Gairah Nona

Rencana Jahat



Rencana Jahat

0Rangga dan Yuda masuk ke dalam halaman rumah itu dan memarkir motornya. Satpam yang berjaga di rumah itu mengizinkan mereka masuk karena mereka adalah teman dari anak majikannya. Mereka melangkah menuju rumah itu. Di sana sudah ada teddy yang menunggu mereka.     

"Kalian dari mana saja sih? aku sudah tunggu kalian sejak tadi." ujar Teddy yang sedari tadi duduk di ruang tamu rumahnya.     

"Emangnya kenapa sih?" sahut Yuda gusar.     

"Itu Si Mirna kangen kalian." Teddy cekikikan. Yuda dan Yuda saling berpandangan sorot mata mereka seakan mengatakan hal yang sama.     

"Yuk, kita garap dia lagi." Ajak Yuda.     

"Siapa takut!" sahut Rangga yang antusias. Mereka lantas masuk ke dalam kamar dimana Mirna di sekap.     

Rumah yang mewah itu hanya ada Teddy, dua orang pembantu dan dua orang satpam yang berjaga bergantian. Orang tuanya sibuk bekerja di luar negeri dan pulang hanya sebulan sekali. Makanya Teddy sering membawa teman sekampusnya seperti Yuda dan Yuda untuk mampir di rumahnya untuk bersenang-senang. Minum-minuman keras, main game, main cewe dan kenakalan-kenakalan lain yang dilakukan oleh mereka. Mereka bebas melakukan apa saja di rumah itu tanpa ada yang melarang termasuk kedua pembantu dan satpam yang hanya bungkam. Mereka tidak mau dipecat gara-gara membuat masalah dengan Teddy.     

Sebenernya Orang tua Teddy berpesan supaya terus memantau Teddy selama di rumah. Tapi mereka tidak berani untuk melaporkan hal yang macam-macam kepada orang tuanya di karenakan Teddy akan berbuat nekad dengan menghilangkan nyawa mereka kalau sampai mereka berani lapor.     

Terlebih pergaulan teddy bukan hanya dari anak badung kampus tapi meliputi preman dan Mafia. Sehingga daripada mereka kehilangan nyawa mending mereka pura-pura buta saja atas apapun yang dilakukan Teddy di rumah itu.     

Termasuk menculik Mirna, para pembantu dan satpam hanya geleng-gelang kepala saat tahu ada gadis yang diculik dan disekap di dalam kamar. mereka sangat prihatin atas nasib yang menerima gadis itu tapi mereka tidak bisa berbuat macam-macam.     

Sebenernya sudah sering gadis yang diculik dan disekap di situ. Lalu kemudian, mereka dibawa ke suatu tempat dan menghilang begitu saja. Mereka seakan hilang tidak berbekas dan Marni yang akan menjadi korban berikutnya.     

Rangga dan Yuda masuk kedalam rumah itu. terlihat seorang gadis yang meringkuk di pojokan dengan kondisi setengah telanjang. Kondisinya acak-acakan. Dia tampak menangis tersedu-sedu meratapi nasibnya yang malang.     

"Kamu sudah nungguin kita ya!" goda Rangga sambil melepas celananya.     

"Apa masih kurang main seharian Primadona lonte, hahaha." Timpal Yuda yang sudah melepas bajunya.     

Mirna membulatkan mata ketakutan sembari mengeleng-gelengkan kepala ketika dua laki-laki itu mendekatinya. dia sudah tidak sanggup lagi melayani teman-teman kampusnya yang secara beringas memperkosanya secara bergilir. Sangat biadap sekali apa yang mereka lakukan sampai dia gadis itu kehingangan kehormatannya. Mahkota satu-satunya yang dia jaga baik-baik akhirnya hancur tidak berbentuk.     

"Jangan-jangan!" Suaranya terdengar serak karena seharian menangis. Dua binatang itu tidak perduli. Sekarang giliran mereka untuk menikmati tubuh gadis itu. Jadi mereka tidak mau tahu tentang kondisi gadis malang itu.     

"Kok kumal gini ya." Ujar Yuda. Setelah berada tepat di hadapan gadis itu. Yuda juga merasakan hal yang sama dia menjadi risih karena melihat primadona yang biasanya tampil cantik itu berbau ledus karena tidak mandi berhari-hari.     

"Goblok!" Yuda mentoyor kepala Mirna sehingga dia tersungkur."Kamu itu kalau tahu mau dipakai, harusnya mandi dulu bangsat. Mana mau kita sama kamu!" gertak Yuda yang membuat Mirna tergugu dalam tangis. Sudah tidak terhitung berapa kali tetes air mata yang mengalir dipipinya karena penderitaan atas kekerasan fisik dan batinnya.     

