yang polos. Dia mengangkat kedua tangannya dan berkata, "Aku hanya ingin memeriksa lukamu! Aku tidak bisa melihat lukamu karena tertutup rok. Kamu harus mengangkatnya sedikit."     

"Kamu, jangan berulah lagi..." Ye Jing ingat bahwa tidak ada orang lain di dekatnya. Pemuda itu pernah melakukan pelecehan padanya. Wajah Ye Jing sangat pucat. Dia ingin menopang tubuhnya tetapi gagal menggerakkan satu kakinya sehingga dia terjatuh lagi.     

Feng Jiu masih berjongkok. Masalah seperti ini berulang kali terjadi. Dia pun menyentuh wajahnya sendiri dan bertanya-tanya. Apakah wajahnya tampak cabul?     

"Aduh!" Ye Jing terjatuh lagi. Cdera kakinya tampaknya lebih parah. Keringat dingin tampak mengalir di dahinya.     

Feng Jiu melihat kondisi Ye Jing dan menghela nafas pelan. Dia menggeleng sambil menghampiri Ye Jing. Lalu, dia memegang kaki Ye Jing untuk melepaskan sepatu dan kaus kakinya.     

"Apa yang kamu lakukan? Dasar brengsek! Biarkan aku pergi! Lepaskan!" Ye Jing berteriak dengan cemas. Dia memberontak dan menampar pemuda yang telah melepaskan sepatu dan kaus kakinya. Dia merasa malu, marah dan takut.     

Apakah seorang pria diizinkan untuk melihat kaki wanita? Pemuda ini memang cabul!     

Feng Jiu melihat pergelangan kaki Ye Jing yang sangat bengkak. Dia juga memperhatikan Ye Jing yang terus-menerus memberontak. Dia menoleh dan melambaikan tangan pada beruang hitam besar yang sedang duduk di sampingnya. "Hitam Kecil, datanglah ke sini dan bantulah aku memegangi dia. Jangan sampai dia memukulku."     

"Roarr!"     

Beruang hitam setinggi 2 hingga 3 meter itu menggeram dan berjalan dengan patuh. Dua cakar beruang yang kuat mendorong Ye Jing ke atas tanah agar dia tidak bergerak.     

"Pelan-pelan saja. Dia adalah seorang wanita. Jangan menyakitinya dengan cakar kasarmu."     

Feng Jiu mengatakannya untuk sekadar mengingatkan. Dia tidak punya maksud lain. Dia hanya berpikir bahwa Ye Jing adalah wanita yang lembut. Cakar Hitam Kecil tidak boleh terlalu kasar sehingga menyebabkan cedera. Namun, pengingat itu terdengar berbeda di telinga orang lain.     

"Tidak. Tidak! Biarkan aku pergi... Ruofei... Bantu aku, Ruofei..."     

Bagaimanapun juga, Ye Jing adalah seorang wanita. Dia sedang ditahan oleh beruang hitam besar dan berbaring telentang tak bisa bergerak. Di tempat yang tidak bisa dilihat olehnya, dia merasa roknya mulai diangkat oleh pemuda cabul itu. Wajahnya semakin pucat. Suaranya terdengar ketakutan. Dia berteriak dengan pasrah untuk meminta bantuan. Dia berharap saudara perempuan terdekatnya bisa mendengar dan menyelamatkannya.     

Feng Jiu menggeleng. Dia tidak merasa bahwa sikapnya salah. Dia hanya berpikir bahwa Ye Jing telah menyelamatkan hidup seorang anak. Sikapnya juga tidak buruk. Dia ingin membantu Ye Jing, tapi dia tidak menyangka bahwa Ye Jing justru menganggap dia adalah pemerkosa.     

Tapi... Ruofei? Apakah Ye Jing datang ke sini bersama dengan seseorang?     

Kilatan melintas di mata Feng Jiu. Dia sedikit menoleh ke arah pepohonan yang dekat dengannya. Hanya ada jejak nafas yang kacau di sana. Saat ini, dia melihat seorang wanita bersembunyi di balik pohon sambil menatapnya.     

Jika tebakan Feng Jiu benar, maka wanita di belakang pohon adalah wanita bergaun putih yang ada di jalan hari itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.