Bullying And Bloody Letters

Di Permalukan



Di Permalukan

0"Gila, kamu nangis?!" tanya Nino yang kaget.     

"Jangan-jangan ini cuman terik dia saja! Coba lihat semua orang melihat ke arah kita!" ujar Derry.     

"Stop! Hentikan akting kamu, Ayumi! Kami sudah bosan, dan akui perbuatan mu kepada, Nino, sahabatku!" ancam Aldo.     

"Loh, memangnya apa salahku?! Aku ini tidak melakukan apa-apa lo?!" tanya balik Ayumi.     

Dan seketika semua orang melihat ke arah mereka bertiga dengan tatapan kesal.     

Mereka pikir, Aldo dan kawan-kawannya lah yang sedang menyakiti Ayumi.     

"Kita pergi, Do! Mereka melihat ke kita dengan wajah kesal, yang ada kita malah di tuduh yang tidak-tidak lagi," ajak Nino.     

"Jangan!" sergah Aldo.     

"Aku ini sudah punya pacar, Ayumi! Jadi tolong jangan menggangguku! Lagi pula sampai kapan kamu akan bertingkah murahan! Dan menuduh, Nino, sahabatku yang tidak-tidak?!" tanya Aldo kepada Ayumi dengan suara yang menggelegar.     

Seketika seluruh orang melihat ke arah Ayumi dan Aldo, mereka melupakan Nino.     

"Aku ... aku ....?" Ayumi terlihat sangat gugup kebingungan untuk menjawab pertanyaan dari Aldo.     

"Kamu bertingkah seperti gadis lemah, tapi lihat di dalam sakumu?!" Aldo merogoh saku Ayumi yang berisi rokok dan korek api lalu Aldo melemparkannya ke bawah.     

"Kamu itu bukan gadis lemah yang seperti kelihatannya!"     

Ayumi tampak sangat panik.     

"Hai semuanya! Aku peringatkan jangan sekali-kali mudah percaya dengan gadis seperti dia! Apa lagi dengan pesan berantai yang tidak jelas kebenarannya!" teriak Aldo.     

Mereka semua tampak mulai mempercayai ucapan Aldo.     

Kebetulan yang ada di tempat itu, mayorotas adalah para siswa dan siswi Pratama Jaya High School.     

Melihat perubahan para orang-orang, yang sepertinya tidak lagi terlalu menuduhnya membuat Nino, bisa tersenyum tenang dan lega.     

Dia juga merasa puas melihat Ayumi di permalukan oleh Aldo.     

"Ini baru sahabat ku!" ujar Nino penuh bangga.     

Lalu Ayumi yang sedang malu dan sedikit panik itu pun langsung pergi meninggalkan tempat itu.     

"Ternyata dia itu cuman seorang gadis bar-bar!"     

"Iya! Lagian mana boleh gadis yang masih seorang siswa sekolah seperti kita meroko? Padahal dia itu kan sekolah di sekolah yang elite!"     

"Iya, benar! Jago banget akting ya!"     

"Iya, sampai kirim pesan berantai, pasti si Ringgo sudah di pengaruhi oleh dia!"     

"Ya pastinya dong! Siapa yang tidak terpengaruh oleh gadis cantik berparas malaikat baik hati sepertinya itu!"     

"Haha haha haha! Iya benar!"     

Setelah kepergian Ayumi meninggalkan tempat itu, seluruh orang di jalananan bebas kendaraan itu tampak membicarakannya sama persis saat mereka membicarakan Nino waktu itu.     

Sedangkan itu Ayumi terus berlari dengan sangat cepat dan dia berhenti di sebuah cafe.     

Lalu dia duduk sejenak untuk mengatur nafasnya.     

"Sialan! Kenapa Aldo, setega itu kepadaku! Dan dengan seperti ini, pasti Nino, bahagia banget hari ini!" gerutu Ayumi.     

Lalu tampak orang-orang yang ada di kafe itu melihat dengan nanar ke arahnya.     

"Sialan! Mengapa mereka melihat ku dengan tatapan seperti itu?" gumam Ayumi lagi.     

"Ah, sial! Pasti, Nino, merasa hari ini sudah menang dari ku!"     

Lalu tampak sepasang muda-mudi yang duduk di bangku sampingnya membicarakan Ayumi.     

"Loh, itu kan gadis dalam vidio ini," ucap yang wanita.     

"Iya, dia gadis yang sok alim tapi sebenarnya jahat itu, 'kan?"     

