Bullying And Bloody Letters

Hari Yang Memalukan



Hari Yang Memalukan

0Kisah seorang gadis yang bernama Lilly dalam masa lalu Alex, membuat Alex menjadi seorang yang paling benci dengan bullying dan penindasan.     

      

Dan saat pertama kali melihat Larisa, ingatan Alex seolah terbuka kembali. Larisa yang pendiam dan tanpa perlawanan saat di tindas membuatnya ingin turun tangan untuk membantunya.     

      

Tak dapat di pungkiri memang, niat awalnya mendekati Larisa adalah karma rasa iba dan murni karna ingin menolongnya.     

Namun seiring berjalannya waktu kedekatannya dengan Larisa menimbulkan perasaan lain. Perasaan yang sampai detik ini belum Alex ketahui.     

Dia menganggap Larisa begitu berarti, bahkan rasanya tidak ingin dia melepaskan Larisa begitu saja.     

      

Dan saat mendengar pertanyaan Larisa tadi,  tentang apa alasan Alex mau mendekati dan berteman dengannya. Alex hanya menjawabnya dengan singkat dan sesimpel mungkin, agar Larisa mudah mengerti, dan tidak banyak bertanya lagi.     

Sebenarnya alasan utama Alex adalah karna bayang-bayang Lilly yang terus mengikutinya seumur hidup.     

      

"Memang Lilly alasan utama ku, untuk mendekataimu, karna bagiku kamu adalah Lilly. Tapi seiring berjalannya waktu, aku menyadari, bahwa kamu adalah kamu, Lilly adalah Lilly. Kalian dua orang yang berbeda."     

      

Sambil mengendarai mobilnya sepanjang perjalanan Alex memikirkan hal ini.     

Dan tak sadar di tengah-tengah perjalanan, tampaklah seorang gadis kecil tengah menyeberang.     

Namun anehnya bukannya langsung menyeberang gadis kecil itu malah berhenti sejenak di hadapan Alex. Lalu gadis itu menoleh kearah Alex dengan tatapan nanar.     

Saat itu Alex langsung tercengang, karna wajah gadis kecil yang tersorot lampu mobilnya adalah Lilly     

      

Alex pun langsung turun dan hendak menghampirinya.     

Ceklek!     

Alex membuka pintu mobilnya, "Lilly!" panggil Alex.     

      

Tapi sayangnya gadis kecil yang mirip dengan Lilly itu menghilang begitu saja dari hadapannya.     

      

"Huft ... shit! aku berhalusinasi." Gerutu Alex.     

Lalu Alex pun kembali menaiki mobilnya dan berlalu pergi.     

      

***     

      

Esok harinya.     

Larisa berjalan di koridor sekolahan. Dia membawa tumpukan buku tugas milik teman-temannya. Dia hendak menaruhnya di ruang guru yang bersangkutan.     

Dan setelah keluar dari dalam kantor itu, dia di sapa dengan seorang siswa yang tiba-tiba muncul di hadapannya.     

      

"Selamat siang, Larisa," sapa siswa itu.     

      

"Siang," sahut Larisa sambil menundukkan sesaat kepalanya pertanda hormat.     

      

"Hai, kenalkan namaku, Brian!" Siswa itu mengulurkan tangannya.     

      

Dan dengan ragu-ragu, Larisa mengulurkan juga tangannya.     

"Larisa...," jawabnya sambil menunduk.     

      

"Eh, Larisa. Kamu cantik banget, aku sudah memperhatikanmu sejak satu minggu yang lalu. Kamu yang dulu jelek, dan sekarang bisa berubah secantik ini. Aku sangat kagum," tutur Brian.     

      

"Terima kasih, Brian," kata Larisa.     

      

"Kamu mau tidak pulang sekolah nanti, pergi dengan ku?" tanya Brian.     

      

"Ah maaf Brian, tapi aku tidak bisa pergi denganmu. Aku sudah ada janji," jelas Larisa dengan sopan.     

      

"Wah, janji? Kamu itu sudah berani menolakku ya, kamu tidak tabu siapa aku?!" tukas Brian dengan nada mengancam.     

      

Larisa hanya menjawab dengan galengan kepala saja sambil menunduk.     

"Dengar ya, Larisa! kamu itu harusnya bersyukur ada lelaki seganteng dan sepopuler aku, mau mengajak kencan dengan gadis cupu macam dirimu. Tapi beraninya kamu malah menolakku, memangnya kamu pikir kamu itu siapa?!"     

      

"Maaf, Brian...," Larisa tampak ketakutan.     

Dan Brian pun juga tampak begitu kesal melihat Larisa yang menolaknya itu.     

