Bullying And Bloody Letters

Kembali Utuh



Kembali Utuh

0"Bertahan, Tuan! Saya sudah menemukannya!" teriak bodyguard itu.     

Dan dia melemparkannya tapi malah tidak sampai.     

Rasty langsung menengok ke arah bodyguard itu dan tanpa ragu langsung menyerangnya, dia menggigit bagian leher si pria mengunyah dan memakan sebagian dagingya hingga pria itu mati.     

Melihat peristiwa yang menyeramkan itu para anak buah Mark langsung berlarian pergi meninggalkan rumah Mark.     

Mereka berusaha menyelamatkan diri masing-masing.     

Dan tinggallah Mark yang masih berada di tempat itu.     

Mark tidak bisa berlari karna bagian tulang kakinya seperti ada yang patah akibat tubuhnya yang di lemparkan oleh Rasty tadi.     

Tentu saja hal ini membuat Mark merasa ketakutan, yang dia lihat saat ini bukanlah Rasty, tapi seorang monster yang sudah bersiap menghabisinya.     

Perlahan Rasty mulai kembali mendekatinya, dengan di tangan sudah memegang sebilah pisau, pisau yang tadi sempat ia gunakan untuk menusuk perut Rima.     

"Tolong, Rasty! Tolong jangan bunuh saya ...." Mohon Mark.     

"Haha! Haha! Aku bukan Rasty!" jawab Rasty.     

"Tolong, siapa pun kamu, jangan bunuh aku!" pinta Mark.     

"Hahahaha! Haha! Tidak bisa! Siapa pun yang sudah melukai kekuargaku harus mati!" ucap Rasty.     

"Maaafkan aku, maafkan aku Eliza ...." Ucap Mark.     

Mark sudah tahu jika yang ada di hadapannya itu adalah Eliza yang sudah merasuki tubuh Rasty.     

Rasty semakim mendekat dan langsung menusuk kepala Mark dengan pisau itu hingga berkali-kali.     

Jlub!     

Jlub!     

Jluuuub!     

Mark tewas seketika dengan mata melotot dan tubuh bersimbah darah.     

Selanjutnya Rasty mencabut pisah yang tertancap di kepala Mark, dan kemudian dia menyerang tubuhnya sendiri.     

Menusuk bagian perutnya hingga berulang kali, bahkan sampai keluar bagian usus dan seluruh isi dalam perutnya.     

Tak berselang lama arwah Eliza keluar dari dalam tubuh Rasty lalu meninggalakn Rasty yang sudah tidak bernyawa lagi.     

Kemudian Eliza pergi menemui sang ibu yang masih terbaring di rumah sakit.     

"Mama ... bangun, Mama ...." panggil Eliza.     

Lalu perlahan Rima mulai kembuka matanya, dan dia siuman.     

"Eliza, kamu datang lagi, Nak?" tanya Rima.     

"Iya, Ma, ini untuk yang terakhir, Eliza akan pergi,"     

"Pergi? Kenapa sayang, kamu mau meninggalkan, Mama?"     

"Eliza, tidak meninggalkan Mama, karena Eliza masih hidup di dalam hati Mama,"     

"Gak bisa sayang, kamu harus di sini bersama, Mama!"     

"Mama, akan baik-baik saja, dan sekaranga relakan Eliza, pergi, Ma. Karna Eliza sudah memiliki kehidupan di alam yang berbeda,"     

"Tapi, Nak,"     

"Tenang, Ma, tidak akan ada lagi yang menggangu, Mama," ucap Eliza.     

Lalu Eliza, pun melambaikan tangannya dan dia menghilang dari hadapan Rima.     

Rima pun berteriak memanggil Eliza.     

"Eliza! Sayang! Jangan tinggalkan, Mama, Sayang!" teriak Rima.     

Dan tentu saja teriakkan itu membuat Raisa yang sedang tidur di sampingnya terbangun, begitu pula dengan Surya, karna kebetulan kamar Surya sudah di pindah dan satu ruangan bersama Rima.     

"Mama!" panggil Raisa.     

"Mama, udah bangun," Raisa segera memeluk sang ibu.     

"Ma, Raisa, seneng banget, Ma?" ucap Raisa sambil tertawa tapi dengan iringan air mata.     

"Eliza, pergi, Rai," ucap Rima.     

"Ma, ihklaskan, Ma!"     

"Lalu, bagimana keadaan, Papa, kamu apa dia sudah di temuakn?!" tanya Rima.     

"Papa, sudah di temukan, Ma, dan Papa selamat!" ucap Raisa sambil tersenyum.     

