Bullying And Bloody Letters

Kerja Sama Ayumi Dan Rasty



Kerja Sama Ayumi Dan Rasty

0"Ehem, bagaimana kalau kita bergabung untuk mencelakai, bu Raisa? Karna saya tahu kalau, Bu Rasty, pasti punya niat buruk sama Bu Raisa?"     

"Haha! Sok tahu kamu!" cerca Rasty.     

"Lalu untuk apa orang seperti anda tiba-tiba, berada di depan gerbang, dan mengintip diam-diam seperti seorang maling?"     

"Berani kamu berkata, tidak sopan kepada wali kelas mu sendiri?!"     

"Bu, saya bertanya baik-baik, dan saya pun juga berkata dengan sangat baik-baik, bukanya anda yang tidak sopan kepada saya?"     

"Ah, diam! Sekarang kamu keluar! Atau saya akan memberikan nilai terburuk kepada kamu!" ancam Rasty.     

"Wah, anda berani sekali ya, Bu Rasty? Apa anda tidak tahu siapa saya? Saya ini anak siapa? Apa masih perlu saya jelaskan ulang kepada anda?".     

Seketika Rasty terdiam tak bergeming. Dia tahu kalau orang tua Ayumi itu adalah orang yang sangat kaya raya dan sangat berpengaruh di negara ini.     

Tentu saja kalau sampai dia berbuat yang tidak-tidak kepada Ayumi, justru keselamatanya sendiri yang akan terancam.     

"Loh, kenapa, Bu Rasty, terdiam? Apa Bu Rasty sudah mulai takut dengan saya?" tanya Ayumi.     

"Diam Kamu!"     

"Haha haha! Jangan sok galak kalau pada kenyataannya sebenarnya anda itu takut,"     

"Diam! Aku tidak takut dengan siapa pun!"     

"Oh ya?! Ah, sudahlah, anda cukup mengaku saja, sebenarnya apa niat anda di depan rumah bu Raisa?"     

"Sudah ku bilang itu bukan urusan mu!"     

"Ah, baiklah kalau begitu, anda tidak perlu mengatakan hal-hal yang menurut anda tidak perlu anda katakan, dan saya hanya ingin mengajak anda bekerja sama dengan saya!"     

"Bekerja sama untuk apa?!"     

"Ssst, sabar, Bu Rasty, saya hanya ingin mengajak anda, bekerja sama dengan saya untuk menyingkurkan bu Raisa," jawab Ayumi.     

Dan Rasty pun tersenyum tipis memandang Ayumi.     

"Kenapa kamu ingin sekali aku bergabung dengan mu? Apa pula untungnya bagi diriku bergabung dengan seorang anak ingusan seperti mu!" cerca Rasty.     

"Ya tentu saja, anda akan mendapatkan banyak hal yang menguntungkan jika anda bersama saya,"     

Lalu Ayumi pun mengatakan alasannya kenapa dia sangat membenci Raisa dan sangat ingin sekali menyingkirkan Raisa.     

Yaitu karna dia merasa cemburu melihat Riasa yang dekat dengan Aldo, dan nampaknya Aldo juga sangat menyukai Raisa di bandingkan dengan dirinya.     

"Haha! Jadi itu alasan kamu sangat membenci Raisa?"     

"Iya! Memangnya kenapa, Bu Rasty, malah tampak menertawakan saya seperti itu?"     

"Ya agak lucu saja, hanya karna sebuah cinta yang bertepuk sebelah tangan kamu sampai ingin menyingkirkan kepala sekolah mu sendiri!"     

"Yah tentu saja! Aku ini bisa melakulan apa pun untuk mendapatkan apa yang aku mau?" tegas Ayumi.     

Dan sikap Ayumi yang egois serta pantang menyerah itu membuat Rasty menjadi teringat dengan mendiang sang kaka.     

Karna Nindi adalah seorang yang rela melakukan apa pun untuk mendapatkan sesuatu yang dia inginkan.     

Dan Rasty juga merasa tidak ada rugi baginya untuk bergabung bersama Ayumi, justru hal itu akan membuatnya menjadi mudah untuk menyingkirkan Raisa dan Rima dari ke hidupannya.     

"Loh, kenapa Bu Rasty malah tertawa saja? Apa anda mulai setuju dengan ajakan saya ini?" tanya Ayumi.     

"Yah! Aku mau!" jawab Rasty dengan tegas.     

"Bagus, dan sebagai partner yang baik, apa Bu Rasty, tidak mau mengatakan sesuatu kepada saya?" tanya Ayumi.     

"Sesuatu apa?"     

"Ya sesuatu hal yang membuat anda menjadi sangat membenci bu Raisa, dan sangat ingin mencelakainya?"     

