Gairah Nona

Malam Pertama



Malam Pertama

0Mirna tidak menyangka jika dia akan menikah dengan Zayn. Lelaki sederhana yang telah menyelamatkan hidupnya. Meski, di dalam hatinya dia tidak mencintai Zayn, tapi karena keadaan yang memaksanya untuk menikah dengan lelaki itu.     

Baginya Zayn hanyalah seorang pahlawan yang telah menyelamatkan hidupnya dari keterpurukan. Ketika nyawanya hampir melayang ditangan Yuda dan Rangga yang entah dimana rimbanya dan juga dirinya yang tidak suci lagi sehingga dia butuh Zayn untuk menutupi semua aibnya. Iya, pernikahan ini hanyalah sebuah kedok semata.     

Mirna tampak melepaskan aksesoris yang terpasang di seluruh kepalanya. Dari pantulan cermin terlihat dirinya yang seperti Bangsawan jawa yang berparas Indo Blasteran. Meski terlihat kontras justru menjadi perpaduan yang menarik sehingga menambah pesona kecantikannya.     

Matanya menghangat. Air mata turun membasahi make upnya yang waterproof itu sehingga tidak menimbulkan bekas. Jauh di dasar hatinya, dia sangat menyesali pernikahan ini. Pernikahan yang harusnya mengikat hati kedua insan justru dilakukan terpaksa karena suatu keadaan. Dia telah membohongi hatinya sendiri dan juga lelaki yang kini sah menjadi suaminya Zayn. Lelaki sederhana yang sangat baik hati.     

Tiba-tiba seseorang masuk ke dalam kamarnya, segera dia menghapus air mata di pipinya namun hal itu sudah diketahui oleh orang itu.     

"Kenapa kamu menangis sayang?" tanyanya khawatir sembari berjalan menghampirinya. Sejurus kemudian kedua tangannya memegang pundak istrinya itu sambil meneliti wajah indo yang ayu itu dari pantulan cermin.     

"Enggak apa-apa Mas, aku hanya bahagia saja dengan pernikahan kita." elaknya berbohong. Yang semakin mengiris hatinya.     

Tiba-tiba Zayn menyandarkan kepalanya dipundak Mirna sembari memeluknya hangat.     

"Mas, juga bahagia bisa menikah denganmu sayang." tukasnya dengan suara lembut mengetarkan hati wanita itu. Terlebih ketika lelaki itu mengecup pipinya dengan sangat mesra semakin membuat dadanya bergemuruh.     

Setelah puas memeluk istrinya, dia menegakkan badannya dan melepaskan pakaian pengantin yang melekat dibadannya seharian. Mirna melihat lelaki yang menjadi suaminya itu dengan nanar. Zayn tidaklah tampan, badannya juga tidak gagah, tubuhnya hitam karena sering bekerja di lapangan, keunggulannya hanya otot-otot yang menyembul karena bekerja keras. Hanya itu. Sangat jauh sekali dengan ekspektasi suami yang dia idam-idamkan selama ini. Tapi apa mau dikata, takdir yang mengharuskannya untuk menikahi Pria itu.     

"Sayang aku ke kamar mandi dulu ya." Ujarnya yang sudah menggunakan kaos oblong dan boxer. Mirna hanya tersenyum tipis. Kamar mandi letaknya di luar ruangan, sehingga pria itu harus keluar dari kamar. Begitu pintu sudah ditutup kembali, Mirna menangis sejadi-jadinya. Menumpahkan gundah gulana yang menggelayuti jiwanya. Zayn adalah lelaki yang sangat tulus, tapi tega-teganya dia telah memberikan cinta palsu kepadanya. Mirna teringat beberapa hari yang lalu ketika nyekar ke makan Rozak. Dialah yang telah menyatakan perasaannya kepada Zayn dan memintanya untuk menikahinya. Zayn pun menyetujuinya. Lelaki itu tidak sadar kalau sebenernya dia tidak sungguh-sungguh mengatakan hal itu. Dia hanya dijadikan 'Tameng' untuk menutupi aibnya yang memalukan.     

Terlebih Septi, ibu dari Mirna itu tampak syok setelah mengetahui kalau anaknya di sekap dan di jadikan budak seks oleh teman lelaki se-kampusnya. Hati ibu mana yang tidak hancur setelah mengetahui hal itu. Terlebih Mirna adalah anak satu-satunya yang dia miliki. Harta yang paling berharga yang sangat dia jaga dan besarkan dengan sepenuh hati.     

Dia yang rela bekerja keras menjadi guru sekaligus tukang jahit demi untuk bisa menguliahkan anaknya itu dengan harapan supaya masa depannya gemilang, tapi siapa sangka jika masa depan putrinya itu hancur bagaikan piring beling yang pecah berhamburan di lantai.     

Akhirnya dia hanya menyaksikan anaknya bersanding dengan Zayn di pelaminan tadi. lelaki desa yang hanya bekerja di sebuah pabrik. Meski hatinya berat untuk merestui, tapi mau bagaimana lagi. Hanya Zayn lelaki bodoh yang mau menerima anaknya bekas 'perbudakan' itu.     

Mirna tahu kalau hati ibunya sangat hancur. Dia sebagai anak tidak becus menjaga kehormatan diri sendiri. Dari atas pelaminan, sesekali dia melihat Septi yang sedang meliriknya tajam, seakan mengisyaratkan sebuah kekecawaan yang sangat dalam. Lirikan itu bagaikan ribuan pisau yang menghujam hatinya.     

Nasi sudah menjadi bubur, tidak mungkin untuk mengembalikan semuanya. Dia harus menerima kondisinya sekarang. Dia yakin bersama dengan Zayn, hidupnya perlahan akan berubah.     

Pintu terbuka tatkala Marni melepaskan gaun pengantinnya. Zayn tersenyum melihat tubuh istrinya itu. Meski dia terlihat polos tapi sebenernya dia cukup pengalaman dengan mantan-mantannya dulu sehingga malam pertama bukan menjadi masalah besar baginya. Mirna melirik ke arah suaminya dengan senyum malu-malu, seakan berusaha memancing libido Zayn. Lelaki itu lantas menekan saklar lampu sehingga suasanya menjadi gelap. Lalu secara perlahan dia menghampiri istrinya. Dan terjalinlah sebuah perasaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Malam itu sangat indah sekali bagi mereka.     

Tanpa mereka sadari, ada sosok yang sedang memperhatikan mereka dari luar. Bayangan putih yang membentuk seperti Noni Belanda zaman dahulu. seluruh tubuhnya pucat dengan ekspresi wajah yang dingin. Matanya merah menyala seakan menunjukan kebenciannya.     

Sementara di tempat lain di kaki bukit terlihat seorang pria tua yang berjalan naik ke atas bukit. Tampilannya serba hitam dinaungi oleh kegelapan malam. kedatangannya seakan membawa genderang perang. Terlebih ketika bangsa lelembut di balik pepohonan itu yang memperhatikannya seakan ingin menyerangnya, tetapi terhalang oleh sebuah perisai ghaib dari dukun itu.     

Namanya Mbah Geni, dia adalah salah satu dukun kondang yang ada di kota jawa timur. Kedatangannya di bukit itu karena dia mendengar teriakan dari salah satu cucunya. Dia tampak sangat marah kala mengetahui kalau cucunya diperbudak oleh bangsa lelmbut yang ada di rumah itu. Tekadnya bulat untuk mengobrak-abrik kerajaan ghaib di atas bukit itu.     

Mbah Geni terdiam ketika sampai di tanah lapang dimana terdapat rumah Belanda yang berdiri dalam kesunyian. Pria tua itu memejamkan matanya sembari mulutnya yang terus berkomat-kamit. Beberapa saat kemudian, dia membuka matanya. Sekarang terlihat sebuah kerajaan ghaib yang sesungguhnya. Semua mahluk tidak kasat mata itu menunjukan wujudnya yang menyeramkan. Tapi diantara sekian mahluk hanya satu yang tampak terang, Noni Belanda. Sosok itu terbang dari singgasananya menuju ke Mbah Geni, Pria Tua itu sama sekali tidak gentar. Meski sekarang mereka sedang bertatapan.     

"Kembalikan cucuku." Tuturnya disela mulutnya yang terus berkomat-kamit. Tapi Noni Belanda itu menggerakan kepalanya sambil menyeringai menakutkan. Mbah Geni menjadi gemeteran. Mulutnya terus berkomat-kamit. Dia yang awalnya sangat percaya diri sekarang menjadi ketakutan karena hawa negatif yang begitu kuat dari pemimpin kerajaan lelembut tersebut.     

Pengaruh yang kuat itu memengaruhi pikiran mbah Geni sehingga dia seperti kehilangan kesadaran. Lelaki tua itu berjalan mengikuti Noni Belanda menyebrang ke alam lain. Lalu, sosok Pemuda yang terhempas keluar dari kerajaan itu. Sosok Yuda sudah kembali ke alam manusia Namun dengan sorot mata iblis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.