      

Brian adalah seorang siswi baru pindahan dari Jerman. Kurang lebih satu bulan dia menetap di Indonesia dan bersekolah di sini.     

Meski siswa pindahan Jerman, tapi Brian sangat fasih berbahasa Indonesia, karna memang kedua orang tuanya orang asli Indonesia yang kebetulan lama tinggal di Jerman.     

      

Karna perawakan yang tinggi besar dan tampan, di tambah lagi pindahan dari luar negeri membuat Brian banyak di idolakan banyak siswi di selolahnya.     

Namun tidak ada yang tau jika Brian adalah seorang pria yang memiliki kelainan seksual. Di usianya yang masih belia ini dia sudah gemar mengencani banyak gadis remaja sepantarnya. Bahkan kadang juga yang usianya lebih dewasa darinya.     

Bukan hanya saat di Jerman saja, bahkan di Indonesia pun selama satu bulan ini dia sudah mengencani beberapa gadis dan di antaranya teman satu kelasnya.     

Wajah tampan dan penampilan mendukung, membuat Brian mudah merayu para gadis.     

      

Dan saat ini gadis yang tengah dia incar adalah Larisa.     

Namun berbeda dengan dugaannya, jika Larisa akan mudah terperdaya oleh wajah tampannya. Namun nyatanya tidak. Dan Larisa dengan mudah menolaknya begitu saja.     

      

Dan hal itu membuatnya menjadi semakin penasaran dan mulai terobsesi dengan Larisa.     

      

"Baik, kalau hari ini kamu tidak mau pergi dengan ku, aku akan tetap menunggumu esok, lusa, atau kapan pun itu." Kata Brian.     

      

Dan tak lama kemudian datanglah Alex menghampiri mereka.     

"Larisa!" panggil Alex.     

      

"Eh, Alex!" Larisa pun merasa lega karna telah bertemu dengan Alex.     

      

"Hey, ayo masuk! sebentar lagi mata pelajaran jam ketiga akan di mulai. Kenapa Kamu malah disini?"     

      

"Ah, iya ayo kita pergi sekarang!" ajak Larisa sambil menggandeng tangan Alex dengan tergesa-gesa.     

Sementara itu Brian tampak kesal melihat Larisa yang pergi bersama Alex di tambah lagi dengan bergandengan tangan segala.     

"Mereka itu pacaran ya?" tukas Brian, "heuh! tenang, mau pacaran atau tidak aku tidak peduli, karna aku harus mendapatkan apa yang aku mau."     

      

Dan tak lama kemudian seorang Guru BK memanggil Brian.     

Berian diajak masuk kedalam ruangnya, untuk membahas kasus yang menimpanya.     

Brian yang baru satu bulan disekolah ini, sudah di hadapkan dengan sebuah kasus karna dirinya ketahuan merokok, yang terlihat dari rekaman CCTV belakang sekolah.     

Dan hari ini mulai di tindak lanjuti.     

***     

      

Sementara itu di ruang kelas Larisa dan juga Alex sedang asyik mengikuti pelajaran hari ini yang sedang berlangsung. Mata pelajaran Fisika, salah satu mata pelajaran yang paling dia gemari oleh Larisa.     

Dan saat itu guru mata pelajaran tersebut menyuruh Larisa untuk maju ke depan dan mengerjakan tugas. Karna tidak ada yang mampu mengerjakannya.     

Guru mata pelajaran tersebut selalu mempercayakan kepada Larisa jika semua murid sudah mulai menyerah untuk mengerjakannya.     

      

"Baik, Larisa, ayo silakan di kerjakan," kata Guru itu.     

      

Lalu Larisa berdiri dan berjalan menuju papan tulis. Namun  sayangnya saat berada di depan papa tulis, dan Larisa siap untuk mengerjakannya, tiba-tiba seluruh penghuni kelas menertawainya.     

"Haha, itu rok belakangnya kenapa!" teriak Sisi.     

      

"Ih, jorok! coba kalau ada Audrey, pasti tertawa kita lebih heboh lagi!" imbuh Nana.     

      

"Iya, sayang sekali ya, teman kita Audrey sedang sakit. Dan semua gara-gara Gadis Aneh itu!" kata Sisi.     

      

Semua siswa menertawai Larisa karna Larisa yang tak sadar androknya ada noda darah, karna dia sedang datang bulan hari ini.     

Saat itu mental Larisa langsung menciut karna malu dan dia berdiri membelakangi papan tulis sambil menunduk malu.     

      

Melihat semua orang malah menertawai Larisa, bukannya menolongnya. Membuat Alex berinisiatif mengambil jaket miliknya lalu berlari menghampiri Larisa dan menggunakannya untuk menutupi rok milik Larisa.     

      

"Pakai ini," kata Alex.     

      

      

To be continued.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.