Gairah Nona

Sosok Misterius



Sosok Misterius

Rozak tidak ada di kamarnya!     

Ketiga pemuda itu kaget bukan kepalang. Melihat ekspresi mereka, sontak para warga yang berdiri diambang pintu langsung menghampiri mereka.     

"Dimana penghuni kamar ini?" kata salah seorang warga.     

Mereka bungkam. Baik Yuda dan Rangga sama sekali tidak berjumpa dengan Rozak selama kuliah tadi. Sementara Zayn, dia baru saja pulang dari pabrik. Karena kelelahan dia sampai ketiduran di sofa. Tetapi sebelum merebahkan diri, Dia sempat ke kamar mandi sebentar dan melewati kamar Rozak. Sayup-sayup Terdengar suara Rozak yang sedang bercanda dengan seseorang. Sepertinya adalah seorang gadis.     

"Ada apa ini Pak?" kata Bu inem yang datang tergopoh-gopoh. Dia terbangun gara-gara mendengar suara pintu yang didobrak itu.     

"Aduh pasti Yudha dan Rangga bikin ulah lagi ya?" Bu inem menatap tajam ke arah Kedua pemuda badung tersebut. Kemarahan Bu inem bukan tanpa alasan. Kedua pemuda itu sering membawa cewek ke dalam kos malam-malam. Pernah sekali kepergok warga dan hampir saja di arak keliling kampung. Untung saja Ada Pak Manto yang menengahinya.     

"Bukan Bu inem. Tapi tadi Paijo menemukan mayat di dekat rumah Belanda itu. Dia bilang, mayat itu mirip sama salah satu anak yang ngekos disini!"     

Bagaikan mendengar letusan tabung elpiji, Mereka terperanjat. Bu inem sampai memegang dadanya saking terkejutnya. Wajahnya menyiratkan ketidak percayaan.     

"Bapak jangan mengada-ada ya?"     

"Sumpah, Bu! Paijo sendiri yang bilang tadi. Makanya tadi Pak Manto menyuruh kami untuk mengecek ke kos annya ibu. Dan sekarang terbukti kalau salah satu anak kos ibu tidak ada di kamarnya."     

"Tapi, bisa saja kan pak itu mayat orang lain menyerupai Rozak, teman saya!" elak Zayn. Padahal baru beberapa jam yang lalu dia mendengar Rozak tertawa dengan seorang perempuan di dalam kamar. Dia berpikir kalau Rozak baik-baik saja. Meski dia tidak tahu siapa perempuan itu. Tentu, dia tidak percaya begitu saja dengan apa yang diucapkan oleh warga itu.     

"Kalau kalian tidak percaya, ayo kita sama-sama pergi ke puncak bukit itu untuk melihatnya." Tandas warga itu. Bu Inem dan para anak kosnya pun mengikuti para warga. Beberapa saat kemudian, mereka bertemu dengan Pak Manto bersama rombongan warga lainnya. Setelah memastikan tidak kalau salah satu anak kos Bu Inem tidak ada, maka pergilah mereka ke puncak bukit itu.     

Kesunyian Hutan tiba-tiba terpecah dengan kehadiran sekumpulan orang itu. Mereka menyusuri jalan setapak yang hanya muat oleh dua orang. Pak Manto berjalan paling depan dan Paijo di sampingnya sebagai penunjuk jalan. Awalnya Paijo berat hati untuk kembali ke tempat angker itu. Tapi karena dia merasa bertanggung jawab menemukan mayat itu pertama kali, maka dia pun terpaksa mengikuti rombongan itu.     

Rangga terlihat gemeletukan. Bukan karena hawa dingin di hutan itu, melainkan dia merasa bersalah karena sikapnya yang beberapa hari belakangan sering membully Rozak. Dia berharap-harap cemas kalau mayat itu bukanlah Rozak. Sementara Yudha terlihat santai berjalan tanpa ada rasa bersalah sedikit pun.     

Tidak berapa lama sampailah mereka ke pepohonan mahony. Dari sela-sela kerapatan pohon mahony, terlihat Rumah Belanda yang sama sekali tidak pernah terjamah oleh para penduduk. Di sekeliling rumah itu terdapat tanah yang cukup lapang dan di tumbuhi ilalang-ilalang yang sangat tinggi. Terlebih pohon sawo besar yang tumbuh di sampingnya semakin menambah kesan angker dari rumah itu.     

Tiba-tiba Paijo berhenti tepat di salah satu pohon mahony. Dia mengarahkan senter kedepan. tangannya bergetar. Beberapa warga terlihat memicingkan mata. Terlihat cairan yang terus menetes ke dedaunan kering di atas tanah. Warga pun serentak mengarahkan senter mereka ke atas. Betapa terkejutnya mereka saat melihat jasad Rozak yang tersangkut di dahan dengan kondisi mengenaskan. Mata terbelalak dan mulut yang selalu mengeluarkan darah segar.     

Pak Manto segera menghubungi Pihak kepolisian untuk mengusut melaporkan kejadian itu.     

Terdengar jerit histeris Bu Inem memecah keheningan malam. Zayn pun memegang pundak ibu kos nya itu untuk menenangkannya. Zayn tidak menyangka jika Rozak akan meninggal dalam kondisi yang tragis. Tiba-tiba terlintas di benaknya tentang Perempuan yang bersama dengan Rozak tadi, apakah dia ada sangkut pautnya dengan meninggalnya Rozak?     

Tiba-tiba di rumah Belanda itu, samar-samar Zayn melihat bayangan putih muncul di kaca samping rumah. Bayangan putih itu membentuk sesosok wanita. Agaknya cuma Zayn saja yang melihat penampakan itu. dia menggelengkan kepala pelan dan kembali menatap lamat-lamat kaca rumah itu.     

Kosong.     

Note:     

aduh kok ada penampakan ya? apa jangan-jangan kematian Rozak masih ada kaitannya dengan penampakan itu?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.