Gairah Nona

Berpisah



Berpisah

Keesokan harinya, Zayn terbangun tatkala Atasannya menelfon memintanya untuk berganti shift siang saja. Zayn berdecak kesal, itu berarti waktu istirahatnya sangat terbatas. Atasannya tidak memberikan alasan yang pasti tentang perubahan shift yang mendadak itu.     

Dengan perasaan yang malas dia beringsut dari tempat tidurnya menuju ke kamar mandi. mencuci mukanya sejenak lalu duduk di kursi panjang di depan kamarnya. Sembari mengingat kejadian semalam yang sangat berbekas di dalam dirinya.     

Sekilas terbayang paras cantik dari wanita belanda itu yang berbalut pakaian khas zaman dahulu, sangat anggun dan mempesona, bahkan kecantikan Mirna tidak ada apa-apanya. Coba saja dia adalah manusia, pasti Zayn akan sangat tergila-gila.     

Zayn menggeleng-gelengkan kepalanya. Menghapus angan indahnya. Duh, kenapa sampai terbersit pikiran seperti itu di benaknya? Jangan bilang kalau dia diam-diam juga menyukai wanita bule itu.     

Pemuda itu mengusap wajahnya kasar. dia lantas beranjak dari tempat duduknya lalu kembali masuk ke dalam kamarnya. Beberapa saat kemudian dia keluar untuk pergi cari sarapan.     

***     

Waktu kerja siang itu selesai hingga pukul sebelas malam. tidak ada kejadian yang aneh selama Zayn bekerja. bahkan dia merasa rekan-rekan kerjanya seperti sangat segan dengannya entah kenapa. Seperti ada aura baru yang hadir di dalam tubuh Zayn. Tapi Zayn sama sekali tidak ambil pusing dengan hal tersebut.     

Pemuda itu terheran-heran. Kenapa seharian ini hantu itu tidak menampakan dirinya. Mengusili dirinya seperti biasa? bahkan Zayn merasa ada yang kurang kalau tidak dijahili oleh hantu itu?     

Di area parkiran motor, dia terdiam. menarik nafas yang dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Mengurangi rasa tertekan yang menimpa dadanya. Sesak. pemuda itu merasa sangat sedih tanpa sebab. Dan pikirannya tertuju kepada wanita belanda itu. apakah mungkin semenjak kejadian kemaren malam itu, hantu itu mulai menjauh bahkan memutuskan hilang dari kehidupannya?     

Bu Inem.     

Tiba-tiba wanita setengah baya yang menjadi mantan ibu kosnya itu terbayang di benaknya. dia baru saja teringat kalau besok dia harus datang ke rumahnya. Entah kenapa mantan ibu kosnya itu meminta untuk datang ke rumahnya. Membuat hatinya penasaran.     

Mungkin juga ibu inem tahu sesuatu tentang wanita bule itu. Zayn sekarang menemukan titik terang. Iya, Bu inem pasti mengetahui sesuatu tentang hantu noni belanda itu secara dia hidup lebih lama di desa sukolilo dimana terdapat rumah belanda di atas bukit. Zayn sangat yakin kalau lelembut yang sering mengganggunya itu berasal dari sana.     

Sebenernya dia sangat ingin untuk pergi ke sana sekarang. tapi mengingat hari sudah mendekati tengah malam rasanya tidak etis untuk bertamu. Akhirnya Zayn memutuska untuk pulang ke rumah saja.     

Ketika akan masuk ke gang masuk ke arah Kosannya, dia terhenyak saat melihat segerombolan Preman yang memalaknya kemaren itu tengah menghadangnya, membuatnya tidak berkuti. Rasanya dia ingin putar balik saja, tapi karena jarak mereka yang terlalu dekat hampir tidak mungkin untuk melakukan hal itu.     

Para Preman itu lantas mendekati Zayn. Pemuda itu hanya pasrah di atas motornya. Tapi pemandangan yang tidak terduga terjadi. Terlihat para preman sangar itu bersimpuh di sekitar motornya, bahkan ada yang memegang kakinya.     

"E-e..." Zayn tergagap melihat kelakuan mereka yang tidak biasa itu. kenapa para preman itu bersimpuh kepadanya seolah dia adalah seorang raja?     

"Maafkan kami karena sudah memalak kamu kemaren." sahut kepala preman itu yang berambut gondrong.     

"Iya, kami takut di ganggu hantu itu." timpal yang lain Zayn mengernyit dahi. Tetapi kemudian dia tersadar bahwa hantu yang mereka maksud mungkin saja hantu Wanita Bule itu. Dia tersenyum-senyum sendiri.     

"Enggak apa-apa Pak, anggap saja sebagai pelajaran supaya bapak-bapak ini tidak memalak lagi." ucapnya yang terlihat bijak. Sebenernya, semenjak semua harta bendanya kembali dia tidak mempermasalahkan tentang perbuatan para preman itu, bahkan dia sekarang sudah melupakannya.     

Lalu, salah satu diantara merek menjerit histeris sambil menunjuk ke arah depan. semua mata langsung tertuju ke arah telunjuk tangan itu. terlihat hantau yang menyeramkan tengah melayang di tengah jalan. Para preman itu sontak berdiri dan lari tunggang langgang.     

Tidak dengan Zayn, dia bahkan memandangi hantu itu dengan seulas senyum. Dengan pandangan yang terus tertuju ke arah demit itu. dia memarkirkan motornya di pinggir jalan. Lalu beringsut untuk mendekati wanita itu.     

Setelah cukup dekat dia akan mengatakan sesuatu, tapi hantu itu mendadak hilang.     

"Nona," panggil Zayn resah. Dia celingukan menjadi sosok tersebut. Tetapi nyatanya sosok itu sudah menghilang sebelum dia sempat mengucapkan sesuatu.     

Zayn mendengus kasar. dia hanya ingin mengatakan permintaan maaf atas perkataannya semalam. Meski sebenernya adalah hak dia mau menerima atau menolak cinta dari seseorang. Tapi siapa sangka jika perasaan lelembut itu lebih sensitif.     

Pemuda itu hanya ingin mengucapkan sesuatu untuk terakhir kalinya kalau memang hantu itu memutuskan untuk hilang dari kehidupannya.     

Zayn menghela nafas dalam. dia pun berbalik arah, melangkah dengan sangat gontai menuju motornya. Dia memastikan pandangannya terhadap sekitar berharap mahluk itu muncul lagi. tidak ada perasaan takut lagi di dalam dirinya, yang ada perasaan menggebu ingin bertemu.     

Mungkin, Bu Inem tahu sesuatu tentang hantu itu, gumamnya. Lalu dia kembali menyalakan motornya menuju kosannya.     

Sementara di antara ranting pohon di kegelapan malam, terlihat sosok menyeramkan yang menggenakan pakaian belanda itu rambutnya yang berantakan menutupi wajahnya yang sedang memperhatikan Zayn yang sedang mengendarai motornya hingga hilang di pengkolan. Terdengar dia seperti bersenandung menyayat hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.