"Iya, yang kemarin menghina si Nino, anak kelas sebelah,"     

Dan mendengar dua orang yang sedang berbisik-bisik membicarakannya itu, membuat Ayumi merasa penasaran dan segera melihat ponsel yang di pegang oleh pasangan itu.     

"Kalian ngomongin aku ya?!" tuduh Ayumi seraya merebut paksa ponsel milik mereka.     

"Eh, apa-apaan sih, itu, 'kan ponsel milikku!" keluh si wanita.     

"Iya! Itu ponsel milik pacar saya!" sergah si pria.     

Tapi Ayumi tidak memperdulilannya, dan dia melihat isi vidio yang baru saja dua orang itu tadi lihat.     

"Sialan! Ini 'kan vidio aku tadi di jalanan!" ujar Ayumi yang merasa sangat kaget.     

Dan tanpa berpikir panjang Ayumi langsung membanting ponsel itu, hingga pecah berhburan di lantai.     

"Woy! Itu ponsel aku!" protes si wanita dengan kesal.     

"Iya! Itu ponsel pacar saya kenapa malah kamu pecahkan?!" imbuh si pria yang juga tampak sangat marah dan kesal.     

"Haha! Salah siapa kalian berani menggosipkan ku yang tidak-tidak!" sahut Ayumi.     

"Wah, jadi benar ya, si Ayumi anak baru yang cantik dan anggun itu, ternyata aslinya begini?!" cerca si wanita.     

Dan seketika Ayumi terdiam tak bergeming, dia tidak tahu kenapa dia bisa kelepasan dan marah-marah seperti ini.     

Padahal selama di Indonesia, dia sedang berusaha menahan tabiat buruknya.     

Dia berusaha menahan emosinya yang selalu meledak-ledak, agar tercipta kesan yang bagus untuk dirinya.     

Yaitu, Ayumi di gadis baik hati, lembut dan juga di idolakan semuan anak pria.     

Dia tidak mau dirinya yang terkenal sangat kasar dan pembangkang di Sydney, kembali menjadi ciri khasnya di sini.     

Dan hal ini juga yang di perintahkan oleh sang ayah, karna beliau tidak mau anaknya terus-terusan di cap jelek dan si tukang pembuat masalah.     

Tapi Ayumi malah sudah kelepasan, semua karna perlakuan Aldo terhadapnya tadi, dan ketika dia di permalukan tadi ada seseorang yang merekam dirinya dan menyebarkan vidionya.     

"Ah, dasar sial!" teriak Ayumi seraya berlari pergi dan keluar dari kafe itu.     

"Woy! Kamu mau kemana?! Ganti ponsel miliku yang rusak ini!" teriak si wanita yang sedang makan bersama pacarnya itu.     

"Sabar, Sayang," ucap sang pria.     

"Dasar, Wanita Sialan!" umpat si wanita itu lagi.     

Sementara itu, Ayumi berlari dengan cepat dan menaiki mobil taksi lalu dia pulang ke rumahnya.     

dan ketika sudah sampai di rumah Ayumi, tampak mengamuk dan membanting seluruh barang-garang yang ada di rumahnya.     

Terutama di bagian kamarnya, nyaris seperti kapal pecah, semua tampak sangat berantakan.     

"Aku benci di sini! Aku juga benci di Sydney! Semua orang membenci ku!" teriak Ayumi sambil membanting-banting barang.     

"Aldo! Awas saja ya! Aku akan balas semua ini! Begitu pula dengan kamu, Nino! Aku akan buat semua orang yang sudah menjatuhkanku menjadi lebih jatuh bahkan terpuruk dan tidak bisa bangun lagi karna aku!" ujar Ayumi lagi dengan nada yang berteriak-teriak.     

Ayumi memang selalu marah-marah dan tidak bisa mengrndalikan emosinya sedikit pun ketika dirinya mendapatkan masalah.     

Dia tidak suka di hina apalagi sampai di tertawakan seperti ini.     

Dia selalau ingin mendapatkan apa yang dia inginkan, entah dengan cara apa pun itu.     

Sejak kecil sang ayah selalu memanjakan dan menuruti apa yang dia inginkan, sehingga Ayumi tumbuh menjadi anak yang sangat egois dan selalu ingin menang serta mendapatkan apa yang dia inginkan.     

"Tak hanya kamu, Aldo! Aku akan pastikan si kepala sekolah sialan itu, juga akan menderita karna ulahku! Dan dengan begitu kalian akan tahu diapa, Ayumi, yang sebenarnya, haha haha!"     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.