"Benarkah?! Lalu di mana di—"     

"Aku di sini, Rima!" ucap Surya sambil tersenyum.     

Rima melihat Surya dari kasurnya sambil duduk, tampak Surya, tersenyum dengan tubuh penuh luka lebam dan juga perban.     

"Mas Surya!" Rima langsung berdiri dan hendak berlari menghampiri Surya, tapi ternyata luka dalam perutnya masih terasa sangat sakit akhirnya Rima memilih untuk berjalan.     

Dan tentu saja hal itu membuat Raisa serta Surya tercengang.     

Entah angin dari mana, tiba-tiba Rima bisa berjalan.     

"Mama! Mama! Bisa jalan?!" tanya Raisa yang sangat syok.     

Lalu Rima menghentikan langkah kakinya, dan dia melihat ke arah tubuhnya sendiri.     

Nampaknya dia juga baru sadar kalau dia bisa berjalan kembali, ini seperti sebuah keajaiban, yang tiba-tiba muncul dalam hidupnya.     

Dia yang selama ini lumpuh dan berada di atas kursi roda, tiba-tiba bisa berdiri dan berjalan sendiri.     

"Aku bisa ja...lan ...?" tukas Rima.     

Kemudian Rima tersenyum, lalu kembali berjalan menghampiri Surya sang suami.     

"Mas Surya, syukur kamu selamat, Mas!" ucap Rima sambil menangis.     

"Iya, Rima, aku juga senang kamu bisa berjalan lagi!" jawab Surya.     

"Maafkan aku, Mas, aku selalu kasar kepadamu! Dan maafkan aku karna aku selalu mengabaikanmu," ucap Rima seraya memeluk Surya.     

"Aku yang harusnya minta maaf kepadamu, Rima, aku sudah melakukan kesalah besar terhadap mu, aku lebih percaya kepada wanita jahat seperti, Nindi, dan sekarang karna kebodohanku itu keluarga kita jadi hancur," tukas Surya.     

"Mas Surya, sudah berkali-kali memainta maaf, kepadaku, tapi aku tak perduli. Sekarang akau sudah memaafkan, Mas, dan, Mas Surya, pun juga sudah memaafkanku. Mari kita mulai hidup yang baru, Mas, kita mulai dari awal," ajak Rima.     

"Iya, Rima!" jawab Surya sambil menangis.     

Ini kali pertamanya seorang Surya Sucipto menangis di hadapan Rima.     

Suasana yang begitu haru, Raisa pun turut memeluk ayah dan ibunya.     

Akhirnya keluarga mereka bisa berjumpul kembali sebuah kenyataan yang selama ini di impikan oleh Raisa.     

Dan sekarang sudah terwujud.     

Betapa bahagianya hati Raisa, ini terasa seperti sebuah mimpi yang menjadi kenyataan.     

Dia dan keluarganya baru saja mengalamai peristiwa yang teramat sangat sulit, bahkan kalau di bayangkan rasanya Raisa tidak sanggup untuk mendapatkan cobaan seperti ini lagi, namun nyatanya dia dan orang tuanya bisa melaluinya.     

Setelah Rima dan Surya kembali dinyatakan pulih, akhirnya Rima memutuskan untuk pulang bersama Surya.     

Mereka kembali tinggal dalam satu atap.     

Saat memasuki rumah itu, Raisa tampak tersenyum bahagia.     

Dia tak menyangka dapat kembali tinggal di rumah ini.     

Rumah yang sudah menjadi saksi masa kecilnya yang bahgia saat Eliza masih hidup, sebelum pada akhir dirusak oleh Nindi si orang ketiga.     

Yang menjadi duri dalam rumah tangga Rima dan juga Surya.     

"Kamu senang, Sayang? Karna akhirnya bisa kembali ke sini?" tanya Rima kepada Raisa.     

"Iya, Ma, Raisa seneng banget," jawab Raisa.     

"Mama, juga bahgia, akhirnya Mama bisa jalan, dan kembali menjadi Nyonya Surya Sucipto seutuhnya," ucap Rima.     

"Apa lagi, Papa, Papa sangat bahagia, kalian kembali berada di dalam rumah ini. Seperti sebuah mimpi," ucap Surya.     

"Pa, janji ya, jangan ulangi lagi," pinta Rima.     

"Iya, Ma, Papa berjanji tidak akan lagi menduakan, Mama! Hanya Mama, satu-satunya wanita dalam hidup Papa, saat ini dan sampai mati!" ucap Surya penuh yakin.     

Lalu Rima kembali memeluk Surya.     

"Kita sudah melewati badai yang cukup besar, dan sudah saatnya kita sekarang hidup tenang dan bahagia," ujar Rima.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.