Gairah Nona

Rumah Belanda



Rumah Belanda

0Karena Zayn tidak mungkin membawa Mirna ke kosnya, maka dia memutuskan untuk membawa gadis itu ke losmen untuk menginap beberapa hari sekaligus memulihkan kondisinya lahir dan batin. Awalnya Zayn ingin membawanya ke rumah sakit, tapi Mirna menolak keras. Dia adalah tipe orang yang sangat anti dengan rumah sakit, kecuali kalau tidak benar-benar terdesak. Mencium baunya saja membuat perutnya mual, sehingga kalau bisa diobati sendiri kenapa harus ke rumah sakit.     

Mirna sudah mulai tenang dan mau berbicara dengan Zayn. Dia sangat yakin lelaki di hadapannya ini adalah orang baik. Terlebih Zayn juga sangat telaten merawat luka-luka di tubuh Mirna dan memenuhi semua kebutuhannya selama ini.     

Dari Mirna, Zayn mengetahui kalau ternyata primadona kampus itu ternyata berasal dari desa. Entah keturunan dari belanda atau gimana, yang jelas semua terwariskan dari fisik indonya yang sangat menawan. sehingga menarik hati semua mata lelaki.     

Tapi siapa sangka jika kecantikannya akan berbuah petaka. Terlebih sikapnya yang congkak dan arogan sehingga dia mengalami kejadian naas ini. Diperkosa rame-rame oleh teman kampusnya sungguh pengalaman buruk yang ingin dia buang jauh-jauh. sekarang dia menyesali sikapnya yang arogan selama ini.     

"Semua sudah berlalu. Tidak usah di sesali." Ujar Zayn yang coba menguatkan hati Mirna. Tapi Mirna tidak bisa menerima perkataan Zayn mentah-mentah, bagaimana dia bisa melupakan kejadian buruk itu begitu saja sementara luka yang ditinggalkan masih mengangga?     

"Tapi, kesucianku sudah direnggut Zayn. Sekarang aku tak ubahnya wanita kotor." Lirihnya dengan suara yang menyayat hati. Pemuda itu iba melihat Mirna. Dia seakan merasakan empati yang dalam kepada wanita itu.     

Mirna tidak menyangka jika kejadian sore itu akan merubah hidupnya selamanya. Beberapa hari yang lalu, ketika dia sedang berjalan sendirian keluar dari kampus. Tiba-tiba ada sebuah mobil yang datang dan memasukkannya ke dalam mobil itu. salah seorang diantaranya membekapnya dengan sapu tangan yang sudah diberi dengan obat bius. Sehingga dia pingsan seketika.     

Bangun-bangun dia sudah berada di sebuah kamar yang asing. Dia menjerit tatkala beberapa teman kampusnya terbaring kelelahan di ranjang yang sama dengannya. Terlihat bekas darah yang bulat di sprei putih itu sehingga membuatnya begidik ngeri. Seketika dia menangis sejadi-jadinya saat menyadari bahwa keperawanannya sudah direnggut.     

Beberapa hari tinggal di kamar asing itu, membuatnya serasa seperti di neraka. Bagaimana tidak hampir seharian dia harus melayani teman-teman kampusnya secara bergilir jika dihitung-hitung jumlahnya sekitar lima belas orang termasuk Rangga dan Yudha. Rasanya dia ingin mati pada saat itu juga.     

Sampai akhirnya nasib yang membawanya ke sebuah rumah belanda angker di tengah hutan. Semua ini ulah dari Rangga dan Yuda yang entah dimana rimbanya sekarang. Tapi untung saja ada Zayn yang datang untuk menyelamatkannya.     

"Dan juga berkat..." Mirna mengantungkan kalimatnya. Sepertinya dia merasa ngeri untuk membayangkan kejadian di rumah Belanda itu.     

"Berkat Hantu Noni Belanda dan para penghuni rumah itu termasuk Arwah Rozak. Mereka muncul sehingga Rangga dan Yuda ketakutan dan tidak jadi untuk membunuhku." Jelas Mirna yang membuatnya terbelalak. Apalagi saat menyebut nama Rozak. Dia jadi teringat dengan pesan terakhir Rozak. Zayn pun terdiam sesaat lalu menatap wajah Mirna dalam-dalam.     

"Terus apa yang terjadi setelah itu?"     

Mirna menangis sesegukan. Agaknya dia sangat berat untuk mengatakan hal ini. Tapi Zayn berhak tahu apa yang dia alami selama di rumah itu.     

"Setelah menghilangnya Rangga dan Yuda yang entah kemana. Arwah Rozak menghampiriki. Dia mengungkapkan semuanya perasaannya selama hidup kepadaku. Aku menyesali kenapa dulu aku begitu mengacuhkannya sampai dia dibully oleh teman sekampus. Dia dipermalukan ditengah lapangan yang tentu membuatnya sangat sakit hati. Tapi, justru Arwah Rozak yang meminta maaf kepadaku. Belum sempat aku menjawab permintaan maafnya dia sudah hilang. lalu datanglah kamu menyelamatkanku." Jelasnya.     

