Bullying And Bloody Letters

Mendapat Banyak Pelajaran



Mendapat Banyak Pelajaran

0Hari-hari Audrey  di dalam sekolah barunya itu terasa sangatlah menyenangkan.     

Dia mendapatkan beberapa teman baru.     

Diantaranya, Nola, Vania dan Airin.     

Mereka memang bukan golongan konglomerat, mereka hanya anak, orang-orang biasa.     

Tapi meski begitu, Audrey merasa sangat senang sekali.     

Entah mengapa kesederhanaan mereka membuatnya merasa sangat berharga.     

Mereka semua mengajarkan banyak hal terutama tentang arti sebuah pertemanan.     

Audrey begitu sangat nyaman berada di situ.     

Ada banyak pelajaran yang dia dapat. Dia menyadari tentang ke angkutannya dulu itu adalah perbuatan yang salah.     

Bahkan di sekolah yang boleh di bilang biasa saja dan terlampau jauh kualitasnya dari Superior high School ini ternyata nyaris tak ada yang namanya pembullian.     

Semua siswi dan siswa disini sangatlah memiliki rasa toleransi yang tinggi.     

Mereka saling menghargai, entah itu dari keluarga miskin, kaya, cantik, jelek atau apa pun mereka tidak saling menghina.     

Dalam bidang akademik, sarana dan prasarana tidaklah selengkap di Superior high School, tapi di sekolah ini pendidikan agama sangat di utamakan.     

Sehingga, mereka menjadi murid yang berbudi baik dan menjunjung tinggi rasa kasih sayang terhadap sesama.     

      

Dan saat mereka tengah berada di dalam kelas dan mengerjakan tugas kelompok.     

Gadis yang berkaca mata tadi turut menghampiri mereka.     

"Hey, apa aku boleh gabung?" ucap gadis berkaca mata itu.     

"Iya, tentu saja. Silakan, kami selalu welcome kepada siapa pun untuk bergabung dengan kami, apalagi member kami masih kurang satu lagi, tentu saja kamu boleh gabung bersama kami," ucap Nola.     

"Iya, apa lagi, Selly kan cerdas haha," kata Vania dengan nada bercanda.     

"Haha, silakan duduk, Selly," ucap Airin.     

"Wah, terima kasih." jawab gadis berkaca mata itu yang memilik nama Selly.     

Lalu sebelum duduk Selly memandang ke arah Audrey.     

"Loh, kamu murid baru itu, 'kan?" tanya Selly.     

Dan Audrey pun mengangguk dengan senyuman yang terpaksa.     

"Wah, senangnya bisa bergabung dengan anak baru, dan cantik seperti kamu, perkenalkan, nama saya Selly," Selly mengulurkan tangannya ke arah Audrey.     

Dan Audrey pun menyambut uluran tangan Selly, dan menjabatnya.     

"Audrey," jawab Audrey sambil tersenyum tipis.     

"Wah, Audrey! aku dengar kamu pindahan dari sekolah elite itu ya?" tanya Selly. Dan Audrey pun mengangguk, masih dengan senyuman tipisnya.     

"Pasti bangga banget ya kamu bisa merasakan sekolah di tempat elite seperti itu," ucap Nola yang antusias.     

"Ah, biasa saja. Di sini juga tidak kalah bagus kok," jawab Audrey.     

"Tapi tetap saja, sekolah di sana itu jauh lebih keren!" imbuh Airin.     

"Iya, benar kata Airin. Di sana itu lebih keren, terus kenapa kamu pindah kesini, Audrey?" tanya Vania.     

Dan seketika Audrey terdiam, karna dia bingung harus berkata apa.     

      

Menyadari akan hal itu, Vania pun merasa tidak enak karna pertanyaannya tadi.     

"Eh, maaf ya, Audrey, kalau kamu keberatan untuk menjawabnya tidak apa-apa kok, tidak perlu di jawab," kata Vania.     

"Eh, maaf ya, karna aku keluar dari tempat itu di sebabkan karna banyak hal dan itu tidak bisa aku ceritakan satu persatu kepada kalian," ucap Audrey.     

"Ah, tidak apa-apa, Audrey. Kami mengerti kok," sahut Nola.     

"Iya benar. Kami itu tidak mau memaksa seseorang untuk mengatakan hal yang tidak ingin di katakan apa lagi, itu adalah privasi mu," ucap Airin.     

"Dan aku minta maaf ya, Audrey. Karna pertanyaanku membuat kamu menjadi tersinggung, dan merasa tidak nyaman," ujar Vania dengan  wajah yang merasa tidak enak.     