"Ayo!" Yuda menyeret tangan gadis itu seperti binatang yang baru saja di sembelih dan melemparkannya ke dalam kamar mandi dan menutup pintunya dengan cepat.     

"Buruan Mandi! jangan lama-lama! kami sudah tidak tahan!" seloroh Rangga yang terlihat cekikikan beda sekali dengan Yuda yang penuh emosi. tapi apapun itu, mereka sepertinya puas mengerjai primadona kampus itu seperti ini.     

Di dalam kamar mandi, Mirna menangis tersedu-sedu. Suaranya tiba-tiba menghilang, sehingga dia menangis tanpa mengeluarkan suaranya. Perlahan dia bangkit dari lantai sembari menahan rasa nyeri disekujur tubuhnya. Dia menghidupkan shower dan menyabuni tubuhnya supaya bersih. Walau rasa perih mendera sekujur tubuhnya tapi itu, tapi dia lebih untuk menahannya dia tidak mau mendapatkan perlakuan yang lebih sadis lagi.     

"Woi! cepet woi! lelet amat!" seru Yuda dari luar yang membuatnya tersentak dan bergegas membilasi tubuhnya. Dia tampak ketakutan dan parno setiap kali mendengar teriakan.     

Beberapa saat kemudian, keluarlah Mirna yang tanpa menggunakan sehelai benang pun. Dia tampak menutupi kedua gundukan indah dan satu gundukan kecil di bawah. Mata kedua bajingan itu nyalang seperti harimau yang melihat mangsa yang empuk.     

"Wah ini baru primadona kampus!" seru Rangga yang berdecak kagum melihat Mirna. Meskipun beberapa kali dia bersenang-senang dengannya, tapi melihat Mirna yang selesai mandi dengan rambut yang masih basah membuat kejantananya meronta-ronta.     

"Tapi sayang sekali dia harus menjadi lonte." Desis Yuda sinis. Dia lantas maju menghampirinya dan menepis kedua tangan mulus cewek itu yang berusaha menutupi keindahan tubuhnya. Matanya berbinar-binar. Sekilas dia menoleh ke arah Yuda.     

"Kamu mau yang atas atau yang bawah?" tukasnya seolah sedang menawarkan barang.     

"Terserah saja deh yang penting enak." Sahut Rangga ringan. Yuda tersenyum miring. Lalu dia meminta Mirna untuk nungging.     

"Sekarang kamu nungging sambil sedot punyaku, biar Yuda yang menyodok dari belakang." titah Yuda. Tapi gadis itu tidak bergeming. dia hanya menunduk sambil mengeleng-gelengkan kepala.     

"Ayo lakukan!" pekik Yuda sambil memegang lengan gadis itu. Gadis itu hanya menangis tersedu-sedu. Dia langsung tunduk di kaki Yuda. Memohon-mohon supaya dia tidak melakukan itu lagi.     

"Tolong Jangan Yuda, kumohon. Aku sudah tidak kuat lagi." Lirihnya terbata-bata karena suaranya hilang. Tapi Yuda dengan beringas mendorong gadis itu sehingga telentang di lantai.     

"Kalau kamu tidak mau biar kami saja yang memaksamu." Tukasnya. Gadis itu dengan posisi terduduk beringsut mundur. sementara kedua laki-laki itu mendekatinya pelan-pelan. gadis itu bangkit dan langsung menuju ke pintu untuk melarikan diri. tapi sayang kedua lelaki itu lebih gesit sehingga sebelum kepalanya muncul keluar dia sudah ditarik lagi di dalam kamar.     

"Dasar kamu cewek gak tau diuntung! Di kasih enak-enak malah enggak mau."     

Gadis itu bangkit. Dia berusaha menerobos kedua laki-laki yang telanjang itu. tapi tangannya dicekal kuat. tidak kehabisan akal dia menendang alat vital keduanya sehingga mereka menunduk kesakitan. Yuda yang marah pun menangkap tubuh gadis itu lalu membantingnya ke lantai. sebuah bogem tepat mengenai wajahnya sampai pingsan.     

"Yuda gila kamu! kalau dia sampai meninggal gimana?" pekik Rangga yang tampak panik. Dia sudah kehilangan gairahnya karena rudalnya telah dilukai. Yuda masih menatap nanar ke arah gadis itu dengan nafas ngos-ngosan karena emosi. tiba-tiba timbulo sebuah ide yang mencuat di kepalanya. Lalu dia membisikan sesuatu ke telinga Rangga. Terlihat raut wajah Yuda berubah ngeri.     

"Gila kamu ya! Nanti kalau kita ditangkap polisi gimana?"     

"Sudah tenang saja, aku jamin aman, apalagi enggak ada orang yang bakal berani ke rumah itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.