Zayn terdiam sejenak. terbersit sebuah ide di benaknya. "Besok Pagi ikut aku, aku akan membawamu ke suatu tempat."     

***     

Tempat yang dimaksud Zayn adalah sebuah pusara dengan batu Nisan bertuliskan nama Rozak. Mirna langsung bersimpuh di samping makan itu dan menangis sejadi-jadinya. Dia mengungkapkan semua perasaannya kepada rozak. perasaaan menyesal karena telah mengacuhkannya sekaligus meminta maaf karena dirinyalah penyebab Rozak meninggal dunia.     

"Semoga kau tenang di alam sana Rozak." ujarnya sambil mencium batu nisan itu. atas semua yang terjadi, Baik dia dan Rozak telah saling memaafkan dengan tulus. sehingga terpenuhilah hajat Rozak yang terakhir.     

Zayn yang berdiri hanya tersenyum simpul. Dia bisa bernafas lega telah memenuhi permintaan mendiang Rozak. dia berharap semoga Rozak tidak mengentayanginya lagi dan pergi ke alamnya dengan tenang.     

Tiba-tiba muncul sesosok bayangan di belakang Mirna yang membuatnya terhenyak. sosok Rozak yang transparan itu menggunakan pakaian putih bersih dengan senyum mengembang. Zayn yang terkejut segera menguasai dirinya sendiri. dia juga membalasnya dengan senyum simpul yang memenuhi wajahnya yang manis.     

Setelah cukup lama bersua ke makam Rozak, Mereka lantas pergi meninggalkan area pemakaman itu. Zayn berjalan di depan sementara Mirna mengikutinya dari belakang.     

"Zayn, Tunggu!"     

Yang dipanggil terdiam dan membalikan badannya. Terlihat Mirna berjalan tergopoh-gopoh ke arahnya.     

"Setelah ini kita kemana Zayn?" tanya Mirna ketika sudah berada disamping Zayn.     

"Ya, kita kembali ke kehidupan masing-masing." Sahut Zayn enteng. Mirna tampak menunduk sambil meremas-remas jarinya sendiri.     

"Tapi aku malu Zayn, aku takut kalau semua orang tahu kalau aku pernah diperkosa segara bergilir. Kalau berita itu sampai tersebar. Mau ditaruh mana mukaku? Lagian aku yakin pasti aku akan hamil" tukasnya dengan nada yang gelisah.     

"Terus?"sahut Zayn.     

"Aku ingin ada seseorang yang mau menikah denganku untuk menutupi aib itu Zayn."     

"Siapa orang itu?"     

"Aku maunya kamu Zayn." Lirihnya dengan tersipu-sipu yang membuatnya terperanjat. Zayn tidak menyangka dengan kata-kata yag terlontar dari mulutnya. Dia merasa belum siap untuk menjawabnya.     

"Bagaimana Zayn?" ujarnya lagi dengan pandangan memohon. Zayn kebingungan. Namun ditengah kebingungan itu, tiba-tiba muncul arwah Rozak yang menngangguk-angguk seakan pertanda untuk mengiyakan.     

"Sejujurnya aku sangat simpatik denganmu Zayn. Ternyata kamu beda dari cowok yang lain. kau adalah lelaki pelindung yang hebat. Belum pernah dalam hidupku menemui lelaki seperti kamu. Aku sangat mencintaimu." Tukasnya. Zayn hanya menghela nafas. Dia tidak segera menjawab. Tetapi tangannya terlihat mengandeng tangan Mirna dengan Mesra berjalan keluar dari area pemakaman itu.     

Arwah Rozak tersenyum. Dia merasa sebagian dari hajatnya dalam hidup sudah terpenuhi. Hanya ada satu hajat lain yang harus dituntaskan. Arwah itu menghilang dan kembali ke Rumah belanda di tengah hutan. Kalau dilihat secara tak kasat mata, terdapat sebuah istana sekitar rumah belanda itu dengan Noni Belanda sebagai pemimpinnya dan Rozak yang diangkat sebagai pangeran di kerajaan itu.     

Namun dialam kerajaan jin pasti ada yang menjadi budaknya. Biasanya tumbal dari alam manusia. terlihat dua orang lelaki yang sedang mengepel lantai istana yang luas. Mereka kelelahan. Melihat hal itu Rozak tidak tinggal diam, dia mengambil sebuah pecut berapi lalu mencambuknya kepada dua orang itu.     

"Kerja yang bener! Jangan males-malesan! Mau kalian saya siksa hah!" hardik Rozak yang membuat mereka ketakutan. Dan langsung memaksakan diri untuk membersihkan lantai istana. Meski tubuh mereka kurus kering dan lemah karena tidak diberi makan berhari-hari.     

Mereka adalah Yuda dan Rangga. Mereka berpindah ke alam lain untuk dijadikan pekerja di kerajaan itu, dimana Rozak yang dulu sering mereka bully sekarang menjadi pangeran di istana itu. mereka harus menerima kenyataan dijadikan budak sepanjang hayatnya. Merasakan karma atas apa yang pernah mereka lakukan kepada Rozak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.