Bullying And Bloody Letters

Larisa Yang Cemburu



Larisa Yang Cemburu

0Larisa merasa sangat kesal dengan gadis itu. Kalau dia punya keberanian sudah pasti dia akan memarahi Alex atau pun gadis itu. Tapi sayangnya Larisa tidak punya keberanian itu, dan Larisa hanya bisa menunduk terdiam dan pergi meninggalkan Alex serta  gadis yang bernama Viola itu.     

      

'Bodoh, mana mungkin Alex itu menyukai gadis aneh sepertiku, dia itu keren sudah pasti, lebih cocok dengan gadis cantik dan keren seperti Viola itu.' Batin Larisa.     

Sementara Alex yang masih mengobrol bersama Viola, malah hanya memandang langkah cepat Larisa itu dari belakang. Dia tahu jika Larisa sedang cemburu kepadanya, dan Alex pun tersenyum sambil memandanginya.     

      

"Alex," panggil Viola sambil memalingkan wajah Alex dari pandangannya kepada Larisa, "aku di sini!" Viola menunjuk kearah dirinya sendiri.     

      

"Hey sorry, Viola." Jawab Alex.     

      

"Eh, by the way. Apa hubungan kamu dengan si Alien itu?" tanya Viola.     

      

"Kenapa kamu bertanya begitu?" tanya Alex.     

      

"Ya, enggak sih, secara kamu itu orangnya ganteng, keren, popular, terus kenapa sih, kamu mau dekat-dekat dengan cewek aneh macam dia?" tanya Viola secara blak-blakan.     

"Sorry, tapi Larisa itu tidak aneh, dan dia super cerdas dan berprestasi. Bahkan dia lebih keren dari kamu lo." Ucap Alex.     

Seketika Viola pun langsung melotot tajam kearah Alex karna saking kesalnya.     

"What?!" Viola sampai berteriak, "kamu itu ngomong apa, akun itu jauh lebih cantik dan popular, aku ini ketua Cheerleaders di sekolah ini!" tegas Viola.     

      

"Yah, kamu keren di bidang itu. Tapi di bidang akademik kamu nol besar. Jadi kamu tidak bisa menghina Larisa seenaknya."     

Ucap Alex sebelum pada akhirnya pergi meninggalkan Viola.     

Dan Viola pun sangatlah kesal, "Terus ngapain sok ramah kepadaku, kalau ujung-ujungnya malah mengataiku!" gerutu Viola.     

      

      

***     

Di dalam kelas Larisa tampak begitu kesal, dia menunduk dan enggan menatap Alex.     

Lalu Alex pun menghampiri Larisa, "Larisa, aku mau lihat PR Fisika yang kemarin dong, kira-kira hasilnya sama enggak ya?" tukas Alex.     

Dan dengan wajah cemberutnya Larisa mengeluarkan bukunya dan menaruh di meja dengan kasar.     

"Duh naruhnya biasa saja dong," ucap Alex.     

Dan tak lama Bu Lusi pun datang, dan dia memberi pengumuman bahwa hari ini para siswa akan di pulangkan lebih awal karna sedang ada rapat guru mendadak.     

Tentu hal itu membuat seluruh isi sekolah merasa sangat bahagia dan sorak tawa pun terdengar karna mereka akan pulang cepat hari ini.     

"Yea!" Alex juga tampak bahagia, "Larisa, kita jalan-jalan dulu yuk," ajak Alex.     

      

"Ah, enggak ah, aku capek!" jawab Larisa dengan ketus.     

      

"Loh, kok kamu jawabnya ketus gitu sih?"  tanya Alex.     

      

"Bodo." Jawab Larisa. Dan Larisa pun langsung meraih tasnya lalu pergi begitu saja.     

Alex berlari mengikuti Larisa dari belakang.     

"Sa! Larisa! tungguin dong!" teriak Alex.     

Tapi Larisa tak menanggapinya.     

Dan Alex pun berlari lebih cepat lagi sampai berhasil meraih tangan Larisa.     

"Tungguin dong!" ucap Alex.     

      

Lalu perlahan Larisa melepas pegangan tangan Alex dan dia berkata, "Maaf, Alex." Dan kembali berjalan cepat meninggalkan Alex.     

Melihat Larisa yang benar-benar kesal Alex pun langsung mencegat Larisa di depannya.     

"Stop!" teriak Alex, "kalau kamu tidak mau pergi dengan ku hari ini, kita tidak usah berteman lagi!" ancam Alex.     

Dan mendengar ancaman Alex itu pun membuat Larisa menjadi takut, jika Alex benar-benar tidak akan menjadi temannya lagi. Karna satu-satunya temannya saat ini adalah Alex.     