"Oh! Jadi kamu masih penasaran ya?"     

"Tentu saja! Saya sudah menceritakan semua alasan saya kepada Ibu, dan sekarang giliran Bu Rasty, yang mengatakan semuanya kepada saya,"     

"Ah, baiklah saya akan mengatakan kepada kamu, bahwa saya membenci Raisa karna sesuatu yang besar dalam hidup saya!"     

"Maksud, Bu Rasty, apa?"     

"Karna keluarganya! Keponakan dan kaka kandungku jadi mati!"     

"Mati? Maksudnya bagaimana?!"     

"Terlalu panjang untuk di ceritakan sekarang, intinya saya ingin menggantikan dia menjadi kepala sekola lagi, dan membunuh dia dan keluarganya, serta menguasai seluruh harta kekayaan Sucipto tanpa tersisa!" ujar Rasty yang menjelaslan kepada Ayumi dengan ekspresi yang sangat menggabu-gebu.     

"Wah, cukup besar ya ternyata niat dari, Bu Rasty!" ujar Ayumi seraya berdecak kagum.     

"Tentu saja, memangnya kamu! Hanya karna sebuah cinta monyet kamu hendak menyingkirkan Raisa!"     

Brak!     

Seketika Ayumi menggebrak meja milik Rasty. Dan Rasty pun tampak sangat kaget karna melihatnya.     

"Apa-apaan sih? Bikin kaget saja!" keluh Rasty.     

"Jangan katakan perasaan cinta saya kepada Aldo itu hanya sebagai cinta monyet!" ujar Ayumi yang tak terima.     

"Astaga! Hanya karna hal itu kamu jadi semarah ini!" keluh Rasty.     

"Tentu saja! Aku ini bukan seperti gadis-gadis yang lain, aku tidak pernah merasakan perasaan suka kepada seorang pria sampai seperti ini! Aku pikir dia adalah satu-satunya anak lelaki yang benar-benar sudah mencuri hatiku! Jadi jangan seenaknya anda mengatakan saya dengan sebuatan itu!"     

Terlihat jelas kemarahan yang terpancar dari dalam wajah seorang Ayumi.     

Dan hal itu membuat Rasty menjadi sangat takjub.     

"Baiklah! Sepertinya aku memang harus mendukungmu! Dan aku juga minta maaf atas parkataanku yang tadi, jadi aku menariknya kembali," ujar Rasty.     

"Bagus!" jawab Ayumi. "Kalau begitu saya pamit, saya mau kembali ke kelas, dan saya ucapkan terima kasih sudah mau bekerja sama dengan saya! Jadi saya bisa dengan mudah mencelakai kepala sekolah itu, kita bahas soal ini nanti di telepon, dan saya permisi ke kelas dulu,"     

"Baik silakan!"     

Lalu Ayumi pun keluar dari dalam ruangan Rasty.     

Dan di luar dia berpapasan dengan Raisa yang kebetulan sedang lewat.     

Ayumi tampak sedikit kaget, dan Raisa pun segera menayapa Ayumi.     

"Ayumi, kamu sedang apa di sini?" tanya Raisa.     

"Ah, saya ada perlu dengan bu Rasty, ada beberapa materi yang tidak saya pahami," jawab Ayumi beralibi.     

"Oh, begitu ya,"     

"Iya, Bu. Kalau begitu saya permisi dulu ya Bu," ujar Ayumi.     

"Iya, silakan!" jawab Raisa.     

Dan Raisa memandangi ke arah Ayumi yang sedang berjalan berlawanan arah dengannya.     

Dia merasa sangat aneh, dengan Ayumi.     

Karna jarang sekali dia masuk ke dalam ruangan Rasty, dia merasa ada sesuatu yang sedang Ayumi dan Rasty rencanakan untuk dirinya.     

Karna Raisa sudah tahu tentang keburukan Ayumi dari cerita Aldo, apa lagi, sejak awal bertemu terlihat sekali jika Ayumi itu tidak menyukainya.     

Dan bahkan Raisa juga bisa melihat dari sorot mata Ayumi, bahwa Ayumi itu sangat menyukai Aldo.     

Sedangkan selama ini Aldo sangat dekat dengannya, hal itu bisa saja menjadikan alasan bahi Ayumi untuk bergabung dengan Rasty, karna enatah dari mana asalnya mungkin saja Ayumi tahu kalau Rasty juga membenci dirinya.     

Tapi sekali lagi itu semua hanya dugaan, dan Raisa tidak punya bukti yang nyata, yang artinya dugaannya itu belum tentu benar.     

"Ah, sudahlah! Jangan terlalu berpikir negatif," ujar Raisa, dan lalu dia pun pergi ke ruangannya.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.