Gairah Nona

Bercinta di Gubuk



Bercinta di Gubuk

0Keesokan harinya, Mirna ditinggal sendirian di rumah. Ibu dan bapak mertuanya sedang pergi ke sawah. Sebenernya, Mirna ingin ikut. Tetapi kasihan kalau Amel pulang sekolah tidak ada orang di rumah, akhirnya dia pun mengalah.     

Di dalam rumah yang sepi itu, entah kenapa seperti ada yang sedang memperhatikannya sehingga membuat sekujur tubuhnya merinding. Namun meski begitu, dia tetap menyakinkan dirinya sendiri kalau tidak ada apa-apa di rumah itu.     

Mirna teringat dengan sosok Yuda yang secara misterius mengetuk jendela kamarnya malam-malam. membuncahkan berbagai pertanyaan di kepalanya. Kenapa sosok Yuda yang tiba-tiba datang? apa yang dia inginkan?     

Pertanyaan yang tidak kunjung terjawab itu pun membuatnya gelisah, hatinya tergerak untuk pergi ke pekarangan rumah. Entah kenapa seolah ada sesuatu yang memintanya untuk datang ke pekarangan rumahnya.     

Dan benar saja, seperti ada suara orang yang memanggil diantara pepohonan mangga itu. Wanita itu berjalan. Kakinya mengenai dedaunan mangga yang sudah mengering. Dia mengikuti suara itu yang entah kenapa suaranya terasa sangat dekat sehingga dia bersemangat untuk segera menemukan suara itu.     

Mirna tidak sadar kalau langkahnya sudah terlalu jauh, sampai akhirnya dia berhenti di sebuah Gubuk tua.     

Mirna tertegun, suara itu berasal dari dalam gubuk . Sudah kepalang tanggung, dia harus memeriksa nya. Wanita itu lantas mengetuk pintunya. Tetapi tidak terdengar sahutan dari dalam. penasaran, dia mendorong pintu yang tanpa gagang itu. dia mengernyit dahi tatkala tidak mendapati siapapun di dalam padahal jelas-jelas dia mengetahui kalau ada suara yang bersumber dari dalam sana.     

Tiba-tiba terdengar suara yang memanggilnya dari belakang. "Mirna."     

Wanita itu tersentak lantas membalikan badannya terlihat Yuda sudah berada di belakangnya. Paras pria itu sangat tampan, tatapan matanya menghanyutkan jiwanya. Tidak di lihatnya lagi raut wajah nakal dan liar dari seorang Yuda. Dia sudah berubah seratus delapan puluh derajat meski bibirnya terlihat memucat.     

"Yuda." Lirih Mirna. Jantungnya berdebar dengan kencang. Sebenernya dulu ketika masa kuliah, dia diam-diam sangat menyukai Yuda. Selain wajahnya yang rupawan, tubuhnya juga sangat atletis. Terlebih ketika dia main basket. Hampir semua cewek histeris melihatnya. Tapi sayangnya dia adalah cowok liar yang suka gonta-ganti pasangan. Sifat Yuda yang bisa mengurangi ketampanannya. Tetapi yang dilihatnya sekarang adalah Yuda yang baik, entah kenapa hatinya seakan berbisik seperti itu.     

"Yuk kita masuk." Ajaknya dengan tatapan penuh arti. Mirna hanya mengangguk saja. lalu mereka masuk ke dalam rumah kayu itu dan menutupnya pintunya rapat-rapat.     

***     

"Lho Amel, kamu sendirian? Mbak Mirna kemana?" tanya ibu Nining yang heran karena melihat anak gadisnya itu sedang menonton tv sendirian di rumah. Dia baru pulang dari sawah bersama dengan Bagas. Terlihat pria itu duduk di kursi yang terletak di teras rumah. Dia melepaskan capingnya lalu mengibas-ibaskan ke arah tubuhnya. Peluh bercucuran di dahinya hasil dari terik matahari siang itu.     

Bu Nining yang sudah masuk ke rumah kembali keluar dengan raut wajah yang gelisah. Bagas yang terheran-heran lantas bertanya.     

"Kamu kenapa, Bu?"     

"Itu Pak, Mirna. Kok dia enggak ada di rumah?"     

"Mungkin jalan-jalan, Bu."     

"Emang jalan-jalan kemana Pak siang-siang seperti ini? lagian Mirna juga belum terlalu kenal dengan daerah sini. Emangnya mau jalan-jalan kemana?" tukas Bu Nining. Pak Bagus terdiam. dalam hati dia membenarkan kata-kata istrinya.     

"Duh, dia enggak ngomong lagi mau pergi kemana. Nanti kalau terjadi apa-apa dengannya bagaimana?" imbuhnya dengan raut wajah yang khawatir. Berbeda Bu Nining berbeda pula dengan Pak Bagus yang lebih tenang dan santai.     

"Sudahlah, Bu. tidak usah berpikiran macam-macam. Sekarang lebih baik kita mandi dulu, setelah itu makan siang. Mungkin saja ketika makan siang da pulang." Ujar Sang Suami. Bu Nining yang masih belum tenang pun mengikuti perkataan suaminya itu.     

Tetapi petang sudah menjelang, tidak jua sosok Mirna pulang. Hal itu tentu saja menimbulkan kepanikan dari dalam keluarga itu. terlebih Bu Nining yang sudah panik setengah mati.     

"Haduh, ini gimana Pak? Kok Mirna belum pulang?" Bu Nining lantas menoleh ke arah suaminya. Bagas pun tidak mampu menjawab. Dia celingukan di depan rumah, berharap sang menantu datang. tetapi nyatanya Mirna belum datang jua.     

"Tenang dulu, Bu. jangan panik. Nanti setelah selesai Magrib kalau Mirna belum ketemu, kita kumpulkan semua warga.     

Magrib sudah usai. Pak Bagus beranjak dari rumahnya menuju rumah Pak RT untuk membantu mengumpulkan warga. Tetapi baru saja dia keluar dari pagar rumahnya, tiba-tiba terdengar suara Bu Nining yang memanggil dari teras.     

"Pak! Mirna sudah pulang, Pak?"     

Pak Bagus menoleh, dahinya naik sebelah. Kok tiba-tiba sang menantu pulang. Pria setengah baya itu terlihat masih belum percaya. Akhirnya dia bergegas masuk ke dalam rumah untuk memeriksanya.     

"Mirna." Mata Pak Bagus yang berdiri di ambang pintu sedang memperhatikan istrinya yang sedang duduk bersebelahan dengan Mirna. Ada yang berbeda dengan sosok Mirna. Tatapan matanya datar tapi dengan senyum kecil seperti orang kasmaran. Bahkan, ketika Bu Nining mengajaknya berbicara, menantunya itu seperti kurang konsentrasi. Hal itu jelas menimbulkan kepanikan di dalam hati mereka.     

Pak Bagus memberi isyarat kepada istrinya untuk mendekat. Bu Nining yang tanggap pun segera menghampirinya .     

"Kok tiba-tiba Mirna datang?"     

"Iya Pak, tadi ibu sedang menghangatkan sayuran tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Setelah, ibu buka ternyata Mirna.     

"Tapi kok aneh sekali gitu? di ajak ngobrol kok diam saja?"     

"Tadi ibu juga tanyain dia berkali-kali, tetapi dia sama sekali tidak menjawabnya."     

"Wah ada yang aneh ini." gumam Pak Bagas sambil mengelus-elus janggutnya. Dia merasa dia pasti ketempelan mahluk halus sehingga gelagatnya sangat aneh.     

"Ya sudah, kalau begitu ajak dia ke kamarnya saja Pak. sepertinya dia butuh istirahat." Begitu tukas Pak Sugeng yang tidak mau berpikir buruk tentang menantunya tersebut. Dan dia juga tidak berniat mengungkapkan apa yang dia pikirkan. Dia tidak mau istrinya itu menjadi panik.     

"Baik, Pak." sahut sang Istri patuh. Lantas, dia membimbing Mirna untuk masuk ke kamarnya.     

Mirna terduduk di pinggir ranjang dengan tatapannya yang kosong. Bu Nining agak begidik mendengar gelagat menantunya tersebut. Wanita setengah baya itu lantas keluar dari kamarnya.     

Kini hanya ada Mirna dia kamar itu. Dia seakan tidak merasa kesepian lagi. Terlebih setelah kehadiran Yuda yang mengisi hatinya sekarang. Membuatnya selalu tergiang dengan apa yang di lakukan Yuda di gubuk itu hingga membuatnya mabuk kepayang. Yang membuatnya lupa tentang segalanya termasuk dengan suaminya sendiri Zayn yang sekarang pergi ke kota.     

Wanita itu menoleh ke arah jendela. lalu dia berdiri. langkahnya secara perlahan menuju jendela dan membukanya. Terlihat sosok Tampan Yuda tengah tersenyum kepadanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.