"Ka-kamu serius?" ucap Larisa.     

Dan Alex pun mengangguk, "Iya."     

      

Dan Akhirnya Larisa pun mau diajak pergi oleh Alex, dan saat berjalan menuju parkiran, untuk mengambil motor mereka, Alex kembali menggandeng tangan Larisa. Dan Larisa pun kembali merasa tak karuan.     

"Alex ... bisa tidak lepas tangannya," tukas Larisa pelan.     

      

"Kenapa memangnya?" tanya Alex.     

Dan Larisa pun tak menjawabnya.     

Tapi dalam hati Larisa berkata, 'Kalau begini yang ada aku menjadi semakin salah paham saja tahu.'     

      

Dan mereka pun pergi dengan berboncengan motor. Alex mengajak Larisa pergi ke sebuah cafe.     

"Sudah sampai, ayo!" ajak Alex sambil menggandeng lagi tangan Larisa.     

Larisa langsung menatap kearah tangannya yang sedang di gandeng oleh Alex.     

Larisa tampak begitu kesal. Karna dia merasa sangat di permainkan oleh Alex.     

Di sisi lain dia merasa senang tapi di sisi lain juga dia merasa kesal. Apalagi saat teringat Alex yang biasanya cuek dengan orang lain, tadi pagi malah tampak akrab dengan gadis yang bernama Viola.     

Dan sekarang lagi-lagi dia menggandeng tangan dan seolah-olah juga punya perasaan yang sama dengannya.     

      

Setelah memasuki ruang cafe itu, mereka duduk di bangku pelanggan yang tersedia.     

"Kamu mau pesan apa?" tanya Alex kepada Larisa.     

      

"Apa saja, terserah kamu." Jawab Larisa dengan nada ketus. Dan Alex tampak sedang menahan tawanya.     

Dan sambil menunggu pesanan mereka sampai, Alex terpaksa meninggalkan  Larisa sendirian karna dia hendak pergi ke toilet.     

      

"Sa, kamu tunggu sebentar ya, aku mau ke toilet dulu," tukas Alex.     

Dan Larisa pun mengangguk, "Iya." Jawabnya.     

      

Dan tak lama pesanan pun datang, Larisa  terlihat tengak-tengok karna melihat Alex belum juga kembali dari toilet.     

Dan di saat itu tiba-tiba datang Viola, di Gadis yang pagi tadi sempat bertegur sapa dengan Alex.     

Tentu sudah pasti gadis cantik itu menghampiri Larisa karna niat buruknya.     

"Hey, nama kamu, Larisa, 'kan?" tanya Viola yang berbasa-basi, padahal dia sendiri sudah tahu nama Larisa.     

"Iya, ada apa?" tukas Larisa.     

      

"Apa hubunganmu dengan, Alex?" tanya Viola.     

Larisa terdiam tak menjawabnya, dan melihat Larisa yang hanya terdiam itu membuat Viola geram. Lalu Viola memegang kerah baju Larisa.     

"Kalau masih ingin lebih lama lagi di sekolah, maka cepat jauhi Alex," ancam Viola.     

Larisa pun menjadi ketakutan, karna wajah Viola yang biasa saja itu, kini berubah terlihat seram.     

Dan setelah itu Viola melepaskan kerah baju Larisa lalu dia merapikannya kembali.     

"Duduk yang manis disini," ucapnya sambil membetulkan pakaian Larisa yang sempat berantakan. Lalu Viola kembali ke kursinya semula.     

Dan tak lama Alex pun datang.     

Dan saat itu Larisa langsung mencangklong kembali tas sekolahnya dan segera pergi meninggalkan restoran  itu.     

Alex pun tampak kebingungan, karna tiba-tiba saja Larisa pergi begitu saja.     

Dan saat dia hendak mengejar Larisa dia melirik di seberang tempat duduknya ada Viola dan teman-temannya yang sedang tertawa-tawa.     

Seketika Alex pun tahu penyebab Larisa pergi.     

Alex langsung berlari cepat untuk mengejar Larisa.     

"Larisa tunggu!" teriaknya.     

Dan Larisa tak mendengarnya, tapi Alex tak berhenti mengejarnya hingga dia berhasil menarik kembali tangan Larisa.     

Akhirnya Larisa pun berhenti berlari, dan dia menunduk dengan rambut hampir menutupi seluruh wajahnya. Larisa menangis, tapi dia berusaha untuk menutupinya.     

      

"Larisa kamu nangis ya?" tanya Alex.     

      

      

      

      

      

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.