Dan hal itu justru malah membuat Audrey merasa tidak enak juga.     

Teman-teman di sekolah barunya itu begitu baik-baik. Mereka tidak pernah menjatuhkan satu sama lain.     

Bahkan jika dia mengingat segala perbuatannya kepada Larisa, Audrey merasa malu dan tak pantas di sekolah ini.     

Karna di sekolah ini dia di kelilingi oleh orang-orang yang baik.     

Tidak ada saling pamer barang mewah, tidak ada saling cemooh satu sama lain. Yang ada hanya saling  berbagi dan saling memahami satu sama lain.     

Di sini mereka di ajarkan tentang akhlak yang baik.     

'Yah, aku tidak salah berada di sini, karna aku yang jahat ini, semakin terbuka hatinya untuk belajar banyak kepada mereka, seorang anak sopir angkot, pedagang kelontong, toko baju hingga anak seorang guru honor. Meski mereka hidup sederhana, tapi rasanya kehidupan sekolah mereka malah terasa sangat indah dan berkesan. Karna semua sama rata, tidak ada perbedaan kasta. Jujur aku malu dengan diriku sendiri. Semoga saja di mulai dari tempat ini, aku bisa merubah segala sikap burukku itu. Meski perlahan-lahan,' batin Audrey.     

      

"Hey, Audrey. Kenapa melamun. Ayo sekarang kita ada pembagian tugas, kamu akan merangkum di bagian bab mana?" tanya Vania.     

"Iya nih, Audrey, kenapa malah melamun, kamu masih belum bisa move on dari teman-teman di sekolah lama kamu ya?" tanya Airin.     

"Iya, apa jangan-jangan pacarnya masih tertinggal di sekolah elite itu ya?!" kelakar Selly.     

"Ih, Selly. Udah mulai ngerti pacaran ya, rupanya!" ledek Nola.     

"Ih, Nola. Apaan sih!" Selly mencubit pipi Nola.     

"Aww! sakit, Selly" keluh Nola.     

"Biarin, abis nakal nih, suka ngeledekin orang!" ucap Selly sambil tersenyum.     

      

Audrey memandangi kedua sahabatnya itu sambil tersenyum, mereka bercanda dengan riang, mengingatkan dengan kedua sahabatnya dulu yaitu Sisi dan Nana.     

Hanya saja bercandaan mereka dulu terlalu kelewatan, karna mereka bercanda dengan menindas yang lainnya, terutama Larisa.     

Dulu mereka pikir Larisa adalah mainan sekaligus bahan bercandaan mereka, berbeda dengan Nola dan Selly.     

Mereka bercanda dengan cara sederhana, tanpa menyakiti satu sama lain bahkan orang lain.     

      

Karna melihat Nola dan Selly sedang bercanda, membuat Audrey tak sadar meneteskan air matanya.     

"Loh, Audrey. Kok kamu nangis?" tanya Airin.     

Dan tiga temanya yang lain langsung melihat ke arah Audrey.     

"Kamu kenapa, Audrey?" tanya Vania.     

"Iya, kalau kamu ada masalah cerita saja sama kita, kita pasti akan menjadi  pendengar yang baik kok," ucap Nola.     

"Iya, benar cerita saja," imbuh Selly.     

Dan Audrey pun langsung menggelengkan kepalanya, sambil menghapus air matanya.     

"Tidak apa-apa kok, aku baik-baik saja aku hanya rindu dengan teman-teman ku," ucap Audrey.     

"Ya, ampun kasihan sekali, kamu sekarang jangan bersedih lagi ya, 'kan ada kami," ucap Airin.     

Dan yang lainnya pun memuji Audrey.     

"Iya, kami siap menjadi sahabatmu, jadi kamu jangan bersedih lagi," ucap Nola.     

      

'Aku sangat beruntung bisa berada di sekolah ini, ini seperti sebuah keajaiban, yang di kirim Tuhan untuk merubah jalan hidupku, segala perbuatan Mami di masa lalu menyadarkanku, bahwa itu hal yang salah. Dan hanya karna kesadaran itu, Tuhan mengirimku ke tempat ini, tempat yang seperti surga dan penuh malaikat-malaikat baik hati, yang perlahan mengajarkan ku untuk berubah menjadi lebih baik.' Batin Audrey.     

      

Karna hal itu, Audrey benar-benar ingin berubah, dan dia tidak akan lagi melakukan kesalahan yang sama.     

Dia akan memperbaiki segala kesalahannya termasuk kepada Larisa.     

